JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah memulai era baru transportasi publik dengan menguji coba sistem tiket berbasis akun atau Account-Based Ticketing (ABT) pada tiga moda massal utama: LRT Jakarta, MRT Jakarta, dan TransJakarta. Sistem ini diharapkan meningkatkan kenyamanan penumpang, memudahkan integrasi antar moda, serta menjaga keamanan saldo pengguna meski kartu hilang.
Uji coba dilakukan melalui aplikasi JakLingko, di mana penumpang hanya perlu memindai QR code pada mesin tap. Sistem secara otomatis akan membaca perjalanan pengguna, termasuk jika mereka berpindah antar moda, dan menghitung tarif secara terintegrasi.
“ABT akan menjadi solusi untuk memetakan profil penumpang dan menjadikan subsidi transportasi publik (PSO) lebih tepat sasaran,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
- Baca Juga Proyek Tol dan Infrastruktur Tahun 2026
Tarif Terintegrasi Maksimal Rp 10 Ribu
Salah satu keunggulan utama sistem ABT adalah penerapan tarif terintegrasi. Jika penumpang menggunakan lebih dari satu moda transportasi, tarif maksimal yang dikenakan hanya Rp 10.000. Hal ini membuat perjalanan lintas moda menjadi lebih terjangkau dan memudahkan warga Jakarta melakukan perjalanan harian tanpa harus mengeluarkan biaya berlebih.
Tarif terintegrasi juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi subsidi PSO, memastikan dana publik digunakan tepat sasaran, dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mobilitas sehari-hari.
Keamanan Saldo Pengguna Terjamin
ABT tidak hanya berlaku melalui aplikasi JakLingko, tetapi juga dapat diintegrasikan dengan kartu uang elektronik (KUE/e-money). Keunggulan utama sistem ini adalah keamanan saldo: meski kartu hilang, seluruh data tersimpan di akun pengguna.
“Jika kartunya hilang, saldo tidak hilang. Pengguna cukup aktivasi kartu baru melalui akun aplikasi JakLingko,” tambah Syafrin. Sistem ini memungkinkan penumpang tetap nyaman dan aman, tanpa harus khawatir kehilangan saldo saat kartu hilang atau rusak.
Manfaat untuk Integrasi Moda dan Efisiensi Transportasi
Penerapan ABT tidak sekadar mempermudah pembayaran. Sistem ini dirancang untuk mendukung integrasi moda transportasi dan membantu pemerintah memetakan kebutuhan layanan, termasuk first mile dan last mile. Data yang terkumpul dari ABT dapat menjadi acuan dalam menentukan arah pengembangan infrastruktur transportasi di ibu kota.
Selain itu, sistem ABT membantu pemerintah mengevaluasi efektivitas subsidi PSO, sehingga anggaran transportasi publik dapat dialokasikan secara lebih efisien dan tepat sasaran.
Proses Uji Coba dan Penyempurnaan Teknologi
Saat ini, Dinas Perhubungan masih melakukan pengembangan teknologi dan penyempurnaan sistem berdasarkan hasil uji coba. Penyesuaian dilakukan untuk memastikan ABT berjalan lancar, mulai dari proses tap QR code, integrasi tarif antar moda, hingga keamanan data pengguna.
Uji coba ini menjadi langkah awal untuk implementasi yang lebih luas, termasuk kemungkinan ekspansi ke moda transportasi lain di Jakarta, sehingga seluruh sistem transportasi publik di ibu kota dapat terintegrasi secara menyeluruh.
Masa Depan Transportasi Jakarta Lebih Praktis
ABT diharapkan menjadi tonggak penting dalam modernisasi transportasi Jakarta. Dengan sistem ini, penumpang tidak hanya mendapatkan kemudahan pembayaran dan integrasi antar moda, tetapi juga keamanan data dan saldo yang lebih terjamin.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah Jakarta untuk mewujudkan transportasi publik yang lebih efisien, modern, dan ramah pengguna. Data dari ABT akan membantu pengambilan keputusan berbasis bukti, sehingga kebijakan transportasi dapat lebih tepat sasaran dan mendukung mobilitas masyarakat dengan lebih baik.
Sistem tiket berbasis akun atau ABT membawa Jakarta ke era transportasi modern yang lebih praktis, aman, dan efisien. Dengan tarif integrasi maksimal Rp 10.000, keamanan saldo terjamin, serta kemampuan memetakan kebutuhan penumpang dan integrasi antar moda, ABT diharapkan menjadi solusi transportasi publik yang lebih terjangkau dan cerdas.
Penerapan ABT juga menjadi fondasi penting bagi pemerintah dalam merancang transportasi masa depan yang terintegrasi, efisien, dan berorientasi pada kenyamanan warga Jakarta, sekaligus memastikan subsidi PSO digunakan secara tepat dan efektif.