Judi Online

Polisi Ajak Warga Joyotakan Cegah Judi Online dan Pinjol Ilegal

Polisi Ajak Warga Joyotakan Cegah Judi Online dan Pinjol Ilegal
Polisi Ajak Warga Joyotakan Cegah Judi Online dan Pinjol Ilegal

JAKARTA - Upaya menjaga keamanan di lingkungan masyarakat tak hanya mengandalkan patroli atau penindakan hukum. Salah satu strategi yang kini menjadi andalan aparat kepolisian adalah pendekatan sosial dan dialog langsung dengan warga, seperti yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Joyotakan, Polsek Serengan, Polresta Surakarta.

Melalui kegiatan sambang yang dilakukan langsung ke permukiman warga, aparat kepolisian memperkuat hubungan emosional sekaligus membangun jejaring informasi di masyarakat. Kegiatan ini mencerminkan pola komunikasi yang lebih humanis, jauh dari kesan birokratis dan formal. Di tengah meningkatnya tantangan sosial seperti maraknya judi online dan pinjaman daring ilegal (pinjol), kehadiran polisi di tengah masyarakat menjadi tameng awal dari segala potensi gangguan keamanan.

Aipda Fajar, Bhabinkamtibmas yang bertugas di Kelurahan Joyotakan, menjalankan pendekatan ini dengan turun langsung ke wilayah RW 01, dan bertatap muka dengan Ketua RT 04/01, Bapak Woko, bersama warga setempat. Kegiatan ini menjadi ajang dialog terbuka antara warga dan aparat, membahas persoalan aktual yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari.

Dalam pertemuan tersebut, Aipda Fajar menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam menangkal godaan judi online dan pinjol ilegal yang kini marak menyasar masyarakat, terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah. “Kami mengajak warga untuk tidak tergiur dengan iming-iming judi online maupun pinjaman online yang justru merugikan,” ujarnya dengan tegas.

Judi online yang kian menjamur kerap menyamar dalam bentuk aplikasi permainan atau media sosial. Tak sedikit warga yang terjebak dalam praktik ini, awalnya karena rasa penasaran atau ingin mencoba peruntungan, namun berakhir pada kerugian besar, konflik rumah tangga, bahkan tindak kriminal. Hal serupa juga terjadi pada pinjaman daring ilegal, yang sering menjerat masyarakat dengan bunga mencekik dan teror penagihan yang melampaui batas etika.

Aipda Fajar menyampaikan bahwa langkah pencegahan harus dimulai dari edukasi dan komunikasi terbuka. “Jika ada hal-hal mencurigakan atau informasi terkait gangguan kamtibmas, segera sampaikan kepada kami,” katanya, mendorong warga untuk aktif melapor.

Selain itu, ia mengajak warga agar membentuk iklim lingkungan yang aman, guyub, dan saling peduli. Menurutnya, keamanan bukan semata tugas polisi, melainkan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan aparat. Kesadaran ini harus terus dibangun agar semua warga merasa memiliki peran dalam menjaga kondusivitas wilayahnya.

Respons positif pun datang dari warga. Ketua RT dan tokoh masyarakat setempat menyambut baik kehadiran Bhabinkamtibmas. Bagi mereka, keaktifan aparat dalam mendatangi langsung permukiman, berdialog tanpa sekat, dan memberi solusi nyata adalah bentuk pengabdian yang patut diapresiasi. "Kami merasa diperhatikan dan lebih tenang karena polisi hadir langsung di tengah masyarakat," ujar salah satu warga.

Di sisi lain, kegiatan ini juga menjadi forum informal untuk menyerap aspirasi warga yang mungkin selama ini belum tersampaikan. Bhabinkamtibmas mencatat masukan dan keluhan warga yang terkait dengan keamanan lingkungan, termasuk soal kenakalan remaja, keamanan jalur malam, hingga kondisi lampu penerangan jalan yang minim di beberapa titik.

Pendekatan seperti ini juga sejalan dengan semangat transformasi kepolisian modern yang menempatkan pelayanan publik sebagai titik berat kerja institusi. Bukan hanya mengejar penegakan hukum, namun juga membangun kepercayaan dan kedekatan emosional dengan masyarakat.

Selain imbauan terkait judi online dan pinjol ilegal, Aipda Fajar juga membagikan informasi seputar layanan yang dapat diakses masyarakat jika membutuhkan bantuan, seperti nomor darurat, kanal pengaduan Polsek Serengan, hingga prosedur pelaporan online yang memudahkan warga. Hal ini penting untuk membentuk masyarakat yang tidak hanya waspada, tapi juga tanggap dan tahu harus bertindak ke mana ketika menghadapi situasi darurat.

Dalam jangka panjang, langkah-langkah preventif semacam ini menjadi investasi sosial yang sangat penting. Dengan masyarakat yang teredukasi dan memiliki akses langsung ke aparat keamanan, potensi kejahatan bisa ditekan sejak dini. Apalagi, di era digital saat ini, bentuk kejahatan terus berkembang dan seringkali menjangkau hingga ke ruang pribadi masyarakat lewat perangkat seluler dan internet.

Kegiatan sambang yang dilakukan Bhabinkamtibmas bukan hanya simbol kehadiran negara di tingkat lokal, tapi juga wujud nyata kepedulian terhadap keresahan masyarakat. Ketika dialog terjalin, kepercayaan tumbuh, dan dari kepercayaan itu lahir kerjasama yang menjadi modal utama menjaga stabilitas sosial.

Dengan berbagai tantangan keamanan yang terus berkembang, pendekatan kemanusiaan seperti ini layak diperluas dan diperkuat. Terlebih di era pascapandemi dan tekanan ekonomi, masyarakat perlu mendapatkan perlindungan dari ancaman kejahatan yang semakin canggih, salah satunya lewat peran aktif aparat di tingkat kelurahan atau desa.

Melalui kegiatan sederhana namun penuh makna ini, aparat kepolisian membuktikan bahwa upaya menciptakan rasa aman bisa dimulai dari hal yang paling mendasar—hadir dan mendengar. Dan ketika masyarakat merasa dilibatkan serta dilindungi, maka keamanan bukan lagi sekadar wacana, tetapi kenyataan yang bisa dirasakan bersama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index