Proyek Tol

Percepatan Proyek Tol Jogja–Solo, Akses dan Ekonomi Meningkat

Percepatan Proyek Tol Jogja–Solo, Akses dan Ekonomi Meningkat
Percepatan Proyek Tol Jogja–Solo, Akses dan Ekonomi Meningkat

JAKARTA - Pembangunan jalan tol Solo–Yogyakarta NYIA Kulonprogo (Jogja–Solo) kian menunjukkan progres signifikan, khususnya pada segmen Prambanan–Purwomartani. Jalan tol yang diharapkan menjadi salah satu urat nadi baru transportasi di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini tak hanya menjadi proyek infrastruktur semata, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat konektivitas wilayah, mendukung distribusi logistik, serta menstimulasi sektor pariwisata dan industri kreatif.

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Rivan Achmad Purwantono, mengungkapkan bahwa proyek jalan tol Jogja–Solo, khususnya pada segmen Prambanan–Purwomartani, tengah berjalan dengan baik dan ditargetkan bisa digunakan publik pada 2026.

“Harapan kami, pada 2026 proyek jalan tol Jogja–Solo sudah dapat digunakan oleh masyarakat sampai dengan Gerbang Tol Kalasan. Dengan konektivitas yang semakin terintegrasi, ke depan pengembangan distribusi logistik, industri kreatif, dan potensi pariwisata di koridor Jalan Tol Jogja–Solo akan semakin hidup,” tutur Rivan dalam keterangan resminya.

Fokus pada Segmen Strategis: Prambanan–Purwomartani

Segmen Prambanan–Purwomartani sendiri merupakan bagian penting dalam proyek Tol Jogja–Solo karena menghubungkan titik-titik padat aktivitas masyarakat dan kawasan wisata. Wilayah ini merupakan salah satu titik strategis yang akan mempermudah arus kendaraan dari dan menuju kota Yogyakarta, terutama bagi masyarakat yang datang dari Solo maupun wilayah lainnya.

Seiring dengan percepatan pembangunan, Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ), Rudy Hardiansyah, menambahkan bahwa segmen Klaten–Prambanan sudah selesai dibangun dan menunggu pengesahan Surat Keputusan Tarif dari pemerintah sebelum resmi beroperasi.

Menurut Rudy, JMJ berkomitmen penuh menjaga ritme kerja di lapangan agar tetap sesuai jadwal. Berdasarkan data terakhir, progres pembebasan lahan untuk segmen Prambanan–Purwomartani telah mencapai 99,50 persen, sedangkan progres konstruksinya kini mencapai 78,90 persen.

“Kami akan terus memantau dan menjaga timeline konstruksi, sehingga target penyelesaian Segmen Prambanan–Purwomartani dapat selesai sesuai rencana,” ujar Rudy, menegaskan pentingnya disiplin kerja dalam proyek strategis ini.

Efek Multiplikatif terhadap Ekonomi Lokal

Pembangunan tol tidak hanya berbicara soal infrastruktur, tetapi juga mengenai perubahan ekonomi kawasan. Dengan adanya akses yang lebih cepat dan efisien, distribusi barang, hasil pertanian, serta produk UMKM di sekitar jalur tol akan lebih mudah menjangkau pasar yang lebih luas.

Secara khusus, ruas tol Jogja–Solo diyakini akan menjadi penggerak ekonomi kawasan, terutama untuk wilayah DIY, Klaten, dan Solo Raya. Kehadiran gerbang tol seperti Kalasan menjadi pintu masuk baru bagi wisatawan maupun pelaku bisnis menuju Yogyakarta dan sekitarnya. Dampak ini diprediksi akan menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan industri pariwisata, hingga memperluas peluang investasi.

Tol Jogja–Bawen Ikut Dikebut

Tak hanya fokus pada ruas Jogja–Solo, Jasa Marga juga melaporkan kemajuan pembangunan jalan tol Jogja–Bawen. Khusus untuk Seksi 6 yang menghubungkan Simpang Susun Ambarawa hingga Simpang Susun Bawen dengan panjang hampir 5 kilometer, progres fisik sudah menyentuh angka 75,47 persen.

Dalam kunjungannya ke lokasi proyek, Rivan memastikan bahwa Tol Jogja–Bawen seksi ini akan rampung dan mulai bisa digunakan publik pada 2026. Rute ini nantinya akan terintegrasi dengan jaringan tol nasional lainnya, memperlancar arus logistik dari arah Semarang dan Bawen menuju wilayah DIY dan sebaliknya.

Menurut Rivan, Jasa Marga berharap momentum pembangunan dua jalur tol strategis tersebut bisa menjadi katalisator percepatan ekonomi, khususnya di kawasan selatan Pulau Jawa. Kehadiran tol-tol baru akan mempercepat mobilitas barang dan orang, serta memperkuat posisi daerah-daerah tersebut dalam peta ekonomi nasional.

Infrastruktur sebagai Pilar Pertumbuhan

Proyek jalan tol yang dikembangkan oleh Jasa Marga dan entitas anak usahanya, seperti PT Jasamarga Jogja Solo, merupakan bagian dari komitmen jangka panjang pemerintah dalam membangun infrastruktur berkelanjutan. Dengan kualitas jalan yang andal dan terintegrasi, jaringan tol nasional diharapkan mampu menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah.

Langkah ini juga menjadi bentuk antisipasi terhadap lonjakan kebutuhan transportasi darat, mengingat pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi di kawasan tengah dan selatan Pulau Jawa terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan akses jalan tol yang efisien dan nyaman, masyarakat diuntungkan dari sisi waktu tempuh dan biaya logistik yang lebih terjangkau.

Secara keseluruhan, proyek Tol Jogja–Solo dan Tol Jogja–Bawen merepresentasikan arah pembangunan nasional yang berpihak pada pemerataan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi regional. Jika kedua proyek ini selesai sesuai jadwal pada 2026, masyarakat akan segera menikmati manfaat konkret berupa kemudahan mobilitas, peningkatan efisiensi logistik, dan bangkitnya sektor pariwisata dan UMKM di wilayah sekitar.

Dalam waktu dekat, masyarakat tidak hanya akan melihat jalan tol sebagai infrastruktur penghubung, tetapi juga sebagai sarana penggerak kehidupan sosial dan ekonomi yang lebih dinamis dan inklusif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index