Petani

Penanaman Pohon di Hulu DAS Ciasem oleh PALAMUS dan Petani Kopi

Penanaman Pohon di Hulu DAS Ciasem oleh PALAMUS dan Petani Kopi
Penanaman Pohon di Hulu DAS Ciasem oleh PALAMUS dan Petani Kopi

JAKARTA  - Pelestarian lingkungan tidak hanya menjadi slogan di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, melainkan sebuah gerakan nyata yang diinisiasi oleh Pecinta Alam Mahasiswa Universitas Subang (PALAMUS) bersama para petani kopi Mekar Mandiri di kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciasem. Dengan komitmen tinggi, mereka melaksanakan penanaman ribuan pohon di lereng Gunung Tangkuban Parahu, tepatnya di Dusun Pasirmenyan, Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Aksi ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah konkrit dalam menjaga kelestarian ekosistem dan ketahanan air untuk masyarakat sekitar.

DAS Ciasem memegang peranan vital bagi Subang, pasalnya air yang mengalir dari hulu sungai ini menyuplai kebutuhan air ke sepuluh kecamatan, mulai dari Sagalaherang hingga bermuara di Kecamatan Ciasem. Oleh karena itu, perlindungan kawasan hulu menjadi sangat krusial. Upaya menciptakan greenbelt atau sabuk hijau di daerah tersebut diharapkan mampu menjaga keberlanjutan sumber daya air, sekaligus mencegah degradasi lahan akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim yang semakin ekstrim.

Dalam kegiatan ini, sebanyak 1.110 bibit pohon ditanam dengan komposisi yang cermat: 1.000 pohon kopi robusta lokal Subang sebagai tanaman utama, dilengkapi dengan 30 bibit alpukat dan 80 bibit durian. Pemilihan tanaman ini bukan tanpa alasan. Kopi robusta lokal dipilih karena varietas ini sudah lama dibudidayakan dan terbukti adaptif dengan kondisi lereng di wilayah tersebut. Selain berfungsi menjaga tutupan lahan, kopi robusta juga memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat mendongkrak kesejahteraan petani lokal.

Penanaman alpukat dan durian melengkapi konsep reforestasi yang tidak hanya mengutamakan aspek ekologis, tapi juga produktivitas ekonomi berbasis prinsip Ekonomi Hijau. Model ini mengusung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, berbeda dengan pola ekonomi kapitalis yang cenderung mengeksploitasi tanpa memikirkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat jangka pendek dari hasil panen, tapi juga ikut menjaga keseimbangan ekosistem.

Direktur PALAMUS menegaskan, “Kegiatan penanaman ini diharapkan dapat membentuk sabuk hijau yang efektif dalam melindungi hulu DAS Ciasem, sehingga air tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya untuk kepentingan masyarakat luas.” Selain itu, gerakan ini juga menjadi wujud nyata tanggung jawab sosial mahasiswa dan petani terhadap lingkungan hidup yang selama ini menjadi tumpuan kehidupan masyarakat di Subang.

Penanaman pohon di kawasan hulu sungai ini adalah bentuk kerja sama lintas sektor antara akademisi, petani, dan komunitas lokal yang menyoroti pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian alam. Selain aspek konservasi, kegiatan ini juga memberikan ruang edukasi kepada masyarakat agar semakin sadar bahwa menjaga lingkungan adalah investasi masa depan yang tidak boleh diabaikan.

Selain menjaga ketersediaan air, penanaman pohon juga memberikan fungsi penting dalam konservasi tanah dan pengendalian erosi. Lereng gunung yang dipenuhi pohon akan menyerap air hujan dengan baik, mengurangi risiko banjir dan longsor di wilayah hilir yang padat penduduk. Dengan demikian, perlindungan hulu DAS ini menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan meminimalisir kerugian akibat bencana alam.

Semangat kolektif PALAMUS dan para petani kopi Mekar Mandiri ini sekaligus mengingatkan kita bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia harus lebih dari sekadar seremoni tahunan. Ia harus menjadi momentum pembangkit kesadaran dan aksi nyata untuk merawat bumi. “Kami berharap kegiatan ini mampu menggugah kesadaran masyarakat agar tidak berhenti pada saat acara selesai, melainkan terus menjaga dan merawat hutan, sungai, serta sumber daya alam lainnya,” ujar salah satu anggota PALAMUS.

Peran aktif mahasiswa dan petani di wilayah DAS Ciasem juga menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam pengelolaan sumber daya air dan konservasi lahan. Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan bukan tugas pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.

Konsep greenbelt yang mereka bangun bukan hanya sekadar mempercantik lanskap, tapi juga mengembalikan fungsi ekologis kawasan hulu sungai yang vital. Dengan pohon kopi robusta sebagai tanaman unggulan, program ini memadukan manfaat ekologis dengan potensi pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Di tengah tekanan terhadap lingkungan akibat perubahan iklim, langkah ini menjadi strategi adaptasi sekaligus mitigasi bencana yang patut didukung.

Penanaman pohon ini juga sejalan dengan prinsip Ekonomi Hijau yang berupaya mengganti pola produksi dan konsumsi konvensional dengan model yang lebih ramah lingkungan. Ini penting untuk menghindari kerusakan lingkungan yang mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Dengan pendekatan tersebut, masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi tapi juga ikut menjaga ekosistem agar tetap seimbang.

Bagi masyarakat Subang, terutama mereka yang tinggal di sekitar DAS Ciasem, keberadaan pohon-pohon yang tumbuh di hulu sungai menjadi jaminan ketersediaan air bersih dan kondisi lingkungan yang sehat. Air yang terjaga kualitas dan kuantitasnya akan menunjang aktivitas sehari-hari mulai dari kebutuhan rumah tangga, pertanian, hingga industri kecil yang ada di wilayah tersebut.

Inisiatif PALAMUS dan petani kopi Mekar Mandiri ini pun menjadi pengingat bahwa perlindungan lingkungan merupakan bagian penting dari pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini mengintegrasikan upaya konservasi alam dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga tercipta sinergi positif yang dapat terus dikembangkan ke masa depan.

Melalui program penanaman pohon di hulu DAS Ciasem, harapan besar diletakkan pada generasi muda dan komunitas lokal agar selalu memiliki kesadaran tinggi dalam menjaga lingkungan hidup. Mereka adalah garda terdepan dalam mewariskan alam yang lestari bagi anak cucu nanti.

Dengan langkah nyata seperti ini, kawasan DAS Ciasem diharapkan tidak hanya menjadi sumber air yang berkelanjutan, tetapi juga model keberhasilan sinergi antara mahasiswa, petani, dan masyarakat luas dalam pelestarian lingkungan hidup. Gerakan ini memperlihatkan bahwa menjaga alam adalah pekerjaan bersama yang harus terus dijaga dengan tekad dan aksi nyata.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index