JAKARTA - Sumatera Utara sebentar lagi akan memiliki akses jalan tol yang lebih lengkap dan strategis dengan segera rampungnya proyek Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat, khususnya pada segmen Serbelawan–Pematang Siantar. Proyek ini bukan sekadar infrastruktur jalan, melainkan simbol penting dalam memperkuat konektivitas regional, mempercepat mobilitas barang dan orang, hingga membuka akses menuju destinasi pariwisata unggulan seperti Danau Toba.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan, pembangunan Jalan Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat terus menunjukkan progres signifikan. Salah satu fokus utama saat ini adalah penyelesaian Seksi 4, yakni ruas Serbelawan–Pematang Siantar sepanjang 28 km. Dari panjang tersebut, 15,63 km sudah beroperasi, sementara sisanya, khususnya segmen Simpang Susun (SS) Sinaksak–Pematang Siantar sepanjang 12,3 km, sedang dalam tahap penyelesaian akhir.
Hingga akhir Juni, progres fisik pembangunan segmen ini telah mencapai 99,19%. Proyek ini kini berada dalam fase Audit Keselamatan Jalan (AKJ), yang menjadi bagian penting dalam persetujuan desain akhir sebelum tol benar-benar dibuka untuk umum.
Menteri PUPR, Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa keberadaan tol ini diproyeksikan membawa dampak besar bagi pengembangan ekonomi kawasan. Ia menyebutkan bahwa salah satu manfaat terbesar dari jalan tol ini adalah pemangkasan waktu tempuh antarwilayah, terutama dalam sektor logistik.
“Karena diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah pada sektor logistik, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru,” ujar Menteri Dody dalam keterangan resmi.
Dengan efisiensi yang lebih tinggi di sektor transportasi, biaya logistik akan lebih rendah, yang pada gilirannya akan mendorong lahirnya kawasan ekonomi baru dan memperkuat daya saing daerah-daerah di Sumatera Utara.
Tol Kuala Tanjung Tebing Tinggi Parapat memang didesain sebagai salah satu proyek strategis nasional yang tidak hanya menghubungkan wilayah barat hingga timur Sumatera Utara, namun juga mengintegrasikan berbagai zona industri dan pariwisata di sepanjang rutenya. Dari sisi barat, tol ini menghubungkan Kuala Tanjung yang dikenal sebagai pusat pelabuhan, melewati pusat-pusat industri seperti Tebing Tinggi dan Serbelawan, hingga menuju Pematang Siantar yang merupakan pintu gerbang menuju Danau Toba.
Secara keseluruhan, proyek tol ini memiliki panjang 136,8 km dan dibangun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Pelaksana proyek ini adalah PT Hutama Marga Waskita, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang dipercaya pemerintah untuk menuntaskan pembangunan seluruh trase.
Pembangunan tol terbagi menjadi enam seksi:
Seksi 1: Tebing Tinggi–Indrapura sepanjang 22,85 km, telah beroperasi bersamaan dengan junction Tebing Tinggi sepanjang 7 km.
Seksi 2: Indrapura–Kuala Tanjung sepanjang 15,6 km, juga telah beroperasi.
Seksi 3: Tebing Tinggi–Serbelawan sepanjang 30 km, sudah digunakan masyarakat.
Seksi 4: Serbelawan–Pematang Siantar, dengan total panjang 28 km, sebagian besar telah rampung.
Seksi 5: Pematang Siantar–Seribudolok, saat ini masih dalam tahap penetapan trase.
Seksi 6: Seribudolok–Parapat, juga berada dalam proses awal sebagai bagian dari dukungan pemerintah pusat.
Kehadiran jalan tol ini diharapkan akan memberikan manfaat besar, terutama bagi kawasan wisata Danau Toba. Diketahui, Danau Toba menjadi salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP) nasional yang terus didorong pengembangannya dari sisi infrastruktur, fasilitas, dan konektivitas.
Dengan keberadaan jalan tol yang langsung mengarah ke kawasan ini, diharapkan akan terjadi lonjakan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Ini tentu akan memberikan efek domino terhadap sektor ekonomi kreatif, UMKM, hingga layanan publik dan akomodasi lokal.
Tak hanya mendukung pariwisata, tol ini juga membuka peluang besar bagi sektor industri dan logistik. Dengan terhubungnya Pelabuhan Kuala Tanjung dengan berbagai kawasan industri dan distribusi di Sumatera Utara, mobilitas logistik akan menjadi lebih cepat dan efisien.
Jika tol ini selesai tepat waktu, maka masyarakat dari Tebing Tinggi atau Serbelawan bisa menempuh perjalanan ke Pematang Siantar dan kawasan Parapat dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan rute jalan nasional saat ini. Hal ini tentu menjadi nilai tambah, terlebih bagi pelaku usaha, pelancong, dan penduduk yang sehari-hari membutuhkan akses cepat antarwilayah.
Meskipun masih ada dua seksi yang belum memasuki tahap konstruksi penuh, pencapaian hingga saat ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menuntaskan proyek infrastruktur strategis ini. Dengan target rampung pada kuartal III tahun 2025 untuk seksi Serbelawan–Pematang Siantar, masyarakat dan dunia usaha di Sumatera Utara bisa mulai bersiap menyambut era baru mobilitas yang lebih efisien.
Proyek Jalan Tol Kuala Tanjung Tebing Tinggi Parapat menjadi contoh konkret bagaimana investasi infrastruktur yang terarah mampu memperkuat daya saing daerah, mendukung pertumbuhan wilayah, dan memperluas akses masyarakat terhadap layanan dasar dan kesempatan ekonomi yang lebih merata.