JAKARTA - Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan memperkuat identitas lokal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai menyelenggarakan Ragam UMKM Banggai (Ramu Banggai), sebuah ajang promosi dan apresiasi terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dikemas meriah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-65 Kabupaten Banggai.
Bertempat di lapangan Tribun Mirqan, Kelurahan Tombang Permai, kegiatan ini resmi dibuka pada Kamis, 10 Juli 2025, dan dijadwalkan berlangsung hingga 12 Juli 2025. Ramu Banggai menjadi lebih dari sekadar pesta rakyat. Ia menjelma sebagai platform sinergis antara pemerintah, pelaku usaha kecil, masyarakat, dan penggiat seni lokal maupun nasional.
UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi Daerah
Kehadiran UMKM dalam agenda ini bukan tanpa alasan. Kabupaten Banggai, sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, menyandarkan sebagian besar perputaran ekonominya pada aktivitas para pelaku usaha mikro dan kecil. Melalui Ramu Banggai, potensi tersebut tidak hanya dipertontonkan, tetapi juga diberdayakan dan dikoneksikan dengan peluang pasar yang lebih luas.
Dalam ajang tersebut, ratusan pelaku UMKM dari berbagai kecamatan di Banggai menampilkan produk unggulan lokal, mulai dari kuliner khas daerah, kerajinan tangan, produk fesyen berbasis tenun tradisional, hingga olahan pangan organik. Tidak hanya itu, ada pula booth yang menampilkan inovasi berbasis digital dari pelaku usaha muda dan kreatif.
Perayaan yang Mengangkat Kearifan Lokal dan Semangat Wirausaha
Ramu Banggai tidak hanya menghadirkan stand-stand UMKM. Acara ini juga dirancang untuk menjadi sarana edukasi, rekreasi, dan hiburan, dengan menghadirkan berbagai pertunjukan seni, lomba-lomba tematik, hingga bincang inspiratif bersama wirausahawan sukses lokal.
Salah satu daya tarik utama adalah penampilan dari penyanyi ibu kota, Nyoman Paul, yang turut memeriahkan suasana malam pembukaan. Kehadirannya menjadi simbol bahwa UMKM dan budaya lokal patut mendapat panggung yang sama megahnya dengan hiburan mainstream nasional.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Banggai, dalam keterangannya, menjelaskan bahwa gelaran ini bukan hanya bagian dari perayaan HUT, tetapi juga manifestasi nyata dukungan Pemkab terhadap pelaku usaha lokal.
“Kami ingin masyarakat melihat bahwa produk-produk lokal tidak kalah kualitasnya. Ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan kebanggaan akan produksi daerah sendiri,” ujar perwakilan panitia acara.
Pemerintah Dorong Digitalisasi dan Pemasaran Luas
Salah satu sorotan penting dari kegiatan Ramu Banggai tahun ini adalah upaya mendorong digitalisasi UMKM. Sejumlah booth disediakan khusus untuk edukasi literasi digital, pemasaran daring, dan pendaftaran ke platform e-commerce lokal maupun nasional.
Pelaku usaha yang tergabung dalam acara ini juga mendapat pendampingan dari dinas terkait dan mitra swasta untuk bisa menjangkau pasar luar daerah hingga ekspor ringan berbasis komunitas diaspora. Dengan semangat “UMKM Banggai Go Digital”, pemerintah berharap akan terjadi transformasi mindset dan metode pemasaran yang lebih kompetitif.
Pemerintah kabupaten juga menggandeng bank daerah dan lembaga keuangan mikro untuk menyediakan fasilitas konsultasi pembiayaan usaha selama berlangsungnya Ramu Banggai. Program seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan pendampingan pencatatan keuangan digital turut diperkenalkan kepada pelaku UMKM pemula.
Partisipasi Komunitas dan Kaum Muda
Menariknya, Ramu Banggai juga diisi oleh komunitas-komunitas kreatif lokal, mulai dari komunitas kuliner, fesyen, seni rupa, hingga kelompok pemuda yang fokus pada pengembangan produk berbasis kearifan lokal. Banyak dari mereka memanfaatkan momentum ini untuk melakukan soft launching produk baru dan menjalin kolaborasi bisnis antardaerah.
Tak hanya itu, terdapat pula workshop singkat tentang branding produk, storytelling bisnis, hingga strategi menembus pasar festival nasional, yang dipandu oleh praktisi bisnis kreatif dari luar daerah.
“Ini bukan cuma soal jualan, tapi soal bagaimana kita membangun narasi besar dari produk kita,” kata salah satu peserta workshop, seorang pengusaha muda asal Kecamatan Luwuk.
Dampak Ekonomi dan Sosial Positif
Sejak hari pertama pembukaan, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Lapangan Tribun Mirqan dipenuhi oleh warga yang datang dari berbagai penjuru Banggai. Tidak hanya untuk berbelanja produk UMKM, tetapi juga untuk menikmati suasana, berinteraksi dengan pelaku usaha, dan turut merayakan hari jadi daerah mereka.
Efek domino dari acara ini cukup terasa, mulai dari peningkatan omzet pedagang kecil, homestay lokal yang terisi penuh, hingga penggerakan ekonomi sektor informal seperti ojek, parkir, dan pedagang kaki lima.
Menurut pengamat ekonomi lokal, acara seperti Ramu Banggai memiliki efek jangka panjang dalam membentuk kemandirian ekonomi daerah berbasis potensi lokal.
“Inisiatif seperti ini mendorong masyarakat untuk tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen. Ini bagian dari revolusi ekonomi kerakyatan,” ungkapnya.
Harapan dan Rencana Ke Depan
Sebagai perayaan yang telah mendapat respons positif dari masyarakat, Ramu Banggai diharapkan bisa menjadi agenda rutin tahunan yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga strategis dan berkelanjutan.
Pemerintah daerah berencana untuk menjadikan ajang ini sebagai etalase UMKM Banggai yang dapat dipromosikan di tingkat regional dan nasional. Dalam jangka menengah, tidak menutup kemungkinan adanya kerja sama dagang, festival budaya lintas provinsi, atau bahkan pameran di luar negeri yang menampilkan produk unggulan UMKM Banggai.
Ramu Banggai bukan sekadar festival. Ia adalah gambaran semangat kolektif masyarakat Banggai untuk bangkit, mandiri, dan percaya diri menatap masa depan. Melalui sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas, kegiatan ini menjadi bukti bahwa UMKM bukan pelengkap, tetapi penggerak utama ekonomi lokal.
Dengan mengusung semangat HUT ke-65 Kabupaten Banggai, Ramu Banggai menjadi simbol optimisme, keberdayaan, dan kreativitas masyarakat daerah yang siap menyongsong tantangan zaman.