JAKARTA - Transformasi Bandung sebagai kota digital dan sport tourism mendapat dorongan signifikan melalui kolaborasi strategis antara Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Kota Bandung. Tidak hanya menyoroti inovasi pembayaran nontunai, kegiatan seperti QRIS Run dan Sunda Karsa Fest digelar untuk menunjukkan bagaimana integrasi teknologi, budaya, dan ekonomi kreatif dapat membentuk ekosistem urban yang modern dan inklusif.
Dalam rangka memperluas edukasi publik soal transaksi digital, Bank Indonesia terus mendorong pemanfaatan QR Code Indonesian Standard (QRIS). Salah satu upayanya diwujudkan lewat gelaran QRIS Run, sebuah ajang olahraga yang menyatu dengan misi literasi keuangan dan digitalisasi. Acara ini diadakan sebagai kelanjutan dari program QRIS Adventure yang telah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat, Muslimin Anwar, mengungkapkan bahwa QRIS Run tidak sekadar lomba lari, tetapi juga merupakan sarana edukasi publik untuk memperluas adopsi QRIS sebagai metode pembayaran digital yang inklusif.
“QRIS Run ini sudah masuk tahun keempat, dan tahun ini kami targetkan diikuti oleh lima ribu peserta,” ujar Muslimin.
Kegiatan ini diselenggarakan di kawasan Balai Kota Bandung dengan dua kategori lomba, yaitu Race Run 10 kilometer dan Fun Run 5 kilometer. Bandung dipilih karena memiliki ekosistem digital yang paling aktif di Indonesia. Kota ini bukan hanya pusat pengguna QRIS terbanyak, tetapi juga menjadi barometer kesiapan kota untuk menyambut era transaksi nontunai.
Selain menjadi panggung utama kampanye digitalisasi sistem pembayaran, QRIS Run juga mempertegas posisi Bandung sebagai kota yang nyaman dan ramah untuk aktivitas lari, sejalan dengan misi menjadikannya destinasi sport tourism unggulan nasional.
Di sisi lain, perhatian terhadap penguatan ekonomi kreatif dan UMKM ditunjukkan lewat perhelatan Sunda Karsa Fest atau Karya Kreatif Jawa Barat ke-7. Festival ini akan digelar di salah satu pusat perbelanjaan besar di Bandung dan menampilkan ratusan booth dari berbagai subsektor ekonomi kreatif.
Tahun ini, acara tersebut dirancang lebih atraktif, menghadirkan beragam pengalaman tematik mulai dari peragaan busana, pengalaman kopi dan teh lokal, hingga forum Business Matching antara pelaku UMKM dan investor. Pameran ini menampilkan UMKM binaan dari BI maupun pemerintah daerah, serta desa wisata dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Sunda Karsa Fest menargetkan transaksi sebesar Rp15 miliar selama empat hari pelaksanaan, dengan proyeksi pengunjung mencapai 100 ribu orang. Inisiatif ini diyakini mampu mendongkrak geliat ekonomi lokal, khususnya dari sektor industri kreatif, kuliner, dan pariwisata.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengapresiasi kolaborasi ini sebagai langkah maju dalam memperkuat citra Bandung sebagai kota yang aktif, digital, dan kreatif. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bandung akan memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan QRIS Run dan Sunda Karsa Fest, mulai dari penyiapan teknis lalu lintas, parkir, hingga pengelolaan pengunjung.
“QRIS Run ini sangat sejalan dengan branding kita sebagai kota yang 'enakeun untuk lari' dan berorientasi pada digitalisasi,” kata Farhan.
Farhan juga menginstruksikan Dinas Perhubungan Kota Bandung agar mengelola sistem parkir secara tertib dan tidak mengganggu aktivitas rumah ibadah yang berada di sekitar area lomba. Sistem parkir akan dijadikan proyek percontohan digitalisasi, di mana tiket parkir dapat dikonversi menjadi kupon undian berhadiah.
Menariknya, peserta lomba yang memarkir kendaraan di tempat yang telah ditentukan akan mendapatkan insentif tambahan dalam bentuk kupon undian. Untuk pelari dari luar kota yang menginap di hotel mitra, Pemkot Bandung juga menyiapkan sistem pendataan untuk memberi kupon tambahan—sekaligus memetakan dampak sport tourism terhadap okupansi hotel.
Lebih jauh, Farhan mengarahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar menyelenggarakan festival kuliner malam sebagai rangkaian QRIS Run untuk meningkatkan konsumsi lokal dan memperpanjang pengalaman wisata peserta. Ia juga meminta Dinas Koperasi dan UMKM, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian, mengoptimalkan potensi Business Matching dan program fesyen seperti Bandung Fashion Trend.
Untuk mendukung keterlibatan komunitas lokal, Farhan mendorong agar lomba mendongeng atau “Ngadongeng” dalam rangkaian Sunda Karsa Fest menggandeng komunitas Karavansena sebagai juri. Pemenangnya akan diberi panggung dalam program Bandung Kota Cerita yang digelar di perpustakaan daerah.
Komitmen Pemkot Bandung terhadap acara ini juga terlihat dari dukungan promosi melalui media luar ruang seperti videotron dan billboard di titik-titik strategis kota. Farhan menekankan bahwa kegiatan bersama Bank Indonesia ini bukan hanya tentang event, melainkan menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Bandung sebagai pelopor transformasi digital dan ekonomi kreatif.
“Kita ingin Bandung bukan sekadar kota tujuan, tetapi kota yang hidup dari ide, aktivitas ekonomi kreatif, dan budaya digital yang menggerakkan,” tutup Farhan.
Melalui dua ajang besar ini, Bandung menegaskan diri sebagai kota masa depan yang menyatukan olahraga, teknologi, dan kreativitas dalam satu panggung kolaboratif—menjadi contoh nyata bagaimana transformasi digital dapat menyatu dengan nilai-nilai lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.