ESDM

Program Inklusif Pertamina EP Rantau Disorot ESDM

Program Inklusif Pertamina EP Rantau Disorot ESDM
Program Inklusif Pertamina EP Rantau Disorot ESDM

JAKARTA - Alih-alih hanya fokus pada eksplorasi dan produksi migas, Pertamina EP Rantau menunjukkan peran aktifnya dalam memajukan pemberdayaan sosial, terutama bagi penyandang disabilitas. Komitmen inilah yang menarik perhatian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta SKK Migas, yang secara langsung meninjau program-program unggulan perusahaan di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.

Kunjungan ini menjadi momen penting untuk melihat dari dekat dua inisiatif berdampak tinggi yang sedang dijalankan, yakni Rumah Kreatif Tamiang (RKT) dan Kelas Berdaya, yang dirancang khusus untuk membangun kapasitas dan membuka ruang inklusi bagi komunitas disabilitas. Tak sekadar program CSR biasa, inisiatif ini dirancang sebagai respons atas data yang menunjukkan bahwa lebih dari 1.800 penyandang disabilitas tinggal di wilayah Aceh Tamiang.

Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Winda Damelia, Senior Officer Community Involvement and Development (CID) Zona 1, program ini tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga mengintegrasikan pendekatan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Salah satu contohnya adalah Kelas Berdaya Lingkungan, yang dikembangkan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Aceh Tamiang.

Di tempat ini, siswa-siswa dengan keterbatasan fisik dan sensorik dilibatkan langsung dalam praktik sistem akuaponik, yang menggabungkan budidaya ikan dan sayuran dalam satu sistem terpadu. Sebanyak tujuh kolam budidaya berisi 1.050 ekor ikan nila dan 210 bibit sawi menjadi bagian dari pembelajaran. Menariknya, seluruh operasional sistem ini memanfaatkan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), menjadikan program ini sebagai bagian dari Sekolah Energi Berdikari.

“Inisiatif ini juga mengadopsi PLTS sebagai sumber energi utama, sekaligus mendorong terwujudnya pendidikan inklusif yang berwawasan lingkungan,” ujar Winda.

Usai meninjau Kelas Berdaya, rombongan ESDM dan SKK Migas melanjutkan kunjungan ke Rumah Kreatif Tamiang, sebuah pusat kegiatan sosial dan ekonomi bagi komunitas difabel. RKT menaungi berbagai unit usaha berbasis kemandirian, seperti bengkel dan doorsmeer difabel, Inklusi Café, serta Galeri Ajang Ambe yang menjadi pusat pelatihan dan pemasaran produk UMKM.

Kelompok tuna wicara dan tuna rungu dipercaya untuk mengelola Inklusi Café, sementara kelompok tuna daksa menjalankan bengkel dan jasa cuci kendaraan. Dengan pengelolaan langsung oleh komunitas disabilitas, unit-unit usaha ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya dan berdaya saing.

“Kedua unit usaha ini tak hanya membuka lapangan pekerjaan, tapi juga membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang semangat dan keterampilan,” tutur Winda di hadapan perwakilan Kementerian ESDM dan SKK Migas.

Langkah Pertamina EP Rantau dalam menciptakan ruang kesetaraan mendapat apresiasi dari Gesit Prawatiningsih, Subkoordinator Kerja Sama Bilateral dan Dalam Negeri Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM. Ia menilai, kehadiran Pertamina bukan hanya sebatas korporasi, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.

“Kami melihat Pertamina EP Rantau hadir untuk memberi kebermanfaatan nyata. Akses kesetaraan inilah yang mengantarkan mereka untuk mandiri,” ucap Gesit.

Menurutnya, program semacam ini sangat sejalan dengan prioritas pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan dan pemberdayaan ekonomi yang inklusif.

Apresiasi terhadap peran Pertamina EP Rantau tidak berhenti di situ. Sebagai bagian dari Pertamina Hulu Rokan, entitas ini telah menerima berbagai penghargaan atas keterlibatan aktifnya dalam pemberdayaan kelompok difabel. Bahkan, dalam pelaksanaan program tanggap darurat hingga perencanaan mitigasi, pelibatan kelompok disabilitas menjadi bagian penting yang mendapat pengakuan hingga ke tingkat internasional.

Tak heran, pada tahun ini, program pemberdayaan difabel masuk sebagai salah satu unggulan yang diusung dalam pencapaian PROPER Emas ke-9, penghargaan tertinggi dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

“Tahun ini, program pemberdayaan difabel menjadi salah satu unggulan yang diusung dalam pencapaian PROPER Emas ke-9,” ungkap Winda, sembari menegaskan bahwa Pertamina EP Rantau berkomitmen untuk terus tumbuh bersama masyarakat melalui program-program yang menyentuh langsung kebutuhan di lapangan.

Inisiatif ini memberikan contoh bahwa energi tidak hanya digunakan untuk menyalakan lampu atau menggerakkan mesin, tetapi juga dapat menjadi sumber perubahan sosial. Melalui pendekatan yang menyatukan aspek keberlanjutan, pendidikan, dan kesetaraan, Pertamina EP Rantau menghadirkan energi dalam arti yang lebih luas: sebagai penggerak kehidupan yang adil dan inklusif bagi semua.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index