BYD

Sealion 7 Unggul, BYD Seal Tertinggal di Pasar Mobil Listrik

Sealion 7 Unggul, BYD Seal Tertinggal di Pasar Mobil Listrik
Sealion 7 Unggul, BYD Seal Tertinggal di Pasar Mobil Listrik

JAKARTA - Persaingan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia semakin memanas. Salah satu pemain yang mencuri perhatian adalah BYD, produsen mobil asal Tiongkok yang kini semakin agresif dalam menancapkan taring di pasar otomotif Tanah Air. Keberhasilan terbaru mereka tampak jelas pada performa penjualan BYD Sealion 7, SUV listrik yang mampu meraih penjualan lebih dari seribu unit dalam satu bulan, menjadikannya sebagai kontributor utama penjualan BYD di Indonesia.

Fenomena ini cukup menarik mengingat Sealion 7 kerap dianggap sebagai “versi lain” dari model BYD Seal, lantaran keduanya menggunakan platform yang sama. Namun di balik kesamaan tersebut, kedua model ini ternyata menargetkan segmen pasar yang berbeda dan menawarkan karakteristik yang tidak serupa.

Sealion 7 Jadi Tulang Punggung Penjualan BYD

Dalam iklim persaingan BEV yang ketat, BYD Sealion 7 muncul sebagai bintang baru. SUV listrik ini mencatatkan penjualan menembus 1.000 unit pada bulan lalu. Angka tersebut menjadikannya sebagai penyumbang penjualan tertinggi BYD saat ini, bahkan menggeser dominasi model lain seperti BYD M6, yang biasanya mencetak penjualan dalam jumlah besar setiap bulan.

Capaian tersebut menegaskan keberhasilan BYD dalam membaca kebutuhan pasar Indonesia, terutama segmen SUV yang kini semakin diminati karena alasan utilitas dan tampilan tangguh.

Di sisi lain, BYD Seal, yang sebelumnya sempat berjaya sebagai salah satu mobil listrik terlaris di Tanah Air, justru mencatatkan penurunan drastis. Pada periode yang sama, hanya satu unit Seal yang berhasil terjual. Ini menjadi kontras yang cukup mencolok, mengingat sebelumnya Seal cukup konsisten menjaga angka penjualan tinggi.

Satu Platform, Dua Pendekatan Berbeda

Baik Seal maupun Sealion 7 dibangun di atas e-Platform 3.0, arsitektur khusus untuk mobil listrik besutan BYD. Platform ini dirancang untuk efisiensi tinggi, kenyamanan berkendara, serta keamanan maksimal. Meski berbagi basis, keduanya menampilkan pendekatan desain dan fungsi yang sangat berbeda.

BYD Sealion 7 hadir dengan karakter SUV, menampilkan bodi yang kekar, postur tinggi, serta sentuhan sporty yang kuat. Desain fascia-nya mencerminkan ketangguhan khas SUV urban modern. Karakter ini membuat Sealion 7 lebih cocok untuk konsumen yang mendambakan kendaraan fungsional, mampu menjelajah berbagai medan ringan namun tetap terlihat stylish di jalanan perkotaan.

Sebaliknya, BYD Seal tampil sebagai sedan listrik dengan desain yang elegan dan aerodinamis. Karakternya cocok untuk konsumen yang mencari mobil bergaya dinamis, modern, dan lebih condong ke arah pengalaman berkendara yang mewah dan halus.

Kendati lampu depan kedua mobil terlihat identik, perbedaan visual lain seperti gril, proporsi bodi, dan garis desain membuat keduanya menyasar dua karakter pembeli yang sangat berbeda.

Harga Tak Terpaut Jauh, Tapi Respons Pasar Beda

Menariknya, harga Sealion 7 dan Seal tak terpaut jauh. Keduanya ditawarkan dalam rentang harga Rp600 jutaan, meskipun BYD belum memproduksi mobil-mobil ini secara lokal di Indonesia. Artinya, keduanya masih berstatus CBU (completely built up) yang diimpor langsung dari Tiongkok.

Meski demikian, respons pasar terhadap keduanya sangat bertolak belakang. Jika Sealion 7 berhasil menarik ribuan konsumen dalam waktu singkat, Seal justru hanya mencetak satu penjualan. Padahal tahun lalu, BYD Seal menjadi salah satu model listrik yang laris manis di pasaran dan sempat mendobrak dominasi merek Jepang dan Korea di segmen sedan listrik.

Perbedaan tren penjualan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh pergeseran preferensi konsumen Indonesia yang kini mulai melirik SUV listrik sebagai pilihan utama. Karakter jalanan yang beragam serta kesadaran akan fungsionalitas kendaraan tampaknya membuat model seperti Sealion 7 lebih menarik bagi konsumen domestik.

Produksi Lokal Jadi Kunci Masa Depan

Ke depan, salah satu langkah strategis BYD untuk mempertahankan pertumbuhan pasar mereka adalah dengan memulai produksi lokal. Jika langkah ini benar-benar terwujud, harga jual kendaraan listrik BYD bisa ditekan lebih kompetitif lagi karena pengurangan biaya impor dan pajak.

Namun demikian, belum dapat dipastikan apakah Sealion 7 maupun Seal akan menjadi bagian dari rencana perakitan lokal tersebut. Dengan tren saat ini, kemungkinan besar BYD akan memprioritaskan model yang terbukti laris seperti Sealion 7 untuk diproduksi secara lokal terlebih dahulu.

Langkah ini masuk akal mengingat skema insentif dari pemerintah untuk kendaraan listrik buatan dalam negeri, termasuk potongan PPnBM dan fasilitas fiskal lainnya yang dapat menurunkan harga jual kepada konsumen.

Seal Masih Punya Peluang?

Meskipun saat ini Seal tampak tertinggal dari segi penjualan, bukan berarti peluangnya tertutup. Dalam dunia otomotif, perubahan strategi promosi, perbaikan fitur, dan adaptasi pasar bisa mengembalikan pamor suatu model.

Seal masih memiliki kekuatan sebagai sedan listrik yang nyaman dan futuristik. Bila disertai dengan promosi yang tepat dan penyesuaian harga, bukan tidak mungkin model ini bisa bangkit dan bersaing lagi di pasar.

Namun satu hal jelas: saat ini, bintang panggung mobil listrik BYD di Indonesia adalah Sealion 7, SUV yang tidak hanya tangguh secara desain tapi juga kuat dalam mencetak angka penjualan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index