JAKARTA - CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani melakukan kunjungan penting ke kantor pusat BlackRock di New York pada Selasa, 13 Mei 2025. Pertemuan tersebut melibatkan tiga petinggi BlackRock: Adebayo Ogunlesi, Rajeev Rao, dan Charles Hatami. Langkah ini menandai dimulainya kerja sama strategis antara Indonesia dan BlackRock dalam sektor investasi global.
Strategi Ekspansif BPI Danantara
BPI Danantara, yang merupakan badan pengelola investasi milik negara, telah menunjukkan langkah ekspansif dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah investasi global. Sebelumnya, Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa sebanyak 844 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah resmi bergabung ke Danantara Indonesia. "Sejak diluncurkan oleh Presiden Prabowo pada 24 Februari 2025, kami bergerak cepat. Per 21 Maret 2025, seluruh BUMN yang berjumlah 844 sudah resmi menjadi bagian milik dari Danantara Indonesia," ujar Rosan di acara Town Hall Danantara Indonesia di Jakarta pada 28 April 2025.
Selain itu, BPI Danantara juga tengah membentuk Danantara Trust Fund, sebuah lembaga investasi filantropi yang bertujuan untuk memperluas kontribusi sosial di bidang pendidikan, sanitasi, dan peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia. Rosan menjelaskan, "Kami di Danantara akan membentuk Danantara Foundation, yang dimana kami akan mengalokasikan antara 1 persen sampai dengan 2,5 persen dari total dividen yang kita terima setiap tahunnya." Rencana ini juga melibatkan kolaborasi dengan Gates Foundation.
Pertemuan dengan Petinggi BlackRock
Kunjungan Rosan Roeslani ke BlackRock di New York merupakan bagian dari upaya untuk menarik investasi strategis ke Indonesia. Pertemuan tersebut bukan hanya silaturahmi biasa, melainkan awal dari kerja sama jangka panjang yang berpotensi mengalirkan investasi strategis ke sektor-sektor vital Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya saing Indonesia dalam lanskap investasi global.
Komitmen terhadap Tata Kelola yang Baik
Dalam setiap langkah investasi, BPI Danantara berkomitmen untuk menjalankan prinsip kehati-hatian dan transparansi. Rosan Roeslani menegaskan bahwa investasi Danantara akan dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan dilakukan secara transparan serta berintegritas. "Dalam menjalankan investasi ini arahan dari Bapak Presiden kita harus menjalankan ini dengan tata kelola perusahaan yang baik, good governance, transparan, secara hati-hati dan yang paling penting adalah dijalankan dengan integritas yang baik," katanya dalam Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta pada 27 Februari 2025.
Dampak Positif bagi Ekonomi Indonesia
Langkah-langkah strategis yang diambil oleh BPI Danantara diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Rosan menyebutkan bahwa tujuan utama dari investasi yang dilakukan adalah memberikan dampak besar dan berkelanjutan, dengan fokus utama pada penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk mendukung ekonomi Indonesia. "Yang paling penting dalam investasi yang kita lakukan adalah yang berdampak besar dan berkelanjutan, berkesinambungan. Dan ujungnya apa sih? Tujuannya adalah penciptaan lapangan pekerjaan," katanya dalam Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta pada 27 Februari 2025.
Kunjungan Rosan Roeslani ke BlackRock di New York merupakan langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia di dunia investasi global. Dengan komitmen terhadap tata kelola yang baik dan transparansi, serta fokus pada dampak positif bagi perekonomian Indonesia, BPI Danantara diharapkan dapat menjadi akselerator transformasi ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045.