JAKARTA - Kesadaran akan pentingnya literasi keuangan di kalangan generasi muda semakin menjadi perhatian berbagai institusi pendidikan tinggi. Salah satunya ditunjukkan oleh Kelompok Studi Pasar Modal Universitas Ahmad Dahlan (KSPM UAD) yang mengambil langkah strategis untuk memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai dunia investasi, khususnya saham dan pasar modal syariah. Melalui penyelenggaraan seminar bertema "Investor Lab: Eksperimen dan Analisis dalam Dunia Saham", KSPM UAD berupaya membekali peserta dengan pengetahuan praktis dan teoritis mengenai instrumen investasi.
Acara edukatif ini digelar di Auditorium Kampus I-A Universitas Ahmad Dahlan dan melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai program studi. Seminar tidak hanya menjadi wadah pembelajaran formal, tetapi juga menjadi medium eksplorasi langsung terhadap dinamika investasi yang semakin kompleks di era digital.
Dengan menggandeng narasumber dari Bursa Efek Indonesia dan perusahaan sekuritas, KSPM UAD menghadirkan pengalaman belajar yang menyeluruh. Fokus utama kegiatan ini adalah membentuk pola pikir mahasiswa agar lebih siap dan adaptif dalam memahami realitas pasar modal serta menciptakan budaya investasi yang bertanggung jawab.
Agnes Sindhunita Kusumastuti, selaku Executive Trainer dari Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (KP BEI) Yogyakarta, membuka seminar dengan pemaparan menyeluruh mengenai ekosistem pasar modal di Indonesia. Dalam sesinya, ia menjelaskan berbagai produk pasar modal seperti saham, obligasi, reksa dana, hingga instrumen derivatif. Selain itu, ia juga menyoroti faktor-faktor yang memengaruhi nilai investasi, termasuk dampak inflasi dan pentingnya pemahaman atas regulasi pasar.
"Per 1 Juli 2025, terdapat lebih dari 900 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ini adalah peluang besar bagi generasi muda untuk ikut memiliki bisnis dan berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Agnes dalam presentasinya.
Salah satu nilai penting yang disampaikan adalah bagaimana pasar modal memberikan peluang kepemilikan atas perusahaan publik kepada masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa yang baru mulai mengenal dunia investasi. Dalam konteks ini, pemahaman terhadap struktur pasar, jenis produk, dan risikonya menjadi sangat penting untuk meminimalkan potensi kerugian.
Seminar kemudian dilanjutkan dengan sesi khusus yang membahas pasar modal syariah. Hery Gunawan Muhamad, S.IP., M.E., CES., selaku Kepala Divisi Syariah dari FAC Sekuritas, memberikan pemahaman mendalam terkait analisis saham berdasarkan prinsip syariah. Materi ini menjadi relevan mengingat meningkatnya minat generasi muda Muslim terhadap investasi yang sesuai dengan kaidah keuangan Islam.
Ia menekankan pentingnya penggunaan data historis dan analisis teknikal dalam menentukan keputusan investasi yang cerdas dan bertanggung jawab. Selain itu, Hery juga menyoroti tren pasar modal syariah yang semakin berkembang di Indonesia, menunjukkan bahwa pilihan berinvestasi secara syariah bukan hanya etis, tetapi juga menjanjikan secara finansial.
Dalam paparannya, ia menyampaikan ajakan kepada mahasiswa agar tidak hanya menjadi penonton dalam pergerakan pasar, melainkan turut aktif menjadi pelaku investasi yang melek literasi dan analisis.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan sepanjang acara. Mahasiswa tampak aktif berdiskusi mengenai cara memilih saham potensial, strategi menghadapi ketidakpastian pasar, dan kiat mengelola investasi di tengah keterbatasan pengetahuan maupun modal.
Mereka pun menunjukkan minat tinggi dalam mengenali berbagai pendekatan investasi, baik konvensional maupun syariah, serta potensi jangka panjang yang ditawarkan oleh pasar modal sebagai sarana pembangunan ekonomi pribadi maupun nasional.
Ahmad Rizal Solihuddin, Direktur Pembina Galeri Investasi UAD, turut menyampaikan apresiasinya terhadap semangat dan antusiasme mahasiswa. Ia menilai kegiatan seperti ini sangat penting sebagai bentuk kontribusi kampus dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja dan kewirausahaan.
"Pemahaman yang baik tentang pasar modal akan menjadi modal penting bagi mahasiswa untuk bersaing di dunia kerja maupun membangun usaha sendiri. Seminar seperti ini menjadi langkah awal yang strategis," ungkap Rizal.
Ia juga menekankan bahwa literasi keuangan bukan hanya soal memahami teori, tetapi juga bagaimana mahasiswa dapat mempraktikkannya dengan penuh tanggung jawab. Dalam konteks ini, kampus melalui KSPM UAD diharapkan menjadi pusat edukasi keuangan yang progresif dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Lebih jauh, seminar ini menjadi bukti konkret bahwa dunia akademik bisa berperan aktif dalam membentuk generasi investor yang cerdas. KSPM UAD sebagai fasilitator kegiatan telah menunjukkan komitmennya dalam mempromosikan budaya investasi sejak dini, sekaligus mendukung program pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan nasional.
Ke depan, kegiatan semacam ini diharapkan bisa digelar secara berkelanjutan, tidak hanya dalam bentuk seminar, tetapi juga pelatihan, simulasi pasar, hingga pembukaan akun investasi yang terintegrasi dengan bimbingan langsung dari para ahli. Hal ini penting agar mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga terbiasa dengan praktik investasi yang riil.
Melalui sinergi antara kampus, pelaku industri, dan otoritas pasar modal, pendidikan keuangan yang aplikatif dan inspiratif bisa menjadi kenyataan. Dengan begitu, tercipta generasi muda yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga bijak secara finansial dan siap mengambil peran dalam pembangunan ekonomi bangsa melalui jalur investasi yang sehat dan bertanggung jawab.