JAKARTA - Usia 18 kerap dipandang sebagai titik awal kedewasaan bagi banyak orang. Namun bagi Lamine Yamal, usia ini bukan sekadar simbol bertambahnya umur, melainkan tonggak sejarah bagi perjalanan karier yang sudah lebih dulu menorehkan tinta emas di jagat sepak bola dunia.
Pemain muda asal Spanyol ini kini menjadi bahan perbincangan hangat, bukan hanya karena bakatnya yang luar biasa, tetapi juga karena torehan prestasinya yang mengejutkan banyak pengamat melampaui para legenda di usia yang sama, seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Nama Yamal mulai melejit sejak dirinya dipercaya tampil bersama tim utama Barcelona di usia 15 tahun. Kepercayaan itu tidak disia-siakan. Ia tampil dengan penuh percaya diri, menjadi bagian integral dalam skuad Blaugrana, dan bahkan menjadi pembeda di sejumlah laga penting. Hingga kini, ia sudah mengoleksi 25 gol dari 106 penampilan di semua kompetisi aura yang sangat langka untuk pemain seusianya.
Jika dirunut prestasinya bersama klub, kontribusi Yamal tidak main-main. Ia turut membawa Barcelona meraih dua gelar La Liga, satu Copa del Rey, dan satu Piala Super Spanyol. Dominasi ini seolah mengisyaratkan bahwa pemain berposisi sayap ini sudah menyatu dengan DNA juara klub Catalan.
Namun karier gemilangnya tak berhenti di level klub. Di panggung internasional, ia telah mencatatkan debut bersama Timnas Spanyol saat usianya masih sangat belia. Hingga kini, ia telah mencetak enam gol dari 20 penampilan untuk La Roja. Puncaknya, ia menjadi bagian penting dari skuad Spanyol yang menjuarai Euro 2024. Di laga final melawan Inggris, Yamal tampil menonjol dan membantu negaranya mengangkat trofi paling prestisius di benua biru.
Tak heran jika pencapaian luar biasa tersebut membawanya masuk dalam jajaran nomine Ballon d’Or, bahkan sebagai kandidat termuda sepanjang sejarah penghargaan bergengsi itu. Menempati posisi kedelapan di usia 17 tahun menjadi sinyal kuat bahwa dunia telah menyambut kehadiran bintang baru.
Lantas, bagaimana jika dibandingkan dengan para ikon sepak bola dunia seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di usia 18 tahun?
Mari kita tengok kembali catatan sejarah. Lionel Messi, sang legenda Argentina, menjalani debut kompetitif untuk Barcelona pada Oktober 2004 saat berusia 17 tahun. Hingga ulang tahunnya ke-18, ia baru mencetak satu gol dari sembilan pertandingan. Debut internasionalnya pun baru terjadi setelah ia menginjak 18 tahun, tepatnya saat melawan Hungaria pada Agustus 2005.
Sementara Cristiano Ronaldo memulai karier profesionalnya di Sporting Lisbon pada usia 17 tahun. Ketika berusia 18 tahun, ia telah mencetak lima gol dalam 19 pertandingan. Namun pencapaian terbesarnya di usia itu adalah kepindahan ke Manchester United yang membuka gerbang kejayaannya di pentas internasional. Debutnya untuk Timnas Portugal baru terjadi beberapa bulan setelah ulang tahunnya yang ke-18.
Jika merujuk pada statistik, kontribusi tim, dan dampak permainan, maka Lamine Yamal unggul jauh di usia yang sama. Baik Messi maupun Ronaldo meski kemudian menjadi legenda sejati tidak menampilkan catatan seimpresif Yamal pada tahap awal karier mereka.
Namun tentu saja, membandingkan tiga pemain dari generasi berbeda tidak selalu sepadan. Lingkungan sepak bola telah berubah, begitu pula ekspektasi dan sistem pengembangan pemain muda. Akan tetapi, pencapaian Yamal tetap tak bisa dikesampingkan. Ia bukan hanya talenta alami, melainkan sosok yang telah teruji dalam tekanan tinggi di usia sangat muda.
Apakah ini berarti Yamal akan menyaingi dominasi Messi dan Ronaldo dalam satu dekade ke depan? Jawabannya tentu belum pasti. Namun, satu hal yang bisa dipegang: ia telah membuktikan diri sebagai bintang paling bersinar dalam usianya.
Yang menarik, popularitas Yamal bukan hanya soal statistik. Ia punya kepribadian yang membumi dan menginspirasi. Bahkan dalam beberapa momen, ia menunjukkan sisi religius dengan mengucapkan selamat berpuasa kepada penggemarnya hal yang membuatnya semakin dekat dengan publik global, terutama komunitas Muslim.
Dengan jalan yang masih sangat panjang, Yamal tampak memiliki semua atribut untuk menjadi ikon baru sepak bola dunia. Konsistensi, mentalitas, serta dukungan dari sistem dan klub yang tepat menjadi faktor penentu berikutnya.
Kini, bola ada di tangannya. Akankah Lamine Yamal menjadi suksesor sejati dari era Messi dan Ronaldo? Ataukah ia akan menciptakan eranya sendiri yang bahkan bisa melampaui para pendahulunya? Dunia tengah menanti jawabannya.
Namun satu hal sudah pasti: belum pernah ada pemain berusia 18 tahun yang begitu bersinar terang seperti Lamine Yamal hari ini.