ENERGI

Energi Dunia Terancam Pasokan Ayam: Dampak Flu Burung di Brasil, Perang Dagang AS China, dan Ketegangan di Republik Demokratik Kongo

Energi Dunia Terancam Pasokan Ayam: Dampak Flu Burung di Brasil, Perang Dagang AS China, dan Ketegangan di Republik Demokratik Kongo
Energi Dunia Terancam Pasokan Ayam: Dampak Flu Burung di Brasil, Perang Dagang AS China, dan Ketegangan di Republik Demokratik Kongo

JAKARTA - Pasokan ayam global menghadapi tantangan serius akibat wabah flu burung di Brasil, negara pengekspor unggas terbesar dunia. Sementara itu, musim panas di Amerika Serikat diprediksi akan meningkatkan permintaan bensin, dan ketegangan perdagangan antara AS dan China turut memengaruhi sektor pertambangan di Republik Demokratik Kongo.

Wabah Flu Burung di Brasil: Ancaman bagi Pasokan Ayam Global

Brasil, yang menyumbang sekitar 39% dari ekspor ayam dunia, kini menghadapi krisis kesehatan hewan yang dapat mengguncang pasar internasional. Pada Mei 2025, negara ini melaporkan kasus flu burung pertama kalinya pada burung liar di negara bagian Espírito Santo. Meskipun kasus ini tidak langsung memengaruhi peternakan komersial, beberapa negara telah memberlakukan larangan impor terhadap produk unggas dari Brasil.

Ricardo Santin, Presiden Asosiasi Pengusaha Daging Brasil (ABPA), menyatakan bahwa penolakan impor akan bergantung pada tanggal pengiriman dan regulasi veteriner masing-masing negara. "Larangan ini dapat berlangsung antara 14 hingga 28 hari, tergantung pada kebijakan negara tujuan," ujarnya. 

Sebagai respons, Brasil telah membatasi ekspor ke negara-negara seperti Argentina, Uni Eropa, dan China. Pemerintah juga menghentikan penerbitan sertifikat kesehatan untuk negara-negara tersebut, sementara negara-negara seperti Jepang, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi menerapkan larangan yang lebih terbatas. 

Musim Panas AS: Prediksi Kenaikan Permintaan Bensin

Di belahan bumi utara, musim panas yang akan datang diperkirakan akan meningkatkan permintaan bensin di Amerika Serikat. Hal ini dapat mempengaruhi harga energi global dan berdampak pada sektor transportasi dan logistik, termasuk distribusi barang-barang pangan seperti ayam.

Perang Dagang AS-China: Dampak pada Republik Demokratik Kongo

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China juga berdampak pada sektor pertambangan di Republik Demokratik Kongo, negara yang dijuluki "Arab Saudi-nya kobalt" karena kaya akan sumber daya mineral. Kongo menyuplai sekitar 70% dari kebutuhan kobalt global, yang digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik dan elektronik.

Namun, dominasi China atas industri pertambangan di Kongo mulai mendapat tantangan. Pemerintah Kongo berencana menegosiasikan ulang kontrak dengan perusahaan-perusahaan China dan menjajaki kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk investasi infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih transparan. "Kami ingin mengurangi ketergantungan pada China dan memastikan bahwa sumber daya kami dikelola secara adil dan berkelanjutan," kata Menteri Pertambangan Kongo, Kizito Pakabomba. 

Implikasi bagi Pasokan Ayam di Indonesia

Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan konsumsi daging ayam yang tinggi, dapat merasakan dampak dari krisis pasokan ayam global ini. Keterbatasan pasokan dari Brasil, yang merupakan salah satu pemasok utama, dapat menyebabkan lonjakan harga ayam di pasar domestik.

Pemerintah Indonesia perlu segera mencari alternatif pemasok dari negara-negara seperti Ukraina, Argentina, dan Thailand, yang kini menjadi tujuan ekspor utama bagi negara-negara yang terdampak flu burung di Brasil. 

Krisis pasokan ayam global yang dipicu oleh wabah flu burung di Brasil, perubahan permintaan energi di Amerika Serikat, dan ketegangan perdagangan antara AS dan China menunjukkan betapa rentannya sistem pangan dunia terhadap faktor-faktor eksternal. Indonesia harus proaktif dalam diversifikasi sumber pasokan dan memperkuat ketahanan pangan domestik untuk menghadapi tantangan ini.

Sebagai langkah awal, pemerintah dapat memperkuat kerja sama dengan negara-negara pemasok alternatif, meningkatkan produksi ayam lokal, dan memastikan distribusi yang efisien untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Dengan langkah-langkah strategis dan kolaboratif, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari krisis pasokan ayam global dan memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index