PASAR MODAL

Genjot Pasar Modal Jadi Sumber Pendanaan Alternatif

Genjot Pasar Modal Jadi Sumber Pendanaan Alternatif
Genjot Pasar Modal Jadi Sumber Pendanaan Alternatif

JAKARTA - Di tengah kebutuhan pembiayaan yang terus meningkat bagi sektor usaha menengah di Indonesia, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengambil langkah strategis dengan meluncurkan program RISE To IPO. Program ini hadir sebagai jembatan antara pelaku usaha menengah dan pasar modal, sekaligus memberikan solusi pendanaan alternatif yang selama ini menjadi tantangan utama dalam ekspansi bisnis sektor tersebut.

Peluncuran program bertajuk “RISE To IPO: Empowering Medium Enterprises to IPO” ini berlangsung di Jakarta pada Rabu, 9 Juli 2025. Dalam sambutannya, Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan bahwa pasar modal kini telah menjadi pilar penting sebagai sumber pendanaan nasional, terutama dalam mendukung pertumbuhan pelaku usaha kelas menengah yang ingin naik kelas.

“Program RISE To IPO hadir sebagai jawaban konkret atas kebutuhan atas pembiayaan alternatif tersebut,” ujar Maman di hadapan peserta dan stakeholder sektor UMKM serta pasar modal yang hadir dalam peluncuran program tersebut.

Akses Modal Jadi Kendala Utama Usaha Menengah

Selama ini, pelaku usaha menengah berada dalam posisi yang cukup menantang. Mereka dinilai sudah tidak lagi tergolong mikro atau kecil yang bisa mengandalkan pembiayaan ultra-mikro seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat), tetapi juga belum sepenuhnya memiliki akses yang memadai terhadap pendanaan besar, seperti melalui perbankan atau investor institusional.

Dalam konteks ini, pasar modal menawarkan potensi pendanaan jangka panjang yang tidak hanya fleksibel tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan berkelanjutan. Sayangnya, belum banyak pelaku usaha menengah yang memiliki kesiapan dari sisi tata kelola, transparansi laporan keuangan, hingga struktur organisasi yang dibutuhkan untuk melantai di bursa.

RISE To IPO: Langkah Konkret Naik Kelas

Program RISE To IPO dirancang khusus untuk mendorong usaha menengah agar mampu bersaing di ranah pasar modal. Tidak hanya sekadar memberikan akses informasi, program ini juga menyediakan pelatihan intensif, pendampingan legal dan keuangan, hingga koneksi dengan lembaga penjamin emisi dan investor.

Pendekatan yang digunakan Kementerian UMKM bersifat menyeluruh—mulai dari edukasi literasi keuangan, simulasi IPO, hingga persiapan teknis agar perusahaan benar-benar siap menjadi perusahaan terbuka. Program ini juga dirancang untuk menjangkau sektor-sektor prioritas seperti manufaktur, teknologi, industri kreatif, dan agribisnis.

Menurut Maman Abdurrahman, hadirnya program ini sejalan dengan perkembangan dan peran penting pasar modal Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi secara inklusif.

“Pasar modal Indonesia terus berkembang sebagai sumber pendanaan alternatif yang potensial,” tegasnya.

Dukungan Lintas Sektor untuk Keberhasilan Program

Peluncuran program RISE To IPO turut melibatkan berbagai pihak strategis, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan para pemangku kepentingan lainnya di sektor keuangan dan investasi. Kolaborasi ini menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan program, khususnya dalam menyiapkan ekosistem yang ramah bagi pelaku usaha menengah yang selama ini masih enggan menjajaki pasar modal.

BEI misalnya, melalui Divisi Pengembangan Pasar, akan memberikan pelatihan serta platform khusus untuk mendampingi para pelaku usaha sejak tahap persiapan awal hingga proses IPO. Hal ini diharapkan dapat meminimalisasi risiko dan meningkatkan keyakinan para pelaku usaha untuk terjun ke pasar modal.

Menyiapkan UMKM Menuju Era Ekonomi Baru

Transformasi ekonomi nasional tidak bisa dilepaskan dari penguatan sektor UMKM sebagai tulang punggung ekonomi rakyat. Meski UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB nasional, kontribusi sektor ini terhadap pasar modal masih tergolong minim.

RISE To IPO hadir sebagai inisiatif strategis untuk mengubah hal tersebut. Dengan membuka akses terhadap pasar modal, program ini mendorong lebih banyak pelaku usaha menengah untuk naik kelas, meningkatkan skala usaha, memperluas pasar, serta memperkuat daya saing di tingkat global.

Lebih jauh lagi, program ini dapat menjadi model replikasi untuk negara-negara berkembang lain yang menghadapi tantangan serupa dalam mengintegrasikan UMKM ke dalam sistem keuangan modern.

Harapan dan Tantangan di Masa Depan

Tentu saja, keberhasilan program ini tidak akan terjadi dalam semalam. Diperlukan keseriusan dari seluruh elemen, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, akademisi, hingga investor. Pelatihan dan literasi keuangan juga harus terus digencarkan, agar pelaku usaha menengah dapat memahami implikasi dan keuntungan menjadi perusahaan terbuka.

Program ini pun ditargetkan tidak hanya menghasilkan peningkatan jumlah perusahaan menengah yang IPO, tetapi juga menciptakan ekosistem usaha yang sehat, transparan, dan berkelanjutan. Dalam jangka panjang, keberhasilan RISE To IPO akan menjadi katalisator bagi integrasi ekonomi berbasis pasar modal yang inklusif dan resilient.

Dengan diluncurkannya program RISE To IPO, Kementerian UMKM mengambil langkah maju untuk mengatasi tantangan klasik dalam pendanaan usaha menengah. Program ini membuka cakrawala baru bagi pelaku usaha untuk memanfaatkan potensi besar dari pasar modal sebagai sumber pembiayaan jangka panjang.

Kehadiran program ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah serius dalam mendampingi dan mendorong pelaku usaha menengah untuk naik kelas. Kini, tinggal bagaimana para pelaku usaha mengambil peluang tersebut dan bersiap memasuki babak baru perjalanan bisnis mereka—dari lokal menuju publik, dari swasta menuju terbuka, dari UMKM menjadi perusahaan tangguh berskala nasional dan bahkan global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index