JAKARTA - Peningkatan layanan ibadah umrah dari kawasan timur Indonesia kini semakin nyata. Garuda Indonesia mengambil langkah strategis dengan membuka rute langsung dari Makassar menuju Jeddah. Langkah ini tak hanya menandai perkembangan konektivitas udara antarnegara, tetapi juga menjadi wujud perhatian terhadap kemudahan akses spiritual umat Muslim di luar Pulau Jawa.
Rute penerbangan umrah ini menjadi bagian penting dari perluasan jaringan layanan Garuda Indonesia dalam memenuhi kebutuhan umat yang hendak menjalankan ibadah ke Tanah Suci. Keberangkatan dilakukan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, menggunakan armada Airbus Neo. Pada penerbangan pertama, seluruh kursi yang berjumlah 360 terisi penuh oleh jemaah asal Sulawesi Selatan.
Jemaah tersebut merupakan peserta program umrah yang tergabung dalam Safina Travel, mitra resmi Garuda Indonesia dalam penyediaan layanan perjalanan ibadah. Kolaborasi ini membuktikan bahwa kerja sama strategis antara maskapai nasional dan pihak swasta mampu memperluas jangkauan layanan keagamaan secara efektif dan profesional.
Chief Executive Officer (CEO) Dream Aviation, Muhammad Umar Bakadam, menegaskan bahwa pembukaan rute Makassar–Jeddah ini merupakan bagian dari ekspansi nasional layanan penerbangan umrah. Ia menyebut, sebelumnya telah dilakukan penerbangan perdana dari kota lain seperti Surabaya. Kini, Makassar menjadi titik pemberangkatan utama lainnya, mengingat tingginya antusiasme masyarakat kawasan timur Indonesia untuk menjalankan ibadah umrah.
“Makassar kami layani empat kali dalam seminggu, Surabaya enam kali, Jakarta juga empat kali, lalu Palembang dan Medan masing-masing dua kali,” ujar Muhammad Umar menjelaskan pola layanan umrah mingguan dari berbagai kota besar.
Ia menambahkan bahwa seluruh kursi dalam penerbangan perdana dari Makassar ke Jeddah telah terisi penuh, menunjukkan respon luar biasa dari masyarakat. Bahkan, untuk seluruh jadwal di bulan yang sama, semua penerbangan dari Makassar telah dinyatakan penuh. Antusiasme ini menjadi sinyal kuat bahwa akses langsung ke Tanah Suci sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia bagian timur.
General Manager PT Garuda Indonesia, Arne Suryoyudo Sasmita, mengungkapkan bahwa kerja sama dengan Safina Travel telah terjalin sejak semester lalu. Permintaan tinggi dari masyarakat Sulawesi Selatan mendorong peningkatan frekuensi penerbangan dari dua kali menjadi empat kali seminggu.
“Awalnya hanya dua kali seminggu, tapi musim ini kami tingkatkan karena permintaan sangat tinggi,” kata Arne.
Ia juga menegaskan bahwa kenyamanan jemaah menjadi prioritas utama Garuda Indonesia. Oleh karena itu, armada yang digunakan adalah Airbus Neo, yang dikenal unggul dalam kenyamanan perjalanan jarak jauh.
“Kami ingin memberikan pengalaman ibadah yang nyaman sejak dari tanah air. Fasilitas dan layanan kami siapkan sebaik mungkin,” tegas Arne.
Lebih dari sekadar layanan komersial, pembukaan rute ini juga menjadi langkah strategis dalam mendekatkan layanan keagamaan kepada masyarakat daerah. Garuda Indonesia memandang bahwa akses ibadah yang mudah harus menjadi bagian dari upaya pemerataan layanan publik, terutama untuk kawasan timur Indonesia yang selama ini harus transit di kota-kota besar seperti Jakarta.
General Manager Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggus Gandeguai, juga menyampaikan bahwa pihaknya terus berbenah untuk menyambut kebutuhan operasional penerbangan internasional, khususnya untuk layanan umrah. Meskipun terminal baru masih dalam tahap pembangunan, pengelola bandara memastikan pelayanan jemaah tetap optimal.
“Penerbangan umrah menggunakan pesawat wide body tentu jadi tantangan tersendiri bagi bandara yang sedang dalam tahap pengembangan,” ujar Minggus.
Ia menyebut bahwa kapasitas terminal sementara sekitar 400 kursi. Namun, penyesuaian layanan dilakukan dengan sistem pengaturan penumpang secara ketat, agar tidak mengganggu arus penumpang reguler lainnya.
“Kami pastikan jemaah tetap dilayani dengan baik. Ketika ada penerbangan umrah, kami lakukan penyesuaian agar proses tetap lancar,” tambahnya.
Dalam jangka panjang, pembangunan terminal baru ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Terminal tersebut nantinya akan menyediakan ruang khusus untuk pengantar jemaah dan pengelolaan arus kedatangan dan keberangkatan agar lebih tertib dan nyaman.
Jika ditelisik lebih jauh, pembukaan rute ini tidak hanya bermanfaat dari sisi spiritual dan pelayanan publik, namun juga membuka peluang ekonomi baru. Jasa travel, akomodasi lokal, serta pelaku usaha penunjang umrah seperti penyedia koper, jasa penukaran uang, hingga pengemudi transportasi lokal turut merasakan dampak positif dari meningkatnya pergerakan jemaah dari wilayah timur.
Keputusan Garuda Indonesia membuka rute Makassar–Jeddah menjadi simbol inklusivitas pelayanan dan komitmen maskapai nasional dalam menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. Terlebih dengan tingginya minat masyarakat, rute ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang.
Diharapkan langkah ini dapat memperkuat ekosistem perjalanan ibadah umrah nasional yang lebih terintegrasi, efisien, dan ramah terhadap kebutuhan jemaah dari berbagai daerah.