JAKARTA - Nickel Industries Limited berkolaborasi dengan sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat lokal dalam sebuah inisiatif untuk membangun ekosistem pengelolaan sampah yang inklusif dan berkelanjutan di Desa Makarti Jaya, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Program ini dikenal dengan nama Makarti Jaya Lestari Olah Sampah (Maleo), yang diluncurkan dengan tujuan untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, berbasis komunitas, dan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian lokal.
Pada kesempatan tersebut, berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan sampah ini berkumpul dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang bertemakan “Membangun Sinergi Lima Pilar Pengelolaan Sampah Menuju Sistem Terintegrasi dan Berkelanjutan”. Acara ini diadakan di MTs Alkhairaat Makarti Jaya dan dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah desa, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali, Pemerintah Kecamatan Bahodopi, serta kelompok swadaya masyarakat (KSM) Ara dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Diskusi ini menjadi ruang penting untuk berbagi gagasan, menghimpun aspirasi masyarakat, serta merumuskan langkah-langkah kongkrit dalam mengatasi permasalahan sampah di kawasan tersebut.
Komitmen Nickel Industries dalam Pengelolaan Sampah
Melalui program Maleo, Nickel Industries menunjukkan komitmennya untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah dan mendukung ekosistem ekonomi sirkular di Makarti Jaya. Industrial Process Sustainability Lead Nickel Industries, Chrisma Virginia, dalam pernyataannya mengatakan bahwa perusahaan sangat menyadari pentingnya kolaborasi dalam menangani permasalahan sampah di kawasan yang sedang berkembang pesat seperti Kecamatan Bahodopi.
"Jika kita melihat dinamika Bahodopi yang kini berkembang menjadi kawasan urban-industri dengan pertumbuhan populasi yang signifikan, kami menyadari bahwa peningkatan volume sampah menjadi tantangan serius yang perlu segera diatasi. Oleh karena itu, perusahaan memandang pentingnya mengambil langkah nyata melalui kolaborasi yang inklusif, melibatkan masyarakat secara aktif dalam sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas. Tentu Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen mewujudkan prinsip ESG, khususnya dalam pilar sosial di ranah eksternal kemasyarakatan,” ungkap Chrisma Virginia.
Program Maleo diharapkan tidak hanya menyelesaikan permasalahan sampah, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Kolaborasi dengan berbagai pihak diharapkan bisa menghasilkan solusi yang lebih efektif dan dapat diimplementasikan dalam jangka panjang. Nickel Industries memandang bahwa sinergi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat lokal sangat krusial dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Temuan Penting dalam Pengelolaan Sampah di Bahodopi
Studi yang dilakukan Nickel Industries pada tahun 2023 di Kecamatan Bahodopi menunjukkan beberapa temuan penting mengenai pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah. Meskipun sebagian besar responden mengetahui perbedaan antara sampah organik dan anorganik, mayoritas masih belum memahami dengan baik cara pemilahan sampah yang benar. Sebanyak 94% responden bahkan belum pernah mendengar tentang konsep reduce, reuse, recycle (3R). Temuan ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Untuk itu, Nickel Industries bekerja sama dengan Pemerintah Desa Makarti Jaya dan Yayasan Peduli Negeri (YPN) dalam mengimplementasikan program Maleo yang tidak hanya memberikan pelatihan tentang pemilahan sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Penerapan Lima Pilar Pengelolaan Sampah
Pada FGD yang diselenggarakan di Desa Makarti Jaya, terdapat lima pilar utama yang disepakati sebagai langkah strategis dalam mengelola sampah di kawasan tersebut. Pilar-pilar ini meliputi:
Penyelarasan Regulasi
Regulasi yang jelas dan konsisten menjadi landasan utama dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif. Pengaturan ini akan mencakup aturan-aturan yang mengatur pemilahan sampah, pengurangan sampah plastik, serta penyediaan infrastruktur yang memadai untuk pengelolaan sampah.
Skema Pembiayaan Berkelanjutan
Sistem pembiayaan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan kelangsungan program pengelolaan sampah dalam jangka panjang. Pembiayaan ini diharapkan dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari pemerintah, sektor swasta, maupun kontribusi masyarakat.
Pembentukan Kelembagaan
Kelembagaan yang kuat, seperti pembentukan bank sampah dan TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle), akan menjadi salah satu fondasi penting dalam pengelolaan sampah yang terorganisir. Masyarakat diharapkan dapat terlibat langsung dalam pengelolaan sampah melalui lembaga ini.
Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Masyarakat adalah aktor utama dalam pengelolaan sampah. Oleh karena itu, penting untuk mendorong partisipasi aktif mereka melalui edukasi dan pelatihan tentang pemilahan sampah, pentingnya penggunaan bahan ramah lingkungan, dan cara-cara mendaur ulang sampah.
Penerapan Teknologi Tepat Guna
Teknologi yang tepat guna akan mempermudah proses pengelolaan sampah, mulai dari pemilahan hingga pengolahan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi. Penggunaan teknologi dalam pengelolaan sampah juga dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Saharuddin Ridwan dari Yayasan Peduli Negeri menekankan pentingnya kolaborasi dalam merumuskan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan adil. “Melalui kolaborasi program dengan Nickel Industries, FGD ini menjadi sarana penting untuk menggali lima pilar pengelolaan sampah yang komprehensif dan partisipatif. Keberhasilan sistem ini bergantung pada sinergi antara regulasi, kelembagaan, pembiayaan, pemberdayaan masyarakat, dan dukungan teknologi," katanya.
Peran Hengjaya Mineralindo dalam Program Maleo
Selain Nickel Industries, anak perusahaan Hengjaya Mineralindo juga berperan aktif dalam mendukung program pengelolaan sampah ini. Rakhmat Hidayat, perwakilan dari Departemen Corporate Social Responsibility PT Hengjaya Mineralindo, menyatakan, "Kami berharap melalui FGD ini, langkah-langkah ke depan dalam pengelolaan sampah dapat berjalan lebih terarah dan berdampak. Kami menyadari bahwa sudah saatnya perusahaan berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah desa mengenai pentingnya pemilahan sampah, pengurangan penggunaan plastik, serta penerapan prinsip daur ulang."
Inisiatif ini juga merupakan bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Hengjaya Mineralindo, yang difokuskan untuk mendukung desa-desa di sekitar area operasional tambang, termasuk Desa Makarti Jaya.
Komitmen Nickel Industries terhadap Prinsip ESG
Dengan diluncurkannya program Maleo, Nickel Industries menegaskan komitmennya untuk mengimplementasikan prinsip environment, social, and governance (ESG) dalam setiap lini operasionalnya. Program ini merupakan contoh nyata bagaimana perusahaan bisa memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, melalui kolaborasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Pendekatan partisipatif yang diterapkan dalam program ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi isu lingkungan, tetapi juga memperkuat tata kelola lokal yang inklusif, transparan, dan akuntabel. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan lembaga terkait menjadi fondasi utama dalam membangun sistem pengelolaan lingkungan yang adaptif dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang.
Dengan berkomitmen pada prinsip ESG, Nickel Industries berharap dapat menciptakan perubahan positif dalam pengelolaan sampah di Desa Makarti Jaya, sekaligus memberikan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.