JAKARTA - Cristiano Ronaldo mungkin lebih dikenal karena torehan golnya yang luar biasa dan sederet gelar prestisius yang diraihnya di dunia sepak bola. Namun, di balik kilau medali dan sorotan media, tersembunyi sisi lain dari sosok ini sisi yang menunjukkan bahwa Ronaldo bukan hanya legenda di lapangan, tetapi juga manusia berhati besar yang layak dijadikan panutan.
Di era di mana para atlet sering kali diukur lewat statistik dan rekor, kisah-kisah kecil tapi bermakna yang datang dari ruang ganti atau interaksi personal jarang mendapat tempat di berita utama. Padahal, dari sanalah kita bisa mengenal siapa sebenarnya seorang Ronaldo di luar 90 menit pertandingan.
Salah satu cerita yang menggambarkan sisi humanis Ronaldo datang dari Kiko Casilla, mantan rekan setimnya di Real Madrid. Dalam sebuah wawancara, Casilla membagikan pengalaman pribadi yang membuka mata publik bahwa kemurahan hati Ronaldo bukanlah mitos.
Menurut Casilla, Ronaldo adalah tipe pemain yang tak hanya peduli pada rekan setim inti, tetapi juga kepada para pemain muda dan staf pendukung klub. Ia tak sungkan membantu mereka yang baru naik dari akademi dan belum memiliki nama besar. Suatu ketika, dalam tur pramusim Real Madrid ke Amerika Serikat, Ronaldo melakukan sesuatu yang tak terduga: ia membelikan seluruh staf mulai dari fisioterapis hingga petugas keamanan iPhone dan Apple Watch terbaru.
Bagi sebagian orang, hadiah mewah seperti itu mungkin tampak sebagai bentuk pamer. Namun Casilla menegaskan, Ronaldo tidak pernah mempublikasikan perbuatan tersebut. Tidak ada unggahan di media sosial, tidak ada pernyataan di depan kamera. Ia melakukannya secara diam-diam, hanya sebagai bentuk penghargaan kepada orang-orang yang selama ini membantunya tampil maksimal di lapangan.
"Dia bukan orang yang suka bicara besar. Kalau ia ingin mengucapkan terima kasih, ia akan menunjukkannya lewat tindakan," kata Casilla. Bagi Ronaldo, rasa hormat dan rasa terima kasih lebih bermakna jika disampaikan lewat perbuatan nyata daripada sekadar kata-kata manis.
Kisah lainnya datang dari masa transisi kepelatihan di Real Madrid ketika Zinedine Zidane ditunjuk sebagai pelatih kepala. Di tengah sorotan media dan ekspektasi tinggi terhadap Zidane yang baru saja memulai karier kepelatihannya di level tertinggi, Ronaldo menunjukkan profesionalisme luar biasa.
Bersama Karim Benzema, Ronaldo menjadi sosok senior yang menunjukkan dukungan penuh terhadap Zidane. Mereka tidak hanya mengikuti arahan, tetapi juga membantu menciptakan suasana positif di ruang ganti. Ini adalah bukti bahwa Ronaldo bukan hanya jago mencetak gol, tetapi juga pemimpin yang memahami pentingnya kerja sama dan solidaritas tim.
Kepemimpinan dan empati Ronaldo tidak hanya terlihat dalam lingkungan profesional, tetapi juga dalam kehidupan pribadinya. Ketika kabar duka datang dari Portugal, tentang meninggalnya Diogo Jota rekan setimnya di tim nasional dalam kecelakaan tragis bersama sang adik, Ronaldo kembali menunjukkan sikap penuh empati.
Meski tidak hadir secara fisik dalam upacara pemakaman, keputusannya bukan tanpa alasan. Ronaldo menyadari bahwa kehadirannya bisa memicu keramaian dan mengganggu momen duka yang seharusnya tenang. Oleh karena itu, ia memilih untuk memberikan penghormatan dengan cara yang lebih tenang dan pribadi bersama keluarga serta melalui unggahan penuh makna di media sosial.
Dalam pesannya, Ronaldo menulis bahwa semua terasa tidak masuk akal karena mereka baru saja bersama membela Portugal. Ia mengenang Jota sebagai sosok yang baik dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga, istri, dan anak-anak mendiang. Ia menegaskan bahwa Jota dan adiknya akan selalu dikenang dengan penuh cinta oleh semua orang yang mengenal mereka.
Ini adalah sisi Cristiano Ronaldo yang tidak bisa dihitung dengan angka. Tak ada statistik yang bisa menggambarkan empati, rasa hormat, dan kemurahan hati seperti itu. Meski ia mencetak 450 gol dan mencatat 131 assist dalam 438 penampilan untuk Real Madrid dan meraih banyak trofi bergengsi termasuk Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub nilai sejatinya sebagai seorang legenda justru terletak pada warisan moral dan kemanusiaan yang ia tinggalkan.
Ketika publik mengaguminya karena gol salto ikonik atau hat-trick bersejarah, ada sisi lain yang mungkin lebih layak dipuji: Ronaldo yang memperhatikan staf klub yang bekerja di balik layar, Ronaldo yang menghargai pelatih baru dengan penuh hormat, dan Ronaldo yang tidak ingin menjadikan momen duka sebagai panggung popularitas.
Cristiano Ronaldo adalah contoh nyata bahwa menjadi besar bukan hanya tentang apa yang terlihat di layar televisi atau terukir di papan skor. Tapi juga tentang bagaimana seseorang memperlakukan orang lain ketika kamera tak lagi menyala.