JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Papua dan para pemangku kepentingan pasar modal menggelar Sosialisasi Pasar Modal sebagai Alternatif Pendanaan Perusahaan di Swiss-Belhotel Jayapura pada Senin, 26 Mei 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2025 di wilayah Papua.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 peserta ini berasal dari perusahaan swasta dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berdomisili di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Selain itu, turut hadir pula perwakilan dari instansi daerah seperti UMKM Binaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Papua, UKM Binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Papua.
Meningkatkan Pemahaman Pasar Modal sebagai Sumber Pendanaan
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan mendorong pemanfaatan pasar modal oleh pelaku usaha daerah sebagai sumber pendanaan jangka panjang yang legal, transparan, dan berkelanjutan. Dalam sambutannya, Kepala OJK Provinsi Papua dan Papua Barat, Muhammad Ikhsan Hutahaean, menyampaikan bahwa pasar modal dapat menjadi alternatif pembiayaan yang efektif bagi perusahaan dan UMKM di Papua.
"Di tengah industri perbankan yang dalam beberapa tahun terakhir masih menerapkan kebijakan suku bunga yang tinggi, pasar modal menjadi solusi yang paling 'feasible' bagi perusahaan untuk memperoleh pendanaan jangka panjang guna memperkuat struktur permodalannya," ujar Ikhsan.
Lebih lanjut, Ikhsan menjelaskan bahwa OJK telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mempermudah UMKM dalam mengakses pasar modal, antara lain melalui penerbitan Peraturan OJK (POJK) Nomor 57 Tahun 2020 tentang Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi. Kebijakan ini mengakomodasi kebutuhan UMKM yang memiliki aset tidak lebih dari Rp10 miliar serta kemudahan perizinan melalui aplikasi SPRINT OJK.
Kolaborasi dengan BEI dan Stakeholder Lokal
Kegiatan sosialisasi ini juga melibatkan BEI sebagai mitra strategis dalam memperkenalkan produk dan layanan pasar modal kepada masyarakat Papua. Kepala Kantor BEI Perwakilan Papua, Kresna A. Payokwa, menyatakan bahwa BEI berkomitmen untuk memperluas literasi pasar modal di wilayah Papua melalui berbagai program edukasi dan pembukaan Galeri Investasi di berbagai daerah.
"Kami telah melakukan aktivitas pengembangan pasar melalui kegiatan literasi sebanyak 327 kegiatan dengan melibatkan 54.154 peserta, baik secara tatap muka maupun daring. Kami juga menargetkan penambahan empat Galeri Investasi BEI baru di 2024," kata Kresna.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Jayapura juga turut berperan aktif dalam upaya peningkatan literasi pasar modal. Pada Februari 2025, Pemkab Jayapura meraih penghargaan sebagai Galeri Investasi BEI Teraktif Kategori Pemerintah Daerah, yang diterima langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Dr. Ir. Semuel Siriwa, M.Si. Penghargaan ini merupakan apresiasi atas kontribusi Pemkab Jayapura dalam memperluas informasi pasar modal kepada masyarakat.
Potensi Pasar Modal Syariah di Papua
Selain pasar modal konvensional, OJK juga mendorong pengembangan pasar modal syariah di Papua sebagai alternatif investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam Kuliah Umum Pasar Modal Syariah di Universitas Yapis Papua, menjelaskan bahwa investasi di pasar modal syariah dapat melindungi nilai aset dari dampak inflasi dan memperoleh potensi keuntungan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
"Investasi di Pasar Modal Syariah merupakan salah satu pilihan strategis untuk melindungi nilai aset dari dampak inflasi dan memperoleh potensi keuntungan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam," ujar Inarno.
Inarno juga menambahkan bahwa produk pasar modal syariah sangat fleksibel, likuid, mudah dijangkau, dan relevan dengan perkembangan teknologi finansial serta digitalisasi di sektor keuangan. Hingga 15 Mei 2025, aset pasar modal syariah di Indonesia berkembang cukup positif dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh sebesar 2,62 persen year-to-date (ytd). Dalam satu tahun, ISSI telah tumbuh hingga 3,29 persen year-on-year (yoy). Sementara dalam periode yang sama, nilai kapitalisasi ISSI juga tumbuh 4,03 persen mencapai Rp7.100,61 triliun.
Harapan untuk Masa Depan Pasar Modal di Papua
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan pelaku usaha di Papua, khususnya UMKM, dapat memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif sumber pendanaan yang aman dan menguntungkan. OJK dan BEI berkomitmen untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi guna meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal di wilayah Papua.
"Kami berharap melalui kegiatan ini, pelaku usaha di Papua dapat memahami dan memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif pendanaan yang dapat mendukung pertumbuhan dan pengembangan usaha mereka," ujar Ikhsan.
Sebagai langkah lanjutan, OJK dan BEI berencana untuk mengadakan berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi lainnya di berbagai daerah di Papua guna memperluas pemahaman masyarakat tentang pasar modal dan manfaatnya.