Perumahan

Kebangkitan Perumahan di NTB

Kebangkitan Perumahan di NTB
Kebangkitan Perumahan di NTB

JAKARTA - Sektor properti di Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah gelaran pameran perumahan atau property expo di sejumlah kabupaten/kota. Ketua Real Estate Indonesia (REI) NTB, Hery Athmaja, menyatakan optimisme tinggi melihat tingginya antusiasme masyarakat untuk membeli rumah subsidi, yang menjadi motor penggerak ekonomi lokal.

Menurut Hery, pameran yang digelar di Mataram berhasil menarik perhatian masyarakat dan hampir seluruh unit yang dipasarkan laku terjual. “Di NTB, kita melihat animo masyarakat untuk membeli rumah meningkat, khususnya setelah expo kita laksanakan kemarin di Mataram. Hampir semua unit yang dipasarkan laku terjual. Target jual 2.000 unit, terjual hampir semuanya sesuai target,” ungkapnya.

Fenomena ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong pembangunan rumah subsidi secara berkelanjutan sebagai salah satu strategi untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Pembangunan rumah subsidi tidak hanya menyediakan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga menggerakkan berbagai sektor ekonomi lainnya.

Hery menjelaskan, property expo yang diselenggarakan di beberapa kabupaten, termasuk Lombok Timur, berhasil menjaring banyak calon konsumen. Proses pengajuan kredit rumah subsidi juga semakin mudah berkat program one day approval dari perbankan. “Masyarakat cukup membawa KTP, slip gaji, dan dokumen sederhana lainnya. Dalam satu hari sudah bisa mendapatkan kepastian pembiayaan,” ujarnya.

Kepastian pembiayaan ini memberikan dorongan moral bagi masyarakat untuk segera membeli rumah, sekaligus memberikan kepastian bagi para pengembang. Beberapa rumah subsidi yang dipesan sudah siap huni, sebagian masih dalam tahap pembangunan, dan ada yang baru akan dibangun. Meski berbeda tahap pembangunan, pesanan yang masuk memberikan semangat baru bagi pengembang properti di NTB.

Hery menambahkan bahwa pemerintah telah menaikkan kuota rumah subsidi secara nasional dari 220 ribu unit menjadi 310 ribu unit. Dari jumlah tersebut, NTB menargetkan porsi sekitar 6 ribu unit dengan harga masih tetap di level Rp185 juta per unit. Kondisi harga yang stabil ini semakin memperkuat optimisme para pengembang untuk mencapai target tersebut. “Harga rumah subsidi masih di level Rp185 juta. Harga belum naik. Karena itu, kami optimis target ini bisa tercapai,” jelas Hery.

Tidak hanya berdampak pada hunian, geliat sektor properti otomatis mempengaruhi rantai ekonomi lain yang terkait. Hery menyebutkan sedikitnya ada 176 jenis usaha yang terdampak langsung dari pembangunan perumahan, mulai dari penyedia material bangunan, jasa konstruksi, hingga tenaga kerja lokal. Aktivitas ini turut menstimulasi perekonomian daerah secara menyeluruh. “Kalau sektor perumahan hidup, otomatis usaha-usaha di bawahnya ikut bergerak. Itu sebabnya kami yakin sektor properti bisa menjadi motor penggerak ekonomi, terutama di NTB,” tegasnya.

Antusiasme pengembang meningkat setelah melihat pesanan yang masuk selama expo. Beberapa pengembang bahkan berkelakar siap menggelar expo setiap pekan jika respons masyarakat tetap tinggi. Kegiatan ini tidak hanya mendorong penjualan unit rumah subsidi, tetapi juga membangun semangat kolaborasi antara pemerintah, perbankan, dan pengembang untuk mendorong pembangunan perumahan di NTB.

Hery menambahkan bahwa dukungan pemerintah terhadap sektor properti sangat signifikan. Proses pengadaan, perizinan, dan pembiayaan didukung dengan prosedur yang efisien sehingga hampir tidak ada hambatan di lapangan. Dukungan ini menjadi faktor kunci yang membuat pengembang kembali bersemangat dan optimis menghadapi enam bulan ke depan. “Alhamdulillah, ada titik terang. Teman-teman pengembang kembali bersemangat, semoga enam bulan ke depan sektor properti NTB makin menggeliat. Pemerintah juga memberikan dukungan yang cukup bagus ke sektor properti. Dan hampir tidak ada masalah di lapangan. Ini yang membuat teman-teman pengembang semakin semangat dan optimis,” pungkasnya.

Kebangkitan sektor properti NTB ini menjadi indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan ribuan rumah subsidi terjual, penggerak ekonomi lokal kembali aktif, mulai dari penyedia bahan bangunan hingga penyedia jasa konstruksi dan tenaga kerja. Tren ini diharapkan dapat berlanjut, memperkuat daya beli masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidup warga NTB secara keseluruhan.

Pameran perumahan ini membuktikan bahwa rumah subsidi tidak hanya soal kebutuhan hunian, tetapi juga strategi ekonomi yang efektif. Kombinasi dukungan pemerintah, kemudahan akses pembiayaan, serta semangat masyarakat dan pengembang menghadirkan momentum positif bagi industri properti NTB. Dengan target rumah subsidi yang semakin besar, sektor properti di NTB diharapkan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index