Listrik

Tren Konsumsi Listrik Nasional Meningkat

Tren Konsumsi Listrik Nasional Meningkat
Tren Konsumsi Listrik Nasional Meningkat

JAKARTA - Indonesia menunjukkan tren positif dalam penggunaan listrik nasional selama tahun 2025. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi listrik per kapita nasional pada paruh pertama tahun ini mencapai 1.448 kilowatt hour (kWh), mendekati target tahunan yang dipatok sebesar 1.464 kWh. Angka ini mencerminkan peningkatan kebutuhan energi yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan aktivitas masyarakat yang semakin dinamis.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa konsumsi listrik per kapita merupakan tolok ukur penting untuk melihat perkembangan ekonomi negara. "Konsumsi listrik per kapita untuk menentukan pertumbuhan ekonomi kita, itu biasanya juga (dilihat) dari konsumsi," ujarnya. Oleh sebab itu, capaian mendekati 99% dari target ini menjadi sinyal positif bahwa permintaan energi domestik terus menguat, mendukung aktivitas industri, bisnis, dan rumah tangga.

Tren Konsumsi Listrik yang Konsisten Meningkat

Melihat data historis, konsumsi listrik per kapita di Indonesia terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada 2021, konsumsi listrik per kapita sebesar 1.123 kWh, meningkat menjadi 1.173 kWh di tahun 2022. Selanjutnya, pada 2023 mencapai 1.337 kWh, dan naik lagi menjadi 1.411 kWh pada 2024. Peningkatan berkelanjutan ini menunjukkan pergeseran pola konsumsi masyarakat dan perkembangan sektor ekonomi yang semakin menggantungkan diri pada energi listrik.

Kenaikan konsumsi ini juga menandakan bahwa akses dan ketersediaan listrik semakin membaik, seiring dengan ekspansi jaringan listrik dan peningkatan kapasitas pembangkit yang terus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini penting untuk memastikan setiap wilayah di Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil, mendapatkan pasokan listrik yang memadai.

Penambahan Kapasitas Listrik Terpasang: Kunci Menjawab Kebutuhan Energi

Selain konsumsi listrik, kapasitas listrik terpasang di Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama semester pertama 2025. Tercatat ada penambahan kapasitas sebesar 4,4 gigawatt (GW), sehingga total kapasitas listrik nasional mencapai 105 GW pada Juni 2025. Angka ini naik sekitar 4,38% dari posisi akhir 2024 yang sebesar 100,6 GW.

Penambahan kapasitas ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ketahanan energi nasional dan mengantisipasi lonjakan permintaan listrik di masa depan. Dengan kapasitas yang memadai, diharapkan pasokan listrik dapat berjalan lancar tanpa gangguan, sehingga mendukung berbagai sektor ekonomi dan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Energi Baru Terbarukan: Pertumbuhan Masih Belum Signifikan

Meskipun kapasitas listrik terpasang terus bertambah, peningkatan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) masih berjalan lambat. Pada paruh pertama 2025, tambahan kapasitas EBT hanya mencapai 876,5 megawatt (MW), sehingga porsi bauran energi terbarukan naik tipis dari 14,68% di 2024 menjadi 15,2% pada Juni 2025.

Penambahan kapasitas EBT ini berasal dari beberapa pembangkit yang mulai beroperasi, seperti PLTP Lumut Balai, PLTP Ijen, dan PLTP Salak dengan total 105,2 MW; PLTA Merangin di Jambi sebesar 492 MW; PLTM Merangin Jambi dan PLTM Kanzy Bengkulu dengan 8,2 MW; PLTS tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 233,3 MW; serta PLTBm di berbagai daerah dengan kapasitas 37,8 MW.

Meskipun demikian, peningkatan porsi energi terbarukan ini masih harus terus didorong agar sesuai dengan target pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon.

Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan Energi Nasional

Meningkatkan konsumsi listrik yang diiringi dengan perluasan kapasitas pembangkit bukan tanpa tantangan. Pemerintah harus menghadapi berbagai kendala seperti pengembangan infrastruktur di daerah terpencil, keterbatasan investasi, hingga teknologi pembangkit yang ramah lingkungan.

Selain itu, mempercepat pengembangan energi baru terbarukan membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, investor, dan pemangku kepentingan lain. Peningkatan kapasitas EBT juga memerlukan inovasi teknologi serta kebijakan yang mendukung agar biaya investasi menjadi lebih efisien dan berkelanjutan.

Strategi Pemerintah Mendorong Ketersediaan Energi dan Ketahanan Nasional

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementerian ESDM berkomitmen melakukan evaluasi dan pembenahan secara terus-menerus. Pemerintah mendorong percepatan pengembangan kapasitas listrik melalui proses perizinan yang lebih efisien serta insentif bagi investasi di sektor energi terbarukan.

Selain itu, pengawasan ketat dan sinergi antara pemerintah, kontraktor, dan stakeholder energi diharapkan mampu mempercepat realisasi target penyediaan energi nasional. Pemerintah juga menargetkan peningkatan bauran energi hijau yang tidak hanya mendukung kelestarian lingkungan, tetapi juga menjaga stabilitas pasokan listrik jangka panjang.

Momentum Positif bagi Pertumbuhan Energi dan Ekonomi

Dengan capaian konsumsi listrik per kapita yang mendekati target di tengah peningkatan kapasitas pembangkit nasional, Indonesia menunjukkan kemajuan nyata dalam memenuhi kebutuhan energi domestik. Tren positif ini tidak hanya menggambarkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi modal penting dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Ke depan, optimalisasi pengembangan energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya energi fosil yang efisien harus terus dijalankan untuk memastikan ketahanan energi nasional. Dengan kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, Indonesia siap menghadapi tantangan energi masa depan sekaligus memperkuat pondasi ekonomi negara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index