JAKARTA - Peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam memperkuat industri strategis nasional kembali terbukti lewat kontribusi PT PP (Persero) Tbk atau PTPP. Melalui pembangunan Dermaga Shiplift Kapal Selam Block A–B, perusahaan ini tidak sekadar menciptakan infrastruktur maritim, tetapi juga mengukir sejarah baru di bidang pertahanan Indonesia.
Dengan nilai proyek mencapai Rp275 miliar, PTPP menegaskan perannya dalam mendukung program kemandirian alutsista nasional. Hingga pertengahan Juli 2025, progres pembangunan dermaga ini telah mencapai 62,520% atau melampaui target rencana sebesar 57,289%. Pencapaian ini menjadi indikator keseriusan perusahaan dalam menyelesaikan proyek tepat waktu dengan kualitas tinggi.
Mendorong Kemandirian Lewat Infrastruktur Strategis
Pembangunan dermaga shiplift kapal selam merupakan bagian dari program Whole Local Production (WLP) yang digagas pemerintah. Dengan durasi pengerjaan selama 600 hari kalender, proyek ini disiapkan sebagai fondasi utama dalam produksi kapal selam dalam negeri secara mandiri.
Keberadaan fasilitas ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap negara lain dalam hal pemeliharaan dan peluncuran kapal selam, serta memperkuat ketahanan nasional di sektor maritim. Hal ini menjadi langkah penting Indonesia menuju kemandirian industri pertahanan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa pembangunan dermaga ini turut menetapkan standar baru dalam dunia konstruksi nasional. Salah satu terobosannya adalah penerapan material ramah lingkungan, seperti penggunaan bekisting beton precast berbahan baja yang dapat digunakan berulang kali. Ini secara langsung mengurangi limbah konstruksi dan emisi karbon, mendukung prinsip pembangunan berkelanjutan.
Ramah Lingkungan dan Hemat Energi
Proyek ini juga mengimplementasikan penggunaan energi terbarukan. Tim proyek memanfaatkan panel surya sebagai sumber penerangan sementara di lokasi pembangunan, menggantikan energi listrik konvensional. Pendekatan ini tidak hanya efisien, tetapi juga menjadi bukti keseriusan PTPP dalam menurunkan jejak karbon proyek konstruksi.
Inovasi lainnya adalah digitalisasi proses konstruksi melalui teknologi Internet of Things (IoT) dan Building Information Modeling (BIM) hingga level 9D. Hal ini memungkinkan optimalisasi sumber daya, efisiensi waktu, serta peningkatan kualitas dan keselamatan kerja.
“Di lapangan, teknologi seperti automatic bucket cor, automatic curing beton, dan mesin roller besi tulangan memastikan pengerjaan yang presisi dan efisien, sekaligus mengurangi risiko kecelakaan kerja,” ujar Joko Raharjo.
Shiplift Pertama Khusus Kapal Selam di Indonesia
Salah satu keunikan proyek ini adalah statusnya sebagai shiplift pertama di Indonesia yang dirancang khusus untuk kapal selam. Dengan kapasitas beban mencapai 15 ton per meter persegi dan struktur beton setebal 2,5 meter, dermaga ini mampu menangani kapal selam dengan tingkat keamanan dan presisi tinggi.
Dermaga ini nantinya akan berfungsi sebagai fasilitas naik-turun kapal selam dari dan ke air laut, sebuah komponen vital dalam siklus pemeliharaan dan produksi kapal bawah laut.
Joko menjelaskan bahwa kekuatan struktur dermaga sangat diperhitungkan karena harus menahan beban ekstrem dari kapal selam. Proyek ini pun dirancang dengan pendekatan teknik tinggi dan pengawasan ketat, demi menjamin keamanan operasional ke depan.
Kolaborasi dengan Mitra Global
Dalam pelaksanaannya, proyek ini melibatkan kolaborasi strategis antara PTPP dan perusahaan teknologi asal Norwegia, Syncrolift AS, yang dikenal sebagai penyedia sistem shiplift global terkemuka. Kolaborasi ini tidak hanya menjamin mutu hasil pembangunan, tetapi juga membuka ruang transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia di sektor konstruksi dan pertahanan.
Menurut Joko, sinergi ini memperkuat daya saing industri konstruksi nasional sekaligus meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal. Kerja sama internasional yang berbasis transfer teknologi seperti ini merupakan langkah penting dalam menjadikan PTPP sebagai pemain global di industri konstruksi.
“Pembangunan Dermaga Shiplift Kapal Selam menjadi manifestasi nyata dari semangat kemandirian dan inovasi dalam industri pertahanan. PTPP tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga pondasi bagi masa depan industri maritim Indonesia yang kuat dan berdaulat,” kata Joko menegaskan.
Menuju Industri Pertahanan Nasional yang Mandiri
Secara keseluruhan, pembangunan proyek ini mencerminkan visi besar pemerintah dan BUMN dalam mendorong pertumbuhan sektor pertahanan berbasis kekuatan domestik. Dengan kehadiran fasilitas ini, Indonesia berada selangkah lebih dekat dalam mewujudkan armada bawah laut yang diproduksi dan dirawat secara mandiri.
Pembangunan dermaga shiplift ini juga berpotensi memberikan dampak ekonomi tidak langsung, seperti penciptaan lapangan kerja di sektor konstruksi, peningkatan kapasitas pelabuhan, hingga perputaran ekonomi lokal selama proyek berlangsung.
Dengan berbagai keunggulan dari sisi desain, inovasi teknologi, hingga pendekatan ramah lingkungan, proyek Dermaga Shiplift Kapal Selam Block A–B oleh PTPP menjadi contoh nyata bagaimana infrastruktur strategis dapat selaras dengan visi kemandirian nasional, efisiensi operasional, dan keberlanjutan lingkungan.