JAKARTA - Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, pemerintah meningkatkan perhatian terhadap kesehatan anak sekolah melalui peluncuran Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG). Program nasional yang diprakarsai oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) ini dijadwalkan mulai berjalan akhir Juli 2025 dan menyasar anak-anak usia 7 hingga 17 tahun, termasuk mereka yang tidak mengakses pendidikan formal.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar mendukung visi Indonesia Emas 2045, khususnya dalam pembangunan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Sejalan dengan 8 Misi Asta Cita, 17 Program Prioritas, serta 8 Program Hasil Terbaik Cepat dari Presiden Terpilih 2024-2029, program ini digadang-gadang menjadi upaya sistematis dalam deteksi dini faktor risiko kesehatan pada anak dan remaja.
Fokus pada Deteksi Dini dan Pencegahan
- Baca Juga WhatsApp Permudah Voting Grup
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, tujuan utama dari pelaksanaan PKG ini adalah untuk mengenali lebih awal potensi masalah kesehatan yang bisa memengaruhi tumbuh kembang anak, serta mencegah kondisi yang dapat menimbulkan komplikasi serius di masa depan.
“Dengan deteksi dini, kami berharap dapat diberikan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi, kecacatan, dan kematian," tegas Nanik.
Sasar Seluruh Jenjang dan Latar Belakang Anak
PKG Sekolah akan dilakukan kepada peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, hingga pesantren dan sekolah-sekolah sederajat. Program ini juga inklusif untuk anak-anak usia 7–17 tahun yang tidak bersekolah formal, di mana pemeriksaan dapat diakses di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas.
Pemeriksaan dilakukan setahun sekali, dijadwalkan pada semester ganjil (Juli–Desember). Namun, jika belum memungkinkan, pelaksanaan dapat dialihkan ke semester genap (Januari–Juni).
Yang menarik, tidak ada batasan kuota harian, sehingga semua siswa tanpa terkecuali berkesempatan menjalani pemeriksaan secara gratis.
“Pelaksanaan PKG akan dilakukan setahun sekali di satuan pendidikan. Jika tidak memungkinkan, dapat dilanjutkan pada Januari hingga Juni,” jelas Nanik.
Pemeriksaan Disesuaikan dengan Jenjang Pendidikan
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan akan berbeda pada tiap kelompok usia dan jenjang pendidikan. Rinciannya sebagai berikut:
▪ SD Usia 7–12 Tahun
Meliputi pemeriksaan status gizi, riwayat merokok (untuk kelas 4–6), aktivitas fisik (kelas 4–6), tekanan darah, gula darah, TBC, telinga, mata, gigi, kondisi jiwa, hati (Hepatitis B), serta kesehatan reproduksi (kelas 4–6). Anak kelas 1 juga akan dicek riwayat imunisasi.
▪ SMP Usia 13–15 Tahun
Pemeriksaan mencakup status gizi, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, TBC, anemia, talasemia (kelas 7), pemeriksaan telinga, mata, gigi, kesehatan jiwa, Hepatitis B dan C, serta riwayat imunisasi HPV khusus untuk siswi kelas 9.
▪ SMA Usia 16–17 Tahun
Diperiksa terkait status gizi, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, TBC, anemia (kelas 10 untuk remaja putri), kesehatan jiwa, telinga, mata, gigi, serta Hepatitis B dan C. Pemeriksaan juga mencakup aspek kesehatan reproduksi.
“Untuk Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bervariasi sesuai jenjang sekolah dan meliputi berbagai aspek penting,” ujar Nanik.
Melibatkan Sekolah dan Orang Tua
Proses pelaksanaan PKG tidak hanya melibatkan tenaga kesehatan, tetapi juga guru dan orang tua. Koordinasi antara sekolah dan Puskesmas dimulai tujuh hari sebelum pelaksanaan. Sekolah akan menyampaikan informasi program serta tautan kuesioner kesehatan yang harus diisi oleh orang tua atau wali murid.
Dua hari sebelum pemeriksaan, tenaga kesehatan memastikan kuesioner telah diisi lengkap, serta mempersiapkan alat-alat medis yang diperlukan. Saat hari pelaksanaan, guru UKS dan guru PJOK akan turut membantu proses pengukuran tinggi badan, berat badan, dan pemeriksaan kebugaran.
“Pada hari pemeriksaan, guru UKS dan guru kebugaran juga akan membantu dalam pengukuran tinggi dan berat badan serta kebugaran,” jelas Nanik.
Menjadi Pilar Menuju Generasi Sehat 2045
Dengan pendekatan komprehensif, PKG bertujuan memperkuat intervensi dini sebagai pilar penting dalam pencegahan penyakit menular dan tidak menular di kalangan pelajar. Program ini juga menegaskan bahwa kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan anak-anak harus dimulai sejak dini, bahkan sejak mereka masih aktif mengenyam pendidikan dasar hingga menengah.
Melalui implementasi program ini, diharapkan kualitas kesehatan anak Indonesia meningkat signifikan. Hal ini sangat penting mengingat generasi muda merupakan fondasi dalam pencapaian visi besar Indonesia Emas 2045.
“Tentunya pemeriksaan ini dilakukan untuk mendukung tumbuh kembang optimal generasi muda dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” pungkas Nanik.