JAKARTA - Dalam upaya menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berdaya saing global, Accenture bersama platform edukasi teknologi Dicoding menghadirkan sebuah inisiatif strategis bertajuk Asah led by Accenture and Dicoding. Program ini secara khusus dirancang untuk membekali para mahasiswa Indonesia dengan keterampilan teknologi yang dibutuhkan di dunia industri saat ini—dari pemrograman hingga pengembangan perangkat lunak berbasis kebutuhan pasar.
Dengan target menjaring 2.000 peserta dari seluruh Indonesia, inisiatif ini diharapkan mampu mencetak generasi baru talenta digital yang tidak hanya andal secara teknis, tetapi juga relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa depan. Setiap peserta terpilih akan memperoleh beasiswa pelatihan penuh senilai Rp14 juta, sebuah peluang besar yang jarang ditemui dalam skala pendidikan informal berbasis industri.
Transformasi Digital Butuh Talenta Siap Pakai
Seiring percepatan transformasi digital di berbagai sektor industri, kebutuhan akan tenaga kerja yang menguasai teknologi digital semakin mendesak. Mulai dari cloud computing, machine learning, analisis data, hingga pengembangan aplikasi—seluruhnya menuntut sumber daya manusia yang tidak hanya paham teori, tetapi juga terlatih untuk menyelesaikan persoalan nyata di lapangan.
Melihat celah tersebut, Accenture, perusahaan konsultan global yang dikenal dengan spesialisasinya di bidang teknologi dan transformasi digital, menggandeng Dicoding, platform pelatihan teknologi bersertifikasi yang telah melahirkan puluhan ribu developer di Indonesia, untuk bersama-sama menginisiasi program pelatihan ini.
Asah menjadi jawaban atas tantangan ketidaksesuaian antara kurikulum pendidikan formal dan kebutuhan pasar kerja digital saat ini. Dengan materi yang dirancang langsung berdasarkan standar industri, program ini menjembatani jurang antara dunia akademis dan praktik profesional.
Investasi Nyata di Bidang Pendidikan Teknologi
Program Asah bukan sekadar pelatihan daring biasa. Accenture dan Dicoding berkomitmen menghadirkan materi pelatihan dengan pendekatan yang komprehensif dan berbasis praktik (hands-on). Setiap peserta akan mendapatkan akses ke kurikulum teknologi tingkat lanjut, dibimbing oleh instruktur ahli dari industri, serta akan mengerjakan proyek akhir berbasis kasus nyata (real-life cases).
Lebih dari itu, beasiswa senilai Rp14 juta yang diberikan kepada masing-masing peserta bukan hanya mencakup akses pelatihan, tetapi juga pembinaan, pendampingan karier, dan sertifikasi resmi yang diakui di dunia kerja.
Dengan total nilai beasiswa yang mencapai Rp28 miliar untuk 2.000 peserta, program ini menunjukkan bahwa investasi pendidikan teknologi harus dilakukan secara serius, terukur, dan menyeluruh. Bukan sekadar menambah angka pelatihan, tetapi benar-benar mencetak SDM siap kerja.
Peluang Besar untuk Mahasiswa Seluruh Indonesia
Salah satu keunggulan program ini adalah inklusivitasnya. Tak hanya menyasar mahasiswa dari perguruan tinggi ternama atau wilayah perkotaan, Asah membuka kesempatan luas bagi siapa pun yang memenuhi syarat, dari Sabang hingga Merauke. Hal ini menjadi bentuk nyata upaya pemerataan akses pendidikan teknologi ke seluruh pelosok negeri.
“Program ini kami rancang agar siapa pun mahasiswa Indonesia bisa memiliki akses ke pelatihan teknologi berkualitas global. Kami ingin talenta dari daerah pun memiliki kesempatan yang sama,” ujar pihak penyelenggara melalui pernyataan tertulisnya.
Seleksi peserta dilakukan secara ketat, dengan memperhatikan motivasi belajar, rekam jejak akademis, dan komitmen peserta. Hal ini dimaksudkan agar setiap kursi beasiswa benar-benar dimanfaatkan secara maksimal oleh individu yang siap tumbuh bersama program.
Rangkaian Pelatihan yang Disusun Berdasarkan Standar Industri
Materi dalam program Asah tidak disusun sembarangan. Dikembangkan oleh para ahli dari Accenture dan tim edukator Dicoding, seluruh modul pelatihan mengacu pada kebutuhan nyata perusahaan teknologi saat ini. Mulai dari frontend development, backend engineering, hingga cloud computing, peserta akan belajar keterampilan yang benar-benar digunakan di dunia profesional.
Selain itu, peserta juga akan dibekali dengan soft skills penting seperti manajemen proyek, komunikasi teknis, dan kerja tim kolaboratif—yang kerap menjadi faktor pembeda antara pelamar kerja biasa dan kandidat yang siap kerja.
Program ini disusun dalam beberapa fase, mulai dari pelatihan intensif daring, mentoring dari praktisi profesional, hingga demo day di mana peserta mempresentasikan hasil proyek akhirnya di hadapan juri dari industri.
Jejaring Alumni dan Kesempatan Karier Lebih Luas
Salah satu nilai tambah dari Asah adalah ekosistem alumni yang terbentuk setelah program berakhir. Para peserta akan tergabung dalam jaringan profesional yang memiliki akses informasi pekerjaan, kolaborasi proyek teknologi, serta kesempatan mengikuti pelatihan lanjutan atau inkubasi startup digital.
Dalam jangka panjang, alumni Asah diharapkan bisa menjadi agen perubahan digital di komunitas masing-masing. Mereka tidak hanya membawa keterampilan baru, tetapi juga semangat untuk membagikan ilmu dan menciptakan dampak sosial lewat teknologi.
Komitmen Berkelanjutan untuk Pendidikan Inklusif
Program ini merupakan bagian dari misi jangka panjang Accenture dan Dicoding untuk mempercepat pembangunan SDM digital Indonesia. Dengan menargetkan mahasiswa—segmen usia produktif yang menjadi tulang punggung transformasi digital masa depan—mereka berharap dapat menanamkan fondasi keterampilan sejak dini.
“Kami percaya bahwa menciptakan masa depan digital Indonesia dimulai dari pendidikan hari ini. Dengan bekal yang tepat, mahasiswa kita akan mampu bersaing secara global,” jelas perwakilan Accenture Indonesia.
Melalui program Asah, Accenture dan Dicoding menunjukkan bahwa membangun generasi digital bukan hanya soal akses teknologi, tapi juga soal transfer pengetahuan yang nyata dan terstruktur. Pelatihan ini bukan sekadar pelengkap kurikulum, tetapi investasi strategis untuk masa depan Indonesia yang makin cerdas, tangguh, dan berdaya saing di era digital global.