MIND ID

MIND ID Genjot Hilirisasi Alumina di Mempawah

MIND ID Genjot Hilirisasi Alumina di Mempawah
MIND ID Genjot Hilirisasi Alumina di Mempawah

JAKARTA - Langkah Indonesia menuju kemandirian industri terus dipacu melalui hilirisasi sumber daya mineral. Salah satu upaya konkret dilakukan Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID), yang kini tengah mengembangkan proyek strategis di Mempawah, Kalimantan Barat. Target utamanya: memproduksi alumina hingga satu juta ton per tahun dari bahan baku bauksit, sebagai bagian dari transformasi besar di sektor pertambangan.

Proyek ini terdiri dari dua tahap penting, yakni fasilitas pengolahan bauksit dengan kapasitas 1,47 juta ton washed bauxite (WBx) per tahun, serta pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) dengan target produksi alumina sebanyak 1 juta ton per tahun. Rangkaian proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam mendorong nilai tambah sektor pertambangan nasional.

Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamjoeddin, menegaskan pentingnya keterpaduan dalam pelaksanaan proyek-proyek hilirisasi tersebut. “Kami ingin memastikan seluruh proyek hilirisasi berjalan terintegrasi, menghasilkan produk bernilai tinggi, serta memberikan dampak langsung bagi ekonomi dan memperkuat kedaulatan ekonomi nasional,” kata Maroef di Jakarta belum lama ini.

Proyeksi ke depan pun telah disiapkan. MIND ID merancang pengembangan lebih lanjut melalui pembangunan smelter aluminium berkapasitas 600 ribu ton per tahun. Selain itu, SGAR Fase II juga tengah dipersiapkan, yang ditargetkan menambah kapasitas produksi alumina hingga satu juta ton tambahan per tahun.

Hilirisasi bauksit diyakini menjadi strategi paling efektif untuk meningkatkan nilai ekonomi komoditas ini. Bila bauksit mentah bernilai sekitar 40 dolar AS per ton, nilainya bisa melonjak menjadi 575 dolar AS setelah diolah menjadi alumina. Bahkan, sebagai produk akhir aluminium, nilainya bisa mencapai 2.700 dolar AS per ton. Lompatan nilai ini menjadi bukti bahwa hilirisasi adalah langkah tepat dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam Indonesia.

Lebih dari itu, strategi hilirisasi ini juga diyakini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah. Dengan meningkatkan kapasitas pengolahan dalam negeri, Indonesia memperkuat cadangan devisa sekaligus mendongkrak daya saing industri strategis nasional di pasar global. “Indonesia mampu menjadi pemain penting dalam rantai pasok global komoditas logam strategis,” tegas Maroef.

Selain mendongkrak ekonomi makro, proyek-proyek hilirisasi ini juga dirancang untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Pembangunan fasilitas industri di Mempawah diprediksi menjadi penggerak utama penciptaan lapangan kerja dalam skala besar, baik langsung maupun tidak langsung.

Tidak hanya itu, tumbuhnya proyek industri tersebut juga akan mendorong pengembangan ekosistem ekonomi lokal. Kehadiran UMKM, sektor jasa transportasi, perhotelan, dan berbagai sektor penunjang lainnya di sekitar wilayah operasi akan menjadi indikator nyata pertumbuhan ekonomi daerah. Diperkirakan, puluhan ribu tenaga kerja terserap dari keberadaan proyek ini.

“Di masa depan, kawasan industri pengolahan mineral seperti Mempawah tidak hanya menjadi pusat produksi, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis industri berkelanjutan,” lanjut Maroef.

Dukungan terhadap proyek MIND ID tidak hanya datang dari internal pemerintah, namun juga dari kalangan legislatif. Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, menyampaikan apresiasi atas konsistensi MIND ID dalam menjalankan misi hilirisasi nasional. Ia menilai, proyek-proyek ini adalah kelanjutan dari keseriusan pemerintah yang dimulai sejak akuisisi PT Freeport Indonesia oleh MIND ID pada 2018 lalu.

Menurut Ramson, pembangunan smelter katoda tembaga oleh Freeport Indonesia menjadi bukti konkret bahwa hilirisasi dapat dijalankan secara profesional di bawah naungan BUMN strategis. Ia juga menyinggung kinerja keuangan MIND ID yang dinilai solid. Beban utang dari proses akuisisi Freeport, menurutnya, hampir seluruhnya telah dilunasi—memberi ruang fiskal yang lebih luas untuk proyek-proyek strategis lanjutan.

“Kami yakin dari sisi keuangan, Grup MIND ID memiliki banyak profesional yang mumpuni. Apalagi dengan adanya Danantara. Jadi proses peningkatan produksi, eksplorasi, dan hilirisasi akan dapat dijalankan dengan serius oleh MIND ID ke depan,” ujar Ramson.

Dengan struktur manajemen yang profesional dan dukungan keuangan yang kuat, MIND ID diposisikan sebagai motor penggerak utama transformasi industri mineral nasional. Pendekatan terintegrasi dari hulu ke hilir, ditambah komitmen terhadap peningkatan nilai tambah, menunjukkan bahwa hilirisasi bukan hanya wacana—tetapi telah menjadi realita yang membawa manfaat ekonomi konkret bagi negara dan rakyat.

Proyek di Mempawah menjadi contoh nyata bagaimana Indonesia kini bergerak lebih jauh dari sekadar menambang dan mengekspor bahan mentah. Melalui hilirisasi, Indonesia membangun masa depan industri yang berkelanjutan, bernilai tambah tinggi, dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index