JAKARTA - Dalam dunia transportasi publik yang penuh dinamika, tidak hanya kecepatan dan ketepatan waktu yang menjadi tolok ukur pelayanan prima, tetapi juga bagaimana penyedia jasa mampu menangani hal-hal tak terduga, termasuk barang hilang milik penumpang. Di tengah laju mobilitas yang semakin tinggi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya berhasil menunjukkan kepedulian nyata terhadap aspek tersebut melalui layanan Lost and Found.
Selama semester I tahun 2025, tercatat sebanyak 784 barang milik penumpang yang tertinggal berhasil diamankan oleh petugas, dengan estimasi nilai mencapai Rp815.814.700. Angka ini bukan sekadar statistik semata, melainkan representasi dari komitmen dan etos kerja perusahaan dalam mengedepankan kenyamanan dan kepercayaan pengguna jasa kereta api.
Layanan yang Menguatkan Relasi antara Penumpang dan Operator
Banyak hal dapat terjadi dalam perjalanan. Entah karena terburu-buru, lelah, atau sekadar lupa, tak jarang penumpang meninggalkan barang pribadinya di atas kereta atau di area stasiun. Dalam banyak kasus, kehilangan barang bisa menimbulkan stres dan kekhawatiran—terutama jika barang tersebut memiliki nilai penting, baik secara materi maupun emosional.
PT KAI Daop 8 Surabaya melalui layanan Lost and Found menjawab situasi ini dengan sigap. Tak hanya berfungsi sebagai pusat pencarian barang hilang, layanan ini juga menjadi simbol relasi yang lebih hangat antara operator dan penumpang.
Penumpang yang kehilangan barang dapat segera melaporkannya kepada kondektur saat berada di dalam kereta, atau kepada petugas keamanan (Polsuska) di stasiun. Selain itu, jalur digital juga disediakan melalui Contact Center KAI di nomor 121 yang siap menerima aduan dan permintaan pencarian barang secara cepat dan efisien.
Menjaga Kepercayaan Publik Lewat Transparansi dan Profesionalisme
Kepercayaan publik terhadap moda transportasi massal tak hanya bergantung pada ketepatan jadwal atau kenyamanan gerbong, tetapi juga pada sejauh mana perusahaan dapat dipercaya dalam menjaga keamanan. Dalam konteks ini, keberhasilan mengamankan ratusan barang penumpang menjadi bentuk nyata dari akuntabilitas layanan.
Fakta bahwa nilai keseluruhan barang yang berhasil dikembalikan kepada pemiliknya mencapai lebih dari Rp800 juta memperlihatkan skala dan keseriusan dari sistem layanan ini. Barang-barang yang tertinggal bukan hanya benda sepele. Ada dompet berisi dokumen penting, perangkat elektronik bernilai tinggi, hingga barang-barang pribadi yang punya makna sentimental.
Kepala Daop 8 Surabaya bahkan menyatakan bahwa setiap laporan kehilangan yang masuk akan langsung ditindaklanjuti oleh tim yang sudah terlatih. Prosedur pengumpulan, penyimpanan, hingga pengembalian dilakukan dengan standar operasional yang ketat, sehingga keamanan barang tetap terjamin selama proses berlangsung.
Humanisasi Layanan Publik: Lebih dari Sekadar Kewajiban
Layanan Lost and Found bukan hanya prosedur teknis, melainkan juga bagian dari upaya humanisasi layanan publik. Ketika seseorang kehilangan barang, tidak hanya nilai ekonomi yang menjadi kekhawatiran, tetapi juga tekanan psikologis yang muncul akibat ketidakpastian. Dalam hal ini, empati dari pihak penyedia layanan sangatlah krusial.
PT KAI Daop 8 Surabaya menunjukkan bahwa mereka tidak hanya fokus pada pergerakan manusia dari satu titik ke titik lain, tetapi juga memperhatikan nilai-nilai sosial yang menyertai proses perjalanan tersebut. Melalui pengembalian barang yang tertinggal, perusahaan menciptakan momen-momen yang memperkuat loyalitas pelanggan.
Beberapa penumpang bahkan membagikan pengalaman mereka di media sosial, menyatakan rasa terima kasih karena barang berharganya berhasil ditemukan dan dikembalikan. Kisah-kisah semacam ini menjadi bukti bahwa pelayanan prima tidak selalu bergantung pada hal besar, tetapi pada perhatian terhadap hal kecil yang berdampak besar.
Edukasi dan Kesadaran Penumpang: Pilar Pendukung Keberhasilan
Meskipun pihak KAI telah menjalankan prosedur layanan secara maksimal, perusahaan tetap mengimbau agar penumpang meningkatkan kewaspadaan terhadap barang bawaannya. Kesadaran individu tetap menjadi faktor penting dalam menekan angka kehilangan.
Melalui kampanye rutin, baik di stasiun maupun di dalam kereta, petugas terus mengingatkan penumpang untuk selalu memeriksa barang bawaan sebelum turun. Pengumuman melalui pengeras suara serta selebaran digital juga digunakan untuk membentuk budaya disiplin dan tanggung jawab pribadi selama menggunakan layanan kereta api.
“Kami berharap dengan edukasi yang konsisten, masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga barang bawaannya. Namun jika pun ada yang tertinggal, kami siap membantu sepenuh hati,” ujar salah satu staf layanan pelanggan KAI.
Pelayanan Berkelanjutan Menuju Masa Depan Transportasi Publik yang Lebih Ramah
Capaian PT KAI Daop 8 Surabaya dalam pengelolaan layanan Lost and Found menjadi refleksi penting bagaimana transportasi publik dapat bertransformasi menjadi lebih dari sekadar sarana perjalanan. Di balik operasional harian yang padat, terselip etika kerja dan kepedulian terhadap kenyamanan serta kebutuhan manusiawi dari setiap penumpang.
Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, tantangan ke depan tentu akan semakin kompleks. Namun bila fondasi pelayanan seperti ini terus dipertahankan dan dikembangkan, maka bukan tidak mungkin KAI akan terus menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia dalam melakukan perjalanan antarkota maupun komuter.