Infrastruktur

Pati Bergerak Maju: Bupati Dorong Tiga Pilar Infrastruktur Daerah

Pati Bergerak Maju: Bupati Dorong Tiga Pilar Infrastruktur Daerah
Pati Bergerak Maju: Bupati Dorong Tiga Pilar Infrastruktur Daerah

JAKARTA - Kemajuan daerah tak hanya ditentukan dari satu sektor, tetapi dari sinergi antar berbagai bidang yang menopang kehidupan masyarakat. Hal inilah yang tengah diupayakan secara konsisten oleh Pemerintah Kabupaten Pati. Di bawah kepemimpinan Bupati Sudewo, perhatian besar diarahkan pada pengembangan tiga sektor strategis sekaligus: infrastruktur, perikanan, dan pertanian.

Dengan strategi pembangunan yang holistik, pemerintah kabupaten berupaya membangun fondasi kokoh bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan kesejahteraan warga. Fokus pada infrastruktur, produktivitas lahan pertanian, serta penguatan nelayan tradisional menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.

Salah satu bukti konkret dari komitmen tersebut adalah percepatan pembangunan akses jalan penghubung antarkecamatan dan kabupaten. Dalam kunjungannya ke kawasan pesisir Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, Bupati Sudewo meninjau langsung kondisi jalan penghubung Tayu–Dukuhseti hingga Puncel yang selama ini menjadi jalur vital menuju Kabupaten Jepara.

“Jalan Tayu – Dukuhseti sudah hampir selesai. Walaupun kondisinya sudah cukup baik, saya tetap akan berjuang menyelesaikan sisanya. Mudah-mudahan tahun ini, atau paling lambat tahun depan, seluruh ruas bisa diselesaikan dengan kualitas yang setara dan bagus,” kata Sudewo.

Infrastruktur jalan bukan hanya mempermudah akses antarwilayah, tapi juga menjadi pendukung utama distribusi hasil panen, transportasi hasil laut, serta mobilitas masyarakat. Dalam konteks ini, Pemerintah Kabupaten Pati tak hanya membangun jalan, melainkan turut menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas.

Sementara di sektor pertanian, Pemkab Pati menggulirkan program unggulan bertajuk “Satu Hektare 10 Ton Bisa”. Program ini menjadi inisiatif strategis yang bertujuan mendorong peningkatan hasil panen padi, dengan target 10 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.

Sudewo menegaskan bahwa program tersebut bukan sekadar jargon. Ia menyebutkan bahwa hasil nyata telah terlihat di beberapa desa, seperti Mangunrekso, Larangan, dan wilayah Pati Selatan. Di daerah-daerah itu, petani telah berhasil mencatatkan produktivitas di atas 10 ton per hektare.

“Program ini bukan slogan. Di beberapa desa seperti Mangunrekso dan Larangan, bahkan di wilayah Pati Selatan, sudah terbukti ada petani yang panennya mencapai 10 ton lebih per hektare,” ujarnya.

Keberhasilan program tersebut tidak berdiri sendiri. Pemerintah pusat juga disebut memainkan peran penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi petani, termasuk dalam mengatasi persoalan pupuk dan harga gabah.

“Pupuk tidak langka lagi, distribusi lancar, dan harga gabah sudah dipatok minimal Rp6.500 per kilogram. Ini adalah kesempatan emas, untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan,” tegas Sudewo.

Dengan kendala klasik seperti kelangkaan pupuk dan fluktuasi harga yang tak menentu mulai bisa diatasi, para petani di Pati kini memiliki ruang yang lebih leluasa untuk mengoptimalkan hasil pertanian. Kebijakan ini sekaligus menjadi jawaban atas keresahan petani selama ini, serta memberi jaminan kepastian usaha tani.

Bupati juga menyampaikan bahwa pemerintah tidak tinggal diam soal penyerapan hasil panen. Ia memastikan bahwa gabah hasil petani akan dibeli dengan harga yang layak. Jaminan ini penting agar para petani tak lagi menghadapi kekhawatiran hasil panen tidak terserap pasar atau dibeli dengan harga rendah.

“Pemerintah sudah menjamin bahwa gabah petani akan dibeli dengan harga yang layak,” ujarnya.

Tak kalah penting dari sektor pertanian adalah perhatian terhadap kehidupan nelayan. Dalam kunjungannya ke pesisir, Sudewo menyapa langsung para nelayan merah putih di wilayah Banyutowo. Ia menyampaikan apresiasi terhadap semangat nelayan yang tetap produktif dan berkomitmen menjaga kedaulatan laut.

Kawasan pesisir Dukuhseti selama ini dikenal sebagai salah satu titik penting bagi aktivitas perikanan di Pati. Potensi sumber daya laut yang melimpah menjadi tumpuan ekonomi masyarakat. Pemerintah kabupaten memandang pentingnya memperkuat kapasitas nelayan, baik dari sisi sarana tangkap, fasilitas penyimpanan, hingga akses terhadap pembiayaan usaha.

Langkah penguatan nelayan diiringi pula dengan infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, jalan pesisir, dan pasar ikan. Pemerintah daerah berupaya menciptakan ekosistem perikanan yang produktif dan berdaya saing.

Kebijakan pembangunan berbasis potensi lokal seperti infrastruktur jalan penghubung, peningkatan hasil pertanian, serta pemberdayaan nelayan menunjukkan bahwa Kabupaten Pati tengah bergerak ke arah pembangunan yang berimbang. Setiap sektor digenjot dengan pendekatan yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat.

Melalui sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta masyarakat itu sendiri, target jangka panjang berupa kemandirian pangan, pertumbuhan ekonomi desa, serta peningkatan kualitas hidup warga Pati perlahan mulai terealisasi.

Bupati Sudewo menegaskan bahwa ia akan terus memantau dan mengawal pembangunan di daerahnya, agar tidak hanya selesai di atas kertas, namun benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Dengan keberpihakan nyata terhadap rakyat, Kabupaten Pati tak hanya membangun jalan dan sawah, tetapi juga membangun harapan dan masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index