BANK INDONESIA

Bank Indonesia Papua Sosialisasikan Program Cinta, Bangga, Paham Rupiah

Bank Indonesia Papua Sosialisasikan Program Cinta, Bangga, Paham Rupiah
Bank Indonesia Papua Sosialisasikan Program Cinta, Bangga, Paham Rupiah

JAKARTA - Upaya peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia kini semakin meluas dengan melibatkan berbagai kelompok inklusif, salah satunya komunitas penyandang disabilitas. Bank Indonesia Provinsi Papua (BI Papua) mengambil peran aktif melalui sosialisasi program Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah yang digelar pada Kamis, 3 Juli 2025, di Kantor Perwakilan BI Papua, Kota Jayapura. Kegiatan ini dirancang khusus untuk menjangkau komunitas disabilitas sebagai bagian dari upaya nasional memperkuat pemahaman tentang nilai strategis mata uang Rupiah.

Program CBP Rupiah merupakan inisiatif yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang fungsi Rupiah bukan hanya sebagai alat pembayaran yang sah, tetapi juga sebagai simbol kedaulatan dan identitas bangsa Indonesia. Di tengah perkembangan teknologi finansial yang pesat dan perubahan pola transaksi masyarakat, literasi Rupiah menjadi aspek penting agar masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, dapat lebih percaya diri dan mandiri dalam bertransaksi serta memahami peran Rupiah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Sosialisasi ini membawa misi inklusif yang menempatkan penyandang disabilitas tidak sebagai objek bantuan, melainkan sebagai subjek aktif dalam pemahaman ekonomi dan keuangan. Kegiatan di Jayapura tersebut dihadiri oleh perwakilan komunitas disabilitas yang mendapat edukasi langsung mengenai ciri-ciri fisik uang Rupiah, keaslian dan keamanan dalam bertransaksi, hingga bagaimana Rupiah mencerminkan jati diri bangsa Indonesia.

Bank Indonesia melalui program CBP Rupiah ingin memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat, tanpa terkecuali, mendapatkan akses informasi yang memadai tentang Rupiah sehingga dapat berpartisipasi penuh dalam kegiatan ekonomi dan turut menjaga nilai Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara. Pendekatan yang dilakukan dalam sosialisasi ini menyesuaikan metode penyampaian agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan audiens disabilitas, termasuk penggunaan media yang mudah dipahami dan interaktif.

Kepala Perwakilan BI Papua menegaskan bahwa sosialisasi tersebut merupakan bagian dari komitmen BI dalam memperluas cakupan literasi keuangan di wilayah Papua yang memiliki keragaman budaya dan tantangan geografis. “Kami ingin masyarakat Papua, khususnya penyandang disabilitas, tidak hanya memahami Rupiah sebagai alat transaksi, tetapi juga menyadari bahwa Rupiah adalah bagian dari identitas kita sebagai bangsa Indonesia,” ujarnya.

Tingkat literasi keuangan yang rendah di kalangan penyandang disabilitas selama ini menjadi perhatian serius bagi regulator dan pelaku industri keuangan. Mereka menghadapi tantangan akses yang tidak sama dengan masyarakat umum, baik dari sisi fisik, informasi, maupun pelayanan. Dengan adanya program CBP Rupiah ini, diharapkan hambatan tersebut dapat dikurangi melalui pendekatan edukasi yang inklusif dan ramah disabilitas.

Menurut data terbaru, masih terdapat kesenjangan literasi keuangan di berbagai daerah Indonesia, termasuk Papua. Penyandang disabilitas khususnya sering kali mengalami keterbatasan dalam memahami teknologi perbankan modern dan produk keuangan lainnya. Sosialisasi Rupiah secara langsung menjadi sarana yang efektif untuk mengedukasi dan memotivasi mereka agar dapat memanfaatkan layanan keuangan secara optimal.

Lebih jauh, program CBP Rupiah ini juga bertujuan menumbuhkan rasa bangga terhadap Rupiah dan kedaulatan ekonomi bangsa. Rupiah bukan sekadar alat tukar, melainkan lambang identitas dan persatuan bangsa yang perlu dijaga keasliannya dari peredaran uang palsu dan ancaman lainnya. Dengan pemahaman yang lebih dalam, masyarakat dapat berkontribusi aktif menjaga stabilitas moneter dan ekonomi nasional.

Bank Indonesia berharap bahwa kegiatan serupa dapat terus diperluas tidak hanya di Papua tetapi juga di seluruh Indonesia, dengan penyesuaian metode agar lebih mudah diakses oleh kelompok-kelompok rentan dan marjinal. Keberhasilan sosialisasi di Jayapura diharapkan menjadi contoh bahwa literasi Rupiah dapat diimplementasikan secara efektif dengan pendekatan yang humanis dan inklusif.

Pada akhirnya, program Cinta, Bangga, Paham Rupiah bukan hanya sekadar kampanye edukasi, tetapi bagian dari misi nasional yang lebih besar untuk menguatkan kesadaran ekonomi rakyat dan membangun fondasi yang kokoh bagi stabilitas dan kemajuan ekonomi Indonesia di masa depan. Dengan menyasar komunitas disabilitas sebagai bagian penting dari masyarakat, Bank Indonesia mempertegas prinsip keadilan sosial dan inklusi keuangan yang menjadi landasan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index