JAKARTA - Program stimulus tarif dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) yang memberikan potongan harga hingga 50 persen terbukti menjadi magnet kuat bagi masyarakat untuk memilih transportasi laut. Dampaknya sangat terasa di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, di mana lonjakan penumpang meningkat drastis, bahkan mencapai empat kali lipat dari hari-hari biasa.
Kebijakan yang berlaku selama masa promosi ini tidak hanya berhasil mengisi kursi kosong di kapal-kapal milik Pelni, tapi juga mengubah pola mobilitas masyarakat, terutama selama periode libur sekolah. Para calon penumpang yang sebelumnya mungkin ragu memilih kapal laut, kini memiliki alternatif transportasi yang terjangkau namun tetap nyaman dan aman.
Pelaksana Tugas Kepala Cabang Pelni Semarang, Festy Vita Septyana mengungkapkan bahwa selama periode tarif stimulus, tingkat keterisian kapal melonjak secara signifikan. Bahkan beberapa rute seperti Semarang menuju Pontianak, Kumai, dan Karimunjawa mencapai okupansi penuh alias 100 persen.
“Selama periode diskon ini, dua kapal kami yang melayani rute dari Semarang mengalami kenaikan okupansi hingga 100 persen. Tarif stimulus memang sangat mendorong peningkatan penumpang, terutama saat libur sekolah,” tutur Festy.
Stimulus Tarif Dorong Lonjakan Penumpang
Diskon yang diberikan oleh Pelni berlaku untuk semua kelas, mulai dari kelas 1 hingga kelas ekonomi, bahkan mencakup tiket bayi. Sebagai contoh, tarif kelas ekonomi untuk rute Semarang–Karimunjawa yang semula seharga Rp240.500, kini hanya sekitar Rp137.000. Besaran potongan ini memberikan angin segar bagi para pelancong dan masyarakat yang ingin bepergian dengan anggaran terbatas.
“Stimulus ini berupa potongan 50 persen dari tarif dasar penumpang. Kemudian, ditambahkan komponen asuransi dan pas pelabuhan,” terang Festy menjelaskan lebih lanjut soal skema potongan harga tersebut.
Rute menuju destinasi wisata seperti Karimunjawa menjadi salah satu yang paling terdampak positif dari kebijakan ini. Sebelumnya, kapal yang melayani lintasan tersebut hanya mampu mengangkut puluhan penumpang. Namun setelah penerapan diskon, dalam beberapa pekan terakhir jumlah penumpang melonjak tajam hingga menembus lebih dari 700 orang untuk perjalanan pulang-pergi.
“Di akhir Juni, jumlah penumpang ke Karimunjawa mencapai lebih dari 700. Padahal sebelumnya hanya puluhan. Ini bukti bahwa stimulus tarif sangat berdampak pada peningkatan okupansi,” kata Festy.
Bukan Hanya Wisata, Rute Ekonomi Strategis Juga Terangkat
Kenaikan okupansi tak hanya terjadi pada rute wisata. Jalur pelayaran strategis dan komersial seperti Semarang–Pontianak dan Semarang–Kumai juga menunjukkan lonjakan penumpang yang signifikan. Menurut Festy, biasanya kapal hanya mengangkut sekitar 300 penumpang untuk rute tersebut. Namun, selama masa diskon, jumlahnya melonjak hingga 1.300 hingga 1.400 orang.
“Rute Semarang-Kumai kemarin hampir tembus 700 penumpang. Untuk Semarang-Pontianak, lonjakan ini juga dipicu oleh perawatan tahunan kapal dari Surabaya ke Pontianak. Banyak penumpang dari Surabaya akhirnya beralih ke Semarang,” jelasnya lagi.
Fenomena ini juga menunjukkan fleksibilitas dan daya tarik moda transportasi laut dalam menjawab kebutuhan perjalanan masyarakat. Dengan harga yang terjangkau, masyarakat dari berbagai kalangan termasuk mereka yang berasal dari luar kota tidak ragu untuk memilih keberangkatan dari Semarang.
Kapasitas Ditambah, Pelayanan Tetap Jadi Prioritas
Lonjakan penumpang yang begitu besar membuat Pelni harus menyesuaikan kapasitas angkutnya. Untuk menjamin semua calon penumpang terlayani dengan baik, pemerintah memberikan dispensasi kepada Pelni Semarang agar dapat menambah kapasitas penumpang.
Dari yang sebelumnya hanya mampu menampung 914 orang, kini kapal bisa mengangkut hingga 1.400 penumpang. Kenaikan kapasitas ini tentu dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan, keamanan, dan keselamatan penumpang.
Dengan masih berlakunya program diskon hingga akhir Juli, Festy berharap masyarakat bisa terus memanfaatkan kesempatan ini. Tak hanya untuk bepergian ke kampung halaman, tapi juga menjajal wisata laut Indonesia yang kaya akan keindahan dan budaya.
Upaya Mendekatkan Transportasi Laut ke Rakyat
Lebih dari sekadar strategi komersial, stimulus tarif ini juga mencerminkan misi sosial Pelni untuk mendekatkan transportasi laut kepada masyarakat. Selama ini, transportasi laut kerap dianggap sebagai alternatif terakhir karena dianggap memakan waktu lebih lama. Namun, dengan tarif yang lebih murah dan layanan yang makin baik, persepsi itu mulai bergeser.
Festy menekankan bahwa stimulus ini tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga dapat menjadi landasan untuk evaluasi jangka panjang. Jika respons masyarakat terus positif, tak menutup kemungkinan kebijakan serupa akan diberlakukan di waktu-waktu mendatang.
Promo ini juga menjadi bukti bahwa keterjangkauan harga tetap bisa berjalan beriringan dengan pelayanan berkualitas. Ketika harga turun, okupansi naik. Dan ketika okupansi naik, semangat untuk memperluas akses serta meningkatkan layanan pun ikut terdorong.
Kebijakan diskon 50 persen dari Pelni menjadi bukti bahwa strategi pricing yang tepat dapat mengubah dinamika permintaan transportasi publik secara signifikan. Masyarakat kini memiliki lebih banyak pilihan perjalanan dengan biaya yang ramah di kantong. Di sisi lain, Pelni berhasil menunjukkan bahwa moda transportasi laut pun mampu bersaing secara sehat dengan jalur darat maupun udara.
Dengan keberhasilan program ini, harapannya adalah agar keberlanjutan kebijakan semacam ini bisa dikaji secara nasional. Terutama untuk mendukung konektivitas antarpulau dan memperkuat kembali peran vital transportasi laut dalam perekonomian dan pariwisata Indonesia.