Petani

Petani Paring Tali Bangkit, Bawang Merah Jadi Andalan Ekonomi Desa

Petani Paring Tali Bangkit, Bawang Merah Jadi Andalan Ekonomi Desa
Petani Paring Tali Bangkit, Bawang Merah Jadi Andalan Ekonomi Desa

JAKARTA - Desa Paring Tali di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, tengah menunjukkan geliat positif dalam sektor pertanian. Di tengah tantangan iklim dan ketergantungan terhadap komoditas tunggal, upaya diversifikasi pertanian melalui budidaya bawang merah menjadi angin segar bagi para petani setempat.

Keterlibatan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar dalam mendampingi langsung petani di lapangan tidak hanya mencerminkan perhatian pemerintah daerah terhadap kebutuhan petani, tetapi juga menjadi strategi jangka panjang untuk menciptakan kemandirian dan ketahanan pangan di daerah.

Dalam kegiatan monitoring terbaru di lahan satu hektare milik Kelompok Tani (Poktan) Bina Tani, terlihat jelas semangat sinergi antara petani dan pemerintah. Tim dari Bidang Sarana Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Perkebunan, dan Peternakan Distan Banjar hadir untuk memastikan seluruh proses budidaya berlangsung sesuai standar dan potensi lahan termanfaatkan optimal.

Kolaborasi untuk Ketahanan Pertanian

Dipimpin oleh Kepala Bidang Sarana TPH, Perkebunan, dan Peternakan, Nurul Chatimah, kegiatan monitoring bukan sekadar agenda seremonial. Ia menegaskan, pendekatan yang dilakukan pemerintah bertujuan membangun rasa percaya diri petani dan memastikan mereka tidak menghadapi tantangan sendirian.

“Kegiatan monitoring ini bukan sekadar kunjungan biasa. Ini adalah bentuk perhatian kami agar para petani tidak berjalan sendiri. Kami ingin memastikan budidaya bawang merah di sini mengikuti standar mulai dari bibit, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Semua demi hasil yang optimal,” ujar Nurul.

Bagi pemerintah daerah, pertanian bukan hanya sektor produktif, tetapi juga wadah pemberdayaan masyarakat. Terlebih, potensi hortikultura seperti bawang merah memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan jika dikelola secara tepat.

Teknologi Tepat Guna dan Pendampingan Aktif

GT Rahmatullah, Kepala Seksi Pengembangan Sarana Pertanian, menambahkan bahwa salah satu kunci keberhasilan budidaya modern adalah penggunaan teknologi yang sesuai dan pendampingan teknis yang konsisten.

“Kami melihat potensi besar di lahan ini. Jika terus didampingi dan dibekali teknologi yang tepat guna, bukan tidak mungkin Desa Paring Tali menjadi salah satu sentra bawang merah andalan di Kabupaten Banjar,” ucapnya.

Pernyataan tersebut bukan sekadar optimisme kosong. Program monitoring ini juga menjadi wadah untuk evaluasi dan peningkatan kapasitas petani. Dengan penerapan teknik budidaya yang disesuaikan dengan kondisi agroklimat setempat, efisiensi produksi bisa tercapai tanpa harus mengorbankan kelestarian lahan.

Laporan Lapangan dan Semangat Petani

Dukungan moral dan teknis kepada petani juga tampak dari peran aktif Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sam’ani. Ia menyampaikan bahwa kondisi tanaman bawang merah di lapangan saat ini sangat baik dan menunjukkan perkembangan optimal.

“Alhamdulillah, tanaman bawang merah tumbuh subur. Petani di sini sangat antusias dan disiplin merawat lahan. Kami dari PPL terus memantau, membantu jika ada kendala, dan memastikan program pertanian berjalan lancar. Semangat kolaborasi seperti ini yang membuat kami optimis panen kali ini akan sukses,” jelas Sam’ani.

Fungsi PPL menjadi krusial, terutama dalam menjembatani petani dengan kebijakan pemerintah dan inovasi baru di bidang pertanian. Dengan pemantauan harian dan respon cepat terhadap kendala, kehadiran PPL seperti Sam’ani memperkuat posisi petani sebagai pelaku utama dalam rantai produksi pangan.

Bawang Merah sebagai Komoditas Strategis

Distan Banjar menetapkan bawang merah sebagai salah satu komoditas hortikultura unggulan. Tidak hanya karena permintaan pasar yang tinggi, tetapi juga karena tanaman ini memiliki siklus panen yang relatif singkat dan dapat ditanam di lahan sempit dengan hasil menjanjikan.

Pemerintah daerah pun mendorong pengembangan komoditas ini di wilayah lain yang memiliki kondisi tanah dan iklim serupa. Keberhasilan budidaya di Desa Paring Tali diharapkan menjadi contoh nyata yang bisa direplikasi, sekaligus menjadi pusat pelatihan bagi petani pemula atau desa yang baru memulai diversifikasi.

Strategi Terpadu untuk Produksi dan Pemasaran

Salah satu keunggulan pendekatan Distan Banjar adalah strategi monitoring yang tidak hanya berfokus pada tahap produksi, tetapi juga mencakup aspek pascapanen dan pemasaran. Pemerintah ingin memastikan bahwa produk bawang merah tidak hanya melimpah dari sisi kuantitas, tetapi juga unggul dalam kualitas sehingga mampu bersaing di pasar lebih luas.

Langkah ini menjadi penting, terutama di tengah fluktuasi harga pangan dan persaingan dengan produk luar daerah. Dengan menjaga standar kualitas dan memperluas jejaring distribusi, petani bisa mendapatkan nilai tambah lebih besar dari hasil taninya.

Desa Paring Tali sebagai Role Model

Semangat gotong royong, pendampingan teknis, dan dukungan penuh dari Distan Banjar menjadikan Desa Paring Tali sebagai percontohan ideal dari desa yang berhasil membangun ketahanan pangan berbasis potensi lokal.

“Kami ingin pertanian di Banjar bukan hanya bertahan, tapi berkembang pesat. Petani harus sejahtera, mandiri, dan mampu bersaing. Dan kami siap mendampingi mereka setiap langkah,” tegas Nurul Chatimah.

Keberhasilan di desa ini bukan hanya soal produktivitas, tetapi juga soal mentalitas petani yang berani berubah dan berkembang. Ketika pemerintah, penyuluh, dan masyarakat bersatu dalam satu visi, transformasi sektor pertanian bukan lagi mimpi, tetapi kenyataan yang sedang dibangun setiap hari.

Dan kini, di tengah hamparan hijau bawang merah yang tumbuh subur, Desa Paring Tali menjadi simbol harapan baru bagi pertanian Banjar yang lebih maju dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index