JAKARTA - Teknologi berbasis energi terbarukan kini semakin menjangkau wilayah pelosok. Di Sulawesi Barat, PT PLN (Persero) menunjukkan komitmennya terhadap pemerataan akses listrik melalui penyalaan sistem listrik tenaga surya Supersun di SD Negeri Mariri, sebuah sekolah dasar yang terletak di Dusun Mariri, Desa Makkaliki, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju.
Penyalaan listrik ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Sulawesi Barat bersama dengan Unit Layanan Pelanggan (ULP) Manakarra serta Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mamuju. Program ini menjadi bagian dari upaya PLN menghadirkan solusi kelistrikan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia.
Langkah tersebut juga mendukung program revitalisasi dan digitalisasi pendidikan, dengan menjadikan sekolah sebagai pusat pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi. Penyediaan akses listrik bukan hanya pemenuhan kebutuhan dasar, tapi juga bagian dari penguatan kualitas pendidikan.
Kolaborasi antara PLN, Pemerintah Kabupaten Mamuju, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, serta pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci sukses dari inisiatif ini. Penyalaan listrik Supersun bukan hanya sekadar pencapaian teknis, tetapi juga simbol semangat inklusi dan pemerataan akses energi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Supersun sendiri merupakan sistem kelistrikan berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ramah lingkungan dan didesain untuk dapat menyuplai energi secara berkelanjutan di wilayah tanpa akses jaringan listrik konvensional. Teknologi ini menjadi salah satu solusi utama PLN dalam menghadirkan listrik tanpa ketergantungan bahan bakar fosil, sehingga mendukung agenda transisi energi dan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Pemasangan sistem Supersun di SD Negeri Mariri tidak hanya memungkinkan adanya penerangan, tetapi juga membuka akses pada perangkat teknologi digital yang selama ini sulit dijangkau oleh siswa-siswi di wilayah tersebut. Ketersediaan listrik memungkinkan penggunaan komputer, proyektor, dan perangkat elektronik lainnya yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar lebih efektif.
Izbet Alighorky, Manager PLN UP2K Sulawesi Barat, menyampaikan bahwa proyek ini memiliki makna lebih dari sekadar penyediaan listrik. "Keberhasilan ini bukan hanya tentang menyalakan listrik, tetapi juga menyalakan harapan," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa dengan penyalaan listrik Supersun, anak-anak di SD Negeri Mariri kini dapat merasakan pengalaman belajar yang lebih setara dengan anak-anak di kota. “Dengan penyalaan listrik Supersun ini, anak-anak di SD Negeri Mariri kini bisa menikmati listrik, menggunakan perangkat digital, dan merasakan manfaat teknologi seperti sekolah-sekolah lain di perkotaan,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Mariri, Yuliani Y Siendong. Menurutnya, kehadiran listrik di sekolah adalah bentuk kemajuan luar biasa bagi pendidikan anak-anak di daerah tersebut.
”Kami sangat bersyukur, ini adalah hadiah besar untuk anak-anak kami,” kata Yuliani penuh haru.
PLN sendiri menjadikan proyek ini sebagai bagian dari misi besar untuk menerangi seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah-wilayah yang secara geografis sulit dijangkau. Dalam visinya, PLN menekankan bahwa akses terhadap energi bukan hanya kebutuhan, tapi hak seluruh warga negara.
Program Supersun adalah manifestasi dari komitmen tersebut, sekaligus menjadi langkah nyata dalam mendukung program pemerintah dalam menciptakan pendidikan berkualitas dan pemerataan pembangunan. Teknologi PLTS yang digunakan tidak hanya memperhatikan aspek efisiensi, namun juga lingkungan. Tanpa emisi karbon, Supersun menjadi representasi dari masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan.
Kehadiran listrik di sekolah juga diprediksi akan membawa dampak sosial yang lebih luas. Selain memberi manfaat langsung bagi siswa dan tenaga pengajar, kehadiran listrik dapat menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi lokal. Masyarakat sekitar yang selama ini hidup tanpa aliran listrik bisa mulai melihat potensi pengembangan ekonomi mikro dengan adanya energi listrik sebagai penunjang.
Proyek ini juga menjadi contoh keberhasilan sinergi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, BUMN, dan masyarakat. PLN tidak bekerja sendirian, melainkan mengandalkan dukungan dan keterlibatan semua pihak agar proses pemasangan hingga penyalaan berjalan lancar dan sesuai target.
Kegiatan seperti ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi program serupa di wilayah 3T lainnya di Indonesia. Meskipun menghadapi tantangan geografis dan logistik, semangat untuk menyamakan akses terhadap pendidikan dan energi tetap menjadi prioritas utama pemerintah dan PLN.
Melalui program ini, PLN menegaskan visinya bahwa "Terang Itu Hak Semua Anak Negeri" bukan sekadar slogan. Ini adalah janji yang diwujudkan melalui kerja nyata, satu lokasi demi satu lokasi, hingga seluruh pelosok negeri dapat menikmati akses listrik seperti daerah lainnya.
Penerangan di SD Negeri Mariri adalah permulaan. PLN dan seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk terus menyambung aliran listrik hingga menjangkau seluruh sekolah di daerah 3T. Dengan semangat gotong royong dan inovasi teknologi ramah lingkungan, penyediaan akses listrik yang adil dan berkelanjutan kini bukan lagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang sedang diwujudkan.