Minyak

Harga Pangan di Lampung Berfluktuasi, Minyak Goreng dan Ikan Turun, Beras Masih Naik

Harga Pangan di Lampung Berfluktuasi, Minyak Goreng dan Ikan Turun, Beras Masih Naik
Harga Pangan di Lampung Berfluktuasi, Minyak Goreng dan Ikan Turun, Beras Masih Naik

JAKARTA - Pergerakan harga pangan di berbagai daerah menjadi perhatian utama masyarakat dan pelaku usaha, terutama di wilayah seperti Lampung yang menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Fluktuasi harga yang terjadi mencerminkan dinamika pasokan dan permintaan, serta faktor lain seperti cuaca, distribusi logistik, dan perubahan kebijakan.

Data terbaru dari panel harga pangan milik Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan bahwa dari 23 komoditas utama yang dipantau, sebagian besar mengalami penurunan harga, memberikan sedikit angin segar bagi masyarakat, terutama pada bahan pangan pokok seperti minyak goreng dan ikan.

Penurunan Harga: Minyak Goreng, Ikan Bandeng, dan Cabai Rawit

Beberapa komoditas mencatatkan penurunan harga yang cukup berarti. Minyak goreng kemasan, salah satu kebutuhan harian masyarakat, mengalami penurunan harga menjadi Rp19.097 per liter atau turun 0,54 persen. Tak hanya itu, minyak goreng curah juga turun menjadi Rp17.739 per liter, sedangkan produk Minyakita tercatat di harga Rp17.120 per liter. Penurunan ini dinilai cukup membantu masyarakat di tengah tekanan harga yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Selain minyak goreng, harga ikan bandeng juga menurun menjadi Rp26.385 per kilogram (turun 1,32 persen). Penurunan ini penting bagi konsumen rumah tangga dan pelaku usaha kuliner yang mengandalkan komoditas laut sebagai bahan utama.

Begitu pula dengan cabai rawit merah yang kini berada di harga Rp49.879 per kilogram, mengalami penurunan sebesar 0,44 persen. Kondisi serupa terjadi pada cabai merah besar dan keriting, masing-masing turun sebesar 3,2 persen dan 2,35 persen. Cabai, yang sebelumnya kerap memicu inflasi musiman, kini cenderung stabil.

Komoditas Naik: Beras, Bawang Putih, dan Daging Ayam

Di sisi lain, beberapa komoditas pangan justru menunjukkan tren kenaikan harga. Beras medium naik menjadi Rp13.425 per kilogram (naik 0,4 persen), sedangkan beras premium meningkat ke angka Rp14.878 per kilogram (naik 0,26 persen). Selain itu, beras SPHP yang merupakan beras program stabilisasi harga juga mengalami sedikit penurunan menjadi Rp12.338 per kilogram.

Peningkatan harga beras ini menunjukkan adanya tekanan di sektor hulu, terutama dalam distribusi dan produksi beras nasional. Meskipun masih dalam angka kenaikan yang moderat, kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena beras merupakan komoditas strategis.

Bawang putih bonggol juga naik tipis ke Rp34.500 per kilogram (naik 0,22 persen), dan bawang merah naik menjadi Rp40.333 per kilogram (naik 1,22 persen). Sementara itu, daging ayam ras mencatatkan kenaikan menjadi Rp35.118 per kilogram (naik 0,62 persen), memperlihatkan adanya penyesuaian harga yang bisa jadi dipicu oleh tingginya permintaan.

Rincian Harga Komoditas Lainnya

Adapun beberapa harga komoditas lain yang terpantau di Lampung sebagai berikut:

Daging sapi murni: Rp133.304 per kg (turun 0,86%)

Ikan kembung: Rp32.897 per kg (naik 0,41%)

Ikan tongkol: Rp29.000 per kg (turun 0,15%)

Telur ayam ras: Rp27.636 per kg (turun 0,94%)

Gula konsumsi: Rp17.961 per kg (turun 0,29%)

Garam konsumsi: Rp14.464 per kg (naik 0,47%)

Tepung terigu kemasan: Rp12.919 per kg (naik 0,45%)

Tepung terigu curah: Rp10.083 per kg (naik 0,24%)

Kedelai biji kering impor: Rp10.547 per kg (turun 1,68%)

Jagung tingkat peternak: Rp6.380 per kg (tetap)

Faktor Penyebab Fluktuasi Harga

Fluktuasi harga pangan ini terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya adalah:

Kondisi cuaca dan musim panen: Curah hujan yang tidak menentu memengaruhi hasil panen komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang. Di sisi lain, musim panen ikan laut dapat memengaruhi pasokan ikan di pasar.

Distribusi logistik: Kendala dalam distribusi akibat akses jalan atau ketersediaan armada pengangkut sering kali menyebabkan keterlambatan pengiriman komoditas, berdampak langsung pada harga di tingkat konsumen.

Kebijakan pemerintah: Program stabilisasi harga pangan seperti SPHP dan operasi pasar juga berpengaruh dalam menahan lonjakan harga beras dan komoditas lain.

Imbauan dan Antisipasi dari Pemerintah

Melihat pergerakan harga yang cukup dinamis, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional terus memantau perkembangan harga harian dan menjaga kestabilan pasokan pangan. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menekan inflasi bahan pangan melalui sinergi dengan daerah serta instansi terkait.

Konsumen juga diimbau untuk bijak dalam berbelanja dan memanfaatkan program pemerintah seperti operasi pasar murah jika tersedia di daerah masing-masing.

Kondisi harga pangan di Lampung menggambarkan tantangan dan dinamika yang terus berkembang dalam sektor pangan nasional. Meskipun terdapat sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga, tren penurunan pada beberapa bahan pokok memberikan harapan bagi kestabilan harga di masa mendatang.

Dengan pemantauan yang konsisten serta peran aktif dari semua pemangku kepentingan, diharapkan harga pangan tetap terjangkau dan pasokan terjaga, sehingga ketahanan pangan nasional bisa lebih kuat dan merata.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index