Erick Thohir

Erick Thohir Pastikan PSSI Jalankan Transformasi Sesuai Roadmap FIFA

Erick Thohir Pastikan PSSI Jalankan Transformasi Sesuai Roadmap FIFA
Erick Thohir Pastikan PSSI Jalankan Transformasi Sesuai Roadmap FIFA

JAKARTA - Langkah reformasi dalam dunia sepak bola Indonesia kini memasuki babak penting. Di tengah ekspektasi tinggi publik dan sorotan internasional, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir menunjukkan keseriusannya menjalankan perubahan yang telah dijanjikan. Fokus utama adalah memperbaiki tata kelola dan meningkatkan profesionalitas sepak bola nasional melalui roadmap yang disepakati bersama FIFA.

Komitmen yang dibangun dengan federasi sepak bola dunia tersebut tak hanya bersifat administratif, melainkan telah diterjemahkan ke dalam berbagai langkah nyata di lapangan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, secara terbuka mengungkapkan bahwa FIFA tak tinggal diam terhadap janji-janji perubahan yang dilontarkan Indonesia. Bahkan, kehadiran langsung dari pihak FIFA ke tanah air menjadi sinyal kuat bahwa lembaga tersebut aktif memantau progres pembenahan yang sedang dijalankan.

“Ya, kenapa mereka di sini? Mereka terus awasin saya. Nah, benar enggak roadmap yang saya janjiin ke FIFA jalan atau benar gitu? Mereka datang ke sini, datang ke sini ngelihat,” kata Erick Thohir, menandaskan pentingnya akuntabilitas dalam menjalankan reformasi.

Kehadiran FIFA dalam Final Liga 1 2024-2025 menjadi salah satu bentuk konkret keterlibatan mereka. Selain meninjau kualitas kompetisi, perhatian juga diarahkan pada aspek yang selama ini menjadi perhatian global, seperti kehadiran suporter tim tamu dan manajemen pertandingan yang aman dan tertib.

Tidak hanya FIFA, pengawasan terhadap roadmap juga datang dari dalam negeri. Erick mengakui bahwa berbagai elemen, mulai dari pemerintah, media, hingga pengamat sepak bola, turut mengamati langkah-langkah yang diambil PSSI. Ia menyebutkan bahwa keterlibatan publik ini merupakan bagian dari sistem demokrasi yang telah terbentuk di Indonesia dan sesuatu yang ia terima dengan terbuka.

“Pemerintah ngawasin. Ya, pengamat sepak bola, media ngawasin. Ya itu demokrasi, yang memang sudah tercipta di Indonesia dan saya tidak anti hal itu,” jelasnya.

Dari sisi pembiayaan, PSSI mengalokasikan anggaran yang besar untuk memperkuat performa tim nasional. Erick mengungkapkan bahwa sekitar 70 hingga 80 persen dari anggaran total sebesar Rp700 miliar difokuskan untuk timnas. Angka ini menunjukkan komitmen kuat untuk mendukung para pemain dalam berbagai kategori, baik putra maupun putri.

Tak hanya dari segi dana, perhatian juga diberikan pada aspek pembinaan dan pendampingan pelatih lokal. Dalam struktur kepelatihan, pelatih asing tetap digunakan sebagai tenaga ahli utama, namun Erick menekankan pentingnya kolaborasi dengan pelatih lokal sebagai bagian dari proses transfer ilmu dan pengembangan SDM sepak bola nasional.

“Pelatih putri ini dari Jepang semua, pelatih putra dari Belanda semua. Tapi saya sudah titipkan kepada putri atau putra, pelatihnya mesti ada pelatih Indonesia mendampingi,” ucapnya.

Langkah ini mencerminkan visi jangka panjang PSSI yang tidak hanya mengejar prestasi instan, tetapi juga menanamkan pondasi kuat bagi keberlanjutan sepak bola nasional. Keberadaan pelatih lokal di bawah supervisi pelatih asing diharapkan dapat menciptakan sinergi dan meningkatkan kompetensi dalam negeri.

Dalam beberapa tahun terakhir, sepak bola Indonesia memang berada dalam masa transisi. Setelah melalui berbagai dinamika, mulai dari masalah wasit, manajemen liga, hingga perizinan suporter, tuntutan terhadap reformasi menyeluruh menjadi semakin mendesak. Publik tak hanya ingin melihat timnas berjaya, tetapi juga berharap sistem yang mendasarinya berjalan transparan, efisien, dan bebas dari praktik tak sehat.

Transformasi ini juga diiringi dengan wacana pembentukan komite independen, termasuk reformasi di sektor wasit dan penyelenggaraan kompetisi. Komitmen Erick Thohir untuk mengundurkan diri dari jabatan Ketua Komite Wasit apabila tidak sesuai ekspektasi menjadi sinyal bahwa keterbukaan dan evaluasi adalah bagian dari agenda perubahan.

“Kalau tidak sesuai dengan yang kita janjikan ke FIFA, ya saya siap mundur,” demikian pesan tegas yang pernah disampaikannya kepada publik.

Secara keseluruhan, pelaksanaan roadmap ini menjadi semacam ujian kredibilitas bagi PSSI. FIFA telah memberikan lampu hijau atas rencana yang disampaikan, namun realisasi di lapangan tetap menjadi faktor penentu keberhasilan. PSSI saat ini tidak hanya dituntut untuk memenuhi ekspektasi internasional, tetapi juga untuk meraih kembali kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap institusi sepak bola nasional.

Dengan pengawasan yang terus dilakukan baik oleh FIFA maupun masyarakat Indonesia, kerja keras PSSI harus dibarengi dengan hasil nyata dari perbaikan tata kelola hingga prestasi di berbagai ajang internasional. Jika semua elemen ini berjalan sinergis, harapan untuk melihat sepak bola Indonesia bangkit bukanlah sesuatu yang mustahil.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index