KULINER

Festival Kuliner UMKM Angkat Cita Rasa Nusantara

Festival Kuliner UMKM Angkat Cita Rasa Nusantara
Festival Kuliner UMKM Angkat Cita Rasa Nusantara

JAKARTA - Ragam kuliner dari berbagai daerah di Indonesia kembali mendapatkan panggung meriah di Kota Cirebon, Jawa Barat. Kali ini, geliat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tampil dalam format yang lebih segar dan menggoda selera lewat gelaran Festival “Cirebon Rasa Bangkok” yang digelar sejak tanggal 10 hingga 20 Juli 2025.

Tidak hanya sekadar perayaan makanan lokal, festival ini menyatukan semangat promosi produk UMKM dan kreativitas penyajian ala street food Bangkok. Lebih dari 1.200 menu kuliner dari berbagai penjuru Indonesia hadir untuk memanjakan lidah pengunjung dan membuka peluang lebih besar bagi pelaku usaha lokal.

Bukan Sekadar Festival, Tapi Ruang Promosi UMKM

Festival “Cirebon Rasa Bangkok” bukan hanya ajang wisata kuliner semata. Ini adalah bagian dari gerakan strategis yang bertujuan mengangkat kelas UMKM lewat pendekatan kreatif. Dengan menghadirkan konsep “rasa Bangkok”, festival ini berhasil menambahkan unsur internasional yang membuat makanan-makanan lokal terasa semakin premium dan menarik bagi pengunjung dari berbagai kalangan.

Direktur Operasional GS Food Management, Dwi Nugraha Setiawan, menjelaskan pemilihan tema ini bukan tanpa alasan.

"Tema ‘Cirebon Rasa Bangkok’ dipilih karena kuliner yang ada di festival ini sangat banyak dan beragam. Persis seperti street food di Bangkok dengan rasa yang otentik,” ujar Dwi pada Jumat, 11 Juli 2025.

Dengan konsep seperti ini, makanan lokal mendapatkan kemasan dan nuansa yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menghadirkan pengalaman budaya yang menyeluruh.

Cirebon sebagai Titik Temu Rasa dan Budaya

Cirebon, yang selama ini dikenal sebagai kota perlintasan dan tempat bertemunya berbagai budaya—Jawa, Sunda, Arab, Tionghoa—dianggap sebagai lokasi yang tepat untuk menggelar festival kuliner berskala nasional dengan sentuhan internasional. Festival ini digelar di area strategis kota, menjadikannya magnet baru untuk wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin mencicipi variasi makanan khas Indonesia dalam atmosfer ala pasar malam Bangkok.

Ribuan pengunjung memadati area festival sejak hari pertama. Suasana meriah terpancar dari deretan stan-stan makanan yang menampilkan menu khas seperti sate maranggi, pempek, gudeg, hingga kuliner kekinian seperti dessert boba, mie pedas level ekstrem, hingga minuman tropis ala Thailand.

Lebih dari Sekadar Rasa: Peluang Ekonomi Nyata

Penyelenggaraan festival ini juga membuka peluang ekonomi riil bagi pelaku UMKM. Dengan menghadirkan lebih dari 1.200 menu dari berbagai vendor makanan, pelaku UMKM bisa memperluas jangkauan promosi produk mereka, sekaligus mendapatkan masukan langsung dari pengunjung terkait kualitas dan daya tarik kuliner mereka.

“Di festival ini, kami bisa langsung menguji apakah menu yang kami jual diminati pasar atau tidak. Banyak yang beli, bahkan ada yang balik lagi. Ini bagus banget buat naikkan kepercayaan diri,” ujar Siti, salah satu pelaku UMKM asal Kuningan yang menjual ayam geprek rempah.

Tak hanya makanan berat, festival juga dipenuhi oleh pilihan makanan ringan dan jajanan khas seperti cilok kuah pedas, seblak, tahu walik, hingga aneka jajanan pasar. Banyak di antaranya dikemas dengan tampilan modern, disajikan dalam bentuk bento box, standing pouch, hingga packaging eco-friendly.

Konsep Street Food Bangkok: Strategi Branding Baru

Penyelenggara festival menyadari bahwa daya tarik kuliner tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga suasana. Itulah sebabnya konsep street food Bangkok dipilih sebagai gaya utama festival ini. Tata letak stan dibuat menyerupai pasar malam Thailand yang ramai namun tertib, dengan penerangan warna-warni, musik jalanan, dan dekorasi khas Asia Tenggara.

Pengunjung dapat menyantap makanan sambil berdiri atau duduk di bangku-bangku kayu panjang, lengkap dengan meja kecil dan payung warna-warni yang menambah estetika suasana. Bahkan beberapa area memiliki photobooth bertema “Bangkok Night Market” untuk menarik generasi muda yang gemar berbagi momen di media sosial.

Konsep ini secara tidak langsung juga memberikan pelajaran bagi UMKM mengenai pentingnya pengalaman visual dan atmosfer dalam menjual produk kuliner di era digital.

Dukungan Pemerintah dan Kolaborasi Lintas Sektor

Festival ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku swasta, hingga komunitas pecinta kuliner. Pemerintah Kota Cirebon mengapresiasi kegiatan ini karena dinilai mampu meningkatkan pariwisata sekaligus ekonomi lokal.

"Acara seperti ini memberi dampak ekonomi langsung. Hotel penuh, restoran sekitar ikut ramai, dan UMKM kita mendapat panggung nasional," kata seorang pejabat Dinas Pariwisata Kota Cirebon dalam sambutannya.

Kerja sama dengan GS Food Management, yang telah berpengalaman mengelola event serupa di kota lain, juga menjadi nilai tambah tersendiri. Penataan zona makanan, sistem transaksi cashless, hingga aspek keamanan dan kebersihan diatur secara profesional.

Menjembatani Selera Lokal dan Global

“Cirebon Rasa Bangkok” adalah contoh bagaimana festival kuliner bisa menjembatani selera lokal dengan nuansa global. Di tengah pesatnya tren globalisasi makanan, para pelaku UMKM perlu terus beradaptasi tanpa harus kehilangan identitas lokal. Festival ini menjadi panggung pembelajaran sekaligus promosi, baik untuk meningkatkan branding kuliner Indonesia maupun memperluas akses pasar bagi UMKM.

Selama 10 hari ke depan, masyarakat Cirebon dan wisatawan yang datang memiliki kesempatan untuk menikmati beragam kuliner, menyaksikan hiburan musik, hingga mengikuti lomba-lomba menarik yang melibatkan pelaku UMKM dan komunitas lokal.

Bagi pengunjung, ini bukan sekadar ajang wisata kuliner biasa. Ini adalah ruang interaksi budaya, tempat mengenal lebih dekat kekayaan kuliner Indonesia yang dikemas dengan gaya internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index