Minyak

Harga Minyak Dunia Naik Usai Persediaan AS Turun

Harga Minyak Dunia Naik Usai Persediaan AS Turun
Harga Minyak Dunia Naik Usai Persediaan AS Turun

JAKARTA - Pasar minyak mentah global mencatat kenaikan setelah beberapa pekan mengalami tekanan, seiring data terbaru menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat lebih besar dari ekspektasi analis. Kenaikan ini menjadi katalis positif bagi harga minyak, meski sejumlah faktor geopolitik masih membatasi momentum penguatan.

Data yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) mengungkapkan penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 2,4 juta barel, lebih tinggi dibandingkan prediksi pasar yang memperkirakan penurunan 1,2 juta barel. Kondisi ini menegaskan bahwa pasokan domestik minyak mentah di AS mengalami tekanan, yang pada gilirannya mendorong harga acuan dunia, termasuk West Texas Intermediate (WTI) dan Brent, untuk naik.

Harga minyak WTI untuk kontrak bulan September 2025 tercatat naik 0,40% menjadi $62,01 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent meningkat 0,35% menjadi $66,01 per barel. Kenaikan ini menunjukkan respons pasar terhadap laporan penurunan persediaan yang lebih besar dari perkiraan, menandai upaya rebound setelah harga sempat berada di level terendah hampir tiga bulan.

Meskipun demikian, kenaikan harga minyak tidak berlangsung tanpa hambatan. Perkembangan geopolitik, khususnya terkait perundingan damai Rusia-Ukraina, menjadi faktor penahan. Kesepakatan damai yang potensial dapat melonggarkan sanksi terhadap minyak mentah Rusia, sehingga meningkatkan pasokan global dan menekan harga minyak di pasar dunia. Hal ini menunjukkan bahwa selain faktor fundamental, harga minyak juga sangat sensitif terhadap dinamika politik internasional yang berhubungan dengan negara-negara produsen utama.

Di sisi lain, pasar juga mencatat aktivitas pembelian minyak mentah Rusia oleh kilang-kilang Tiongkok. Dilaporkan bahwa kilang-kilang tersebut membeli 15 kargo minyak Rusia untuk pengiriman Oktober dan November. Aktivitas ini terjadi di tengah melemahnya permintaan dari India, yang sebelumnya menjadi salah satu konsumen utama minyak Rusia. Pergerakan ini menyoroti bagaimana dinamika permintaan regional turut memengaruhi harga minyak global.

Selain itu, prospek kesepakatan antara Rusia dan Ukraina, kemungkinan pelonggaran sanksi sekunder, dan peningkatan produksi OPEC+ menjadi faktor yang membebani pasar minyak dalam beberapa waktu terakhir. Kombinasi dari ketiga faktor tersebut menciptakan tekanan bagi harga minyak, meskipun laporan persediaan AS yang turun berhasil memberikan dorongan sementara.

Secara teknikal, pergerakan harga minyak WTI selanjutnya diperkirakan akan menghadapi kisaran support di level $60,10 – $58,80 per barel. Di sisi lain, resistance diproyeksikan berada pada kisaran $64,50 – $67,10 per barel. Analisis ini menunjukkan adanya rentang pergerakan yang relatif moderat, dengan kemungkinan fluktuasi harga dalam batasan teknikal tersebut.

Kenaikan harga minyak mentah WTI dan Brent ini menunjukkan bagaimana pasar merespons perubahan pasokan serta dinamika geopolitik secara simultan. Pasokan yang menurun di AS memberikan sentimen positif, tetapi tekanan dari kemungkinan peningkatan produksi global dan pelonggaran sanksi Rusia menimbulkan ketidakpastian di pasar. Para pelaku pasar kini terus memantau kedua sisi fundamental ini untuk menentukan arah pergerakan harga minyak ke depan.

Pergerakan ini juga memperlihatkan bahwa meskipun faktor fundamental domestik AS memberikan dorongan, harga minyak tetap berada di bawah pengaruh peristiwa global. Investor dan analis kini cenderung memantau hasil perundingan Rusia-Ukraina, kebijakan OPEC+, serta dinamika permintaan regional dari negara-negara besar seperti Tiongkok dan India. Keputusan politik dan kebijakan produksi di level global menjadi penentu arah jangka menengah bagi harga minyak.

Selain itu, interaksi antara penawaran dan permintaan regional semakin jelas terlihat dari pembelian kilang-kilang Tiongkok terhadap minyak Rusia. Pembelian ini menunjukkan pergeseran sumber pasokan yang dapat memengaruhi keseimbangan pasar, terutama di tengah melemahnya permintaan dari India. Situasi ini menekankan bahwa pergerakan harga minyak tidak hanya dipengaruhi oleh data persediaan dan produksi, tetapi juga oleh strategi perdagangan lintas negara.

Secara keseluruhan, kenaikan harga minyak mentah dunia pada sesi perdagangan terbaru menggambarkan kombinasi antara tekanan pasokan domestik yang menurun dan faktor geopolitik yang kompleks. Meskipun dorongan dari persediaan AS cukup signifikan, pasar tetap berhati-hati menghadapi ketidakpastian akibat potensi pelonggaran sanksi Rusia dan peningkatan produksi OPEC+. Pergerakan teknikal WTI dan Brent menunjukkan adanya batasan fluktuasi harga yang kemungkinan akan menjadi fokus investor dalam beberapa pekan ke depan.

Dengan demikian, dinamika harga minyak saat ini menjadi cerminan dari interaksi faktor fundamental, geopolitik, dan teknikal yang saling memengaruhi. Keseimbangan antara tekanan pasokan, permintaan regional, dan perkembangan politik internasional akan terus menentukan arah pergerakan pasar minyak global. Investor maupun analis di pasar komoditas perlu mencermati semua faktor ini untuk memahami tren harga minyak dalam jangka pendek hingga menengah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index