Belanja Online

Marketplace Belanja Online Pilihan Utama Ibu-Ibu Indonesia

Marketplace Belanja Online Pilihan Utama Ibu-Ibu Indonesia
Marketplace Belanja Online Pilihan Utama Ibu-Ibu Indonesia

JAKARTA - Gaya hidup para ibu di Indonesia kini semakin dinamis dan adaptif terhadap teknologi. Di tengah kesibukan mengurus keluarga, para ibu mulai mengintegrasikan belanja online dalam rutinitas sehari-hari mereka. Bukan sekadar tren, perilaku ini tercermin dalam pola konsumsi digital yang mulai beralih ke pendekatan omnichannel, yaitu kombinasi antara belanja daring dan luring.

Hasil survei dari theAsianparent Insights mengungkapkan bahwa 61% ibu-ibu di Indonesia memilih berbelanja kebutuhan keluarga melalui metode gabungan antara online dan offline. Ini menunjukkan bahwa meski belanja online semakin menjamur, pengalaman fisik berbelanja di toko masih tetap menjadi preferensi sebagian besar konsumen ibu rumah tangga. Sementara itu, hanya 16% ibu-ibu yang sepenuhnya beralih ke belanja online, dan 24% masih mempertahankan kebiasaan belanja secara tradisional di toko fisik.

Dalam lanskap belanja online yang terus berkembang, Shopee masih menjadi pilihan utama bagi para ibu di Indonesia. Platform ini dinilai mampu menawarkan kemudahan, diskon menarik, dan pengalaman belanja yang user-friendly bagi penggunanya. Berdasarkan hasil studi tersebut, lebih dari separuh responden ibu-ibu tetap setia menggunakan Shopee.

“Shopee tetap menjadi aplikasi belanja teratas bagi lebih dari separuh ibu-ibu, melampaui popularitas marketplace lain,” ujar laporan dari theAsianparent Insights.

Namun, menariknya, survei juga mencatat adanya penurunan tren penggunaan Shopee dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Fenomena ini berbanding lurus dengan meningkatnya pemanfaatan Tokopedia dan TikTok Shop, dua platform e-commerce yang semakin sering dilirik oleh kalangan ibu rumah tangga.

“Namun, ada tren penurunan penggunaan Shopee dibandingkan tahun 2023, sementara penggunaan TikTok Shop dan Tokopedia meningkat,” lanjut laporan tersebut.

TikTok Shop sendiri menarik perhatian karena pendekatannya yang unik—menggabungkan hiburan dan pengalaman belanja dalam satu platform. Fitur live shopping di TikTok membuka peluang interaksi langsung antara penjual dan pembeli, sesuatu yang mulai menjadi favorit kalangan ibu-ibu muda. Interaktivitas yang tinggi dan kemudahan dalam mengakses informasi produk secara real-time membuat pengalaman berbelanja terasa lebih personal dan meyakinkan.

Sementara itu, Tokopedia masih mempertahankan basis penggunanya yang kuat, terutama karena jangkauan produknya yang luas, integrasi sistem pembayaran yang variatif, serta kolaborasi dengan berbagai merek besar dan UMKM. Platform ini juga mendapat tempat tersendiri di hati para ibu yang mengutamakan efisiensi dan keamanan dalam transaksi.

Di luar tiga besar tersebut, Lazada dan Alfagift juga tercatat masuk dalam daftar platform yang digunakan, meski proporsinya tidak sebesar Shopee, Tokopedia, maupun TikTok Shop. Namun kehadiran mereka tetap menunjukkan bahwa para ibu memiliki banyak alternatif dalam memilih platform e-commerce yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaannya.

Perubahan preferensi ibu-ibu dalam memilih marketplace ini mencerminkan pergeseran perilaku konsumen yang semakin cerdas dan selektif. Mereka tak hanya mencari kenyamanan dan harga terbaik, tapi juga memperhatikan kualitas layanan, keamanan transaksi, dan pengalaman pengguna secara keseluruhan.

Dengan semakin banyaknya pilihan platform digital, para ibu kini memegang peran strategis dalam membentuk tren belanja keluarga. Dari kebutuhan pokok, produk rumah tangga, hingga perlengkapan anak, semuanya kini dapat diakses dengan mudah melalui gawai. Hal ini tak hanya meningkatkan efisiensi, tapi juga memberikan keleluasaan lebih dalam mengatur pengeluaran rumah tangga secara cermat.

Tak dapat dipungkiri, keberadaan marketplace telah menjadi bagian penting dalam keseharian keluarga modern. Namun, pergeseran preferensi dari satu platform ke platform lain menandakan bahwa loyalitas pengguna sangat dipengaruhi oleh inovasi dan adaptasi layanan yang diberikan oleh penyedia e-commerce.

Bagi para pelaku usaha dan pemilik merek, fenomena ini menjadi sinyal penting bahwa pasar ibu rumah tangga memiliki daya beli yang besar dan keputusan belanja yang terinformasi. Oleh sebab itu, memahami kebutuhan dan kebiasaan mereka merupakan kunci utama dalam mengembangkan strategi pemasaran digital yang efektif.

Dengan semakin eratnya keterkaitan antara teknologi dan kehidupan rumah tangga, ibu-ibu Indonesia telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya pengguna, melainkan juga penentu arah masa depan ekosistem digital. Marketplace yang mampu terus berinovasi dan memahami kebutuhan pengguna seperti mereka, akan tetap bertahan dan bahkan mendominasi peta e-commerce di Tanah Air.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index