JAKARTA - Upaya memperkuat konektivitas udara nasional mendapatkan dorongan penting dari rencana penambahan armada maskapai pelat merah, Garuda Indonesia. Langkah ini tak hanya dinilai tepat secara bisnis, tetapi juga menjadi bagian dari strategi memperbaiki kualitas layanan transportasi udara yang selama ini masih dinilai terbatas oleh banyak kalangan.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi secara terbuka menyatakan dukungan penuh pemerintah terhadap upaya Garuda Indonesia untuk memperkuat armadanya. Menurutnya, penambahan pesawat merupakan langkah logis yang selaras dengan kebutuhan mendesak sektor penerbangan dalam negeri.
"Oh Garuda mau nambah pesawat bagus saja itu, kita mendukung," ujar Dudy usai menghadiri rapat kerja bersama Komisi V DPR RI. Ia menegaskan bahwa penambahan pesawat akan berdampak positif terhadap peningkatan kapasitas layanan dan menjangkau lebih banyak wilayah di Indonesia, yang hingga kini masih memiliki tantangan dalam hal keterjangkauan udara.
- Baca Juga Lonjakan Penumpang Pelni di Belawan
"Yah kita masih butuh banyak untuk melayani udara kita, (jumlahnya) kita serahkan ke Garuda," imbuhnya.
Dalam konteks nasional, ketersediaan armada udara sangat berkaitan erat dengan aksesibilitas antarwilayah, terutama wilayah-wilayah terpencil, kepulauan, dan daerah tertinggal. Rencana Garuda untuk memperbesar armadanya dianggap bisa mendukung agenda pemerintah dalam meningkatkan mobilitas warga dan konektivitas ekonomi antardaerah.
Rencana tersebut bukan hanya sekadar rencana jangka pendek, melainkan bagian dari upaya transformasi bisnis Garuda Indonesia setelah melalui masa pemulihan finansial beberapa tahun terakhir. Maskapai ini sebelumnya sempat menghadapi tantangan berat akibat pandemi dan restrukturisasi utang yang panjang.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, telah mengungkapkan bahwa perusahaan berencana menambah hingga 20 unit pesawat sepanjang tahun ini.
"Garuda Indonesia tahun ini kami targetnya menambah pesawat, target ya, sekali target, sampai 20 pesawat," ujar Wamildan dalam sebuah pernyataan resmi.
Penambahan tersebut ditujukan untuk memperluas rute penerbangan, mempercepat pemulihan layanan, serta menjawab tingginya permintaan penerbangan di berbagai destinasi domestik maupun internasional.
Wamildan juga menekankan bahwa pemulihan bisnis Garuda tidak semata bertumpu pada efisiensi keuangan internal, melainkan juga strategi ekspansi operasional secara bertahap dengan memperhatikan kondisi pasar dan tren kebutuhan penumpang.
Langkah Garuda juga dinilai akan membantu memperkuat posisi Indonesia dalam industri penerbangan regional. Dengan semakin banyaknya armada, maskapai ini akan mampu bersaing lebih agresif dengan perusahaan penerbangan dari negara tetangga, sekaligus menurunkan tekanan harga tiket yang selama ini menjadi keluhan konsumen.
Sejumlah pengamat juga menilai penambahan pesawat akan memberi dampak terhadap efisiensi rute. Maskapai nasional selama ini banyak melayani rute panjang dengan struktur biaya tinggi. Oleh karena itu, selain menambah armada, Garuda dan maskapai lain juga mendorong pemerintah untuk memfasilitasi penyesuaian rute penerbangan agar lebih pendek dan efisien, baik dari segi waktu tempuh maupun konsumsi bahan bakar.
Upaya ini diharapkan bisa ikut menekan harga tiket yang kerap melonjak pada musim liburan atau masa puncak perjalanan. Garuda bersama sejumlah maskapai besar nasional lainnya sebelumnya telah mengajukan permintaan kepada otoritas penerbangan untuk meninjau rute udara domestik agar bisa lebih optimal.
Penambahan pesawat juga berarti perluasan lapangan kerja di sektor pendukung. Dengan lebih banyak armada yang beroperasi, kebutuhan akan tenaga teknisi, kru kabin, awak darat, hingga staf layanan pelanggan otomatis akan meningkat. Hal ini bisa menjadi bagian dari stimulus pemulihan ekonomi sektor aviasi dan industri turunannya.
Namun, sejumlah pihak juga mengingatkan bahwa ekspansi armada harus tetap disertai manajemen keuangan yang sehat agar tidak mengulang kesalahan masa lalu. Transparansi, efisiensi biaya operasional, serta optimalisasi rute penerbangan menjadi kunci keberhasilan Garuda dalam memperluas bisnisnya secara berkelanjutan.
Lebih jauh, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga diharapkan dapat menyiapkan kebijakan pendukung lain, seperti peningkatan kapasitas bandara di daerah dan pengembangan sistem navigasi udara. Penambahan pesawat saja tidak akan efektif bila tidak diikuti dengan ekosistem pendukung yang memadai.
Dengan dukungan regulasi, infrastruktur, dan pengawasan yang kuat, target Garuda Indonesia menambah armada di tahun ini akan menjadi simbol kebangkitan baru industri penerbangan nasional. Di saat yang sama, langkah ini juga mempertegas kembali posisi Garuda sebagai maskapai pembawa bendera bangsa yang diharapkan tidak hanya mengedepankan nilai komersial, tetapi juga tanggung jawab nasional.
Sebagai maskapai pelat merah, eksistensi Garuda sangat erat dengan misi pemerintah dalam memperkuat konektivitas, meningkatkan pariwisata, hingga membuka peluang investasi baru di berbagai daerah. Maka, dukungan terhadap penambahan armada bukan hanya soal bisnis, tapi juga bagian dari pelayanan publik yang lebih luas.
Jika penambahan armada berhasil diimplementasikan dengan tepat, tidak hanya Garuda yang diuntungkan, melainkan juga masyarakat sebagai pengguna jasa, pelaku industri turunan, dan pemerintah yang mendapat manfaat dari terbukanya konektivitas nasional dan internasional yang semakin luas dan efisien.