BSI

BSI dan GAHC Perkuat Sertifikasi Halal UMKM

BSI dan GAHC Perkuat Sertifikasi Halal UMKM
BSI dan GAHC Perkuat Sertifikasi Halal UMKM

JAKARTA - Dalam upaya memperluas jangkauan produk halal Indonesia ke pasar internasional, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengambil langkah strategis dengan menggandeng Global Australian Halal Certification Pty. Ltd. (GAHC), lembaga sertifikasi halal yang berbasis di Australia. Kerja sama ini ditujukan untuk memperkuat daya saing produk halal Indonesia, khususnya dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), agar lebih mudah menembus pasar Australia yang berkembang pesat dalam permintaan produk halal.

Australia merupakan salah satu negara dengan populasi Muslim yang signifikan, yakni sekitar 813 ribu jiwa, atau sekitar 3,2 persen dari total penduduknya. Negara ini dikenal sebagai destinasi yang ramah bagi wisatawan Muslim, sehingga membuka peluang besar untuk produk-produk halal. Permintaan produk halal di Australia terus meningkat, yang tercermin dari nilai impor produk halal yang diperkirakan mencapai USD 8,13 miliar pada tahun 2024, dengan laju pertumbuhan tahunan sekitar 14,13 persen. Indonesia sendiri menempati posisi ke-7 sebagai negara pemasok produk halal untuk Australia, dengan laju pertumbuhan ekspor sebesar hampir 30 persen per tahun.

Melihat peluang ini, Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna, menjelaskan bahwa kerja sama dengan GAHC bertujuan memfasilitasi UMKM binaan BSI dalam mendapatkan sertifikasi halal yang diakui secara internasional. “BSI dan GAHC akan memfasilitasi pemberian sertifikasi halal kepada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) binaan BSI yang memiliki produk halal unggulan dan berpotensi ekspor,” ujar Anton. Sertifikasi halal internasional ini diharapkan menjadi pintu gerbang bagi UMKM untuk naik kelas dan memperluas pasar hingga ke Australia dan negara lainnya.

Kerja sama ini juga merupakan bagian dari dukungan BSI terhadap program Kementerian Perdagangan “UMKM BISA Ekspor”. Program ini bertujuan membangun ekosistem halal yang terintegrasi dari hulu ke hilir, yang mampu mengangkat produk lokal ke panggung dunia. Selain penerbitan sertifikat halal, kerja sama BSI dan GAHC juga mencakup pendampingan teknis, workshop mengenai standar halal Australia, hingga penyediaan informasi peluang pasar dan promosi yang akan membantu UMKM menyesuaikan diri dengan kebutuhan ekspor.

Dalam pelaksanaannya, BSI akan memanfaatkan akses terhadap alokasi 1.000 sertifikat halal Australia yang telah difasilitasi GAHC dalam kerja sama sebelumnya dengan Kementerian Perdagangan. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan bagi UMKM untuk memperoleh sertifikat halal global semakin terbuka lebar. Anton menegaskan bahwa penguatan ekosistem halal tidak hanya penting di dalam negeri, melainkan juga harus merambah ke pasar internasional. Sertifikasi halal global menjadi kunci agar UMKM bisa menjadi pelaku utama dalam industri halal dunia.

Selain memperluas akses sertifikasi, BSI juga memanfaatkan momentum BSI International Expo 2025 untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan negara, sekaligus mempertemukan pelaku industri halal lokal dengan mitra internasional. Expo ini diharapkan menjadi wahana penting untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

Tidak hanya pada aspek sertifikasi, BSI juga memberikan dukungan menyeluruh terhadap UMKM di berbagai daerah melalui program pendampingan dan peningkatan kapasitas usaha. Melalui BSI UMKM Center yang tersebar di Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, para pelaku UMKM mendapat bimbingan agar usaha mereka bisa berkembang dengan lebih baik. Program Talenta Wirausaha BSI dan BSI Aceh Muslimpreneur pun menjadi wadah bagi para wirausaha untuk menunjukkan inovasi dan ide bisnis mereka dalam kompetisi yang memacu semangat kreativitas.

Keberhasilan BSI dalam mendukung UMKM juga tercermin dari jumlah sertifikasi halal yang telah diberikan kepada lebih dari 862 UMKM di seluruh Indonesia. Melalui kerja sama baru ini dengan GAHC, diharapkan jumlah sertifikasi halal yang dikeluarkan akan bertambah signifikan, mencapai sekitar 10.000 sertifikasi, sehingga produk-produk UMKM Indonesia dapat semakin mudah diterima di pasar global.

Secara keseluruhan, langkah BSI menggandeng lembaga sertifikasi halal Australia ini memperlihatkan komitmen nyata dalam membangun ekosistem halal yang kuat dan terintegrasi. Dengan memperkuat kualitas dan standar produk halal, UMKM Indonesia diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dan bersaing di kancah internasional. Ini sekaligus menjadi upaya untuk mengoptimalkan potensi ekonomi halal Indonesia yang terus berkembang pesat, sekaligus mendukung pengembangan ekonomi syariah secara luas di tanah air.

Dalam konteks global, kolaborasi semacam ini menjadi sangat penting, karena standar halal yang diakui internasional menjadi salah satu syarat utama bagi pelaku usaha agar produknya dapat diterima di berbagai negara dengan komunitas Muslim yang besar. Oleh karena itu, kerja sama strategis antara BSI dan GAHC ini dapat menjadi model bagi institusi lain yang ingin mendorong produk halal Indonesia menembus pasar global dengan lebih efektif.

Dengan semua dukungan yang diberikan, diharapkan UMKM Indonesia akan semakin percaya diri untuk mengekspor produk halal mereka, sekaligus berkontribusi pada penguatan posisi Indonesia sebagai salah satu pusat industri halal terbesar di dunia. Ke depan, pengembangan ekosistem halal yang matang, mulai dari sertifikasi, pendampingan, hingga promosi pasar internasional, akan menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index