JAKARTA - Pembangunan infrastruktur di Sumatera Utara semakin menunjukkan progres yang signifikan. Proyek Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat, yang dikenal sebagai tulang punggung konektivitas baru di wilayah tersebut, kini semakin mendekati kawasan strategis Danau Toba. Hal ini bukan hanya menjadi kabar baik bagi warga lokal, tetapi juga menjadi sinyal kebangkitan bagi sektor pariwisata dan ekonomi daerah.
Salah satu titik paling krusial dalam megaproyek ini adalah ruas Seksi 4 Serbelawan – Pematang Siantar yang membentang sepanjang 12,3 kilometer. Ruas ini ditargetkan rampung sepenuhnya pada triwulan ketiga tahun ini dan saat ini sudah menyentuh progres 99,19 persen, tinggal menunggu hasil Audit Keselamatan Jalan (AKJ) untuk kemudian diresmikan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, menekankan bahwa proyek ini membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan wilayah Sumatera Utara. Ia menggambarkan jalan tol tersebut sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi yang akan menghubungkan pusat-pusat logistik dan membuka akses menuju kawasan wisata unggulan seperti Danau Toba.
“Tol ini punya multiplier effect besar, dari logistik sampai membuka pusat-pusat ekonomi baru,” ujar Menteri Dody.
Potensi Transformasi Mobilitas dan Ekonomi Lokal
Jalan tol yang sedang dibangun ini merupakan bagian dari skema besar Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan dikelola oleh konsorsium PT Hutama Marga Waskita. Secara keseluruhan, tol ini memiliki total panjang 136,8 kilometer, membentang dari Kuala Tanjung hingga Parapat, yang dikenal sebagai pintu gerbang menuju Danau Toba.
Sejauh ini, sudah beberapa seksi yang beroperasi dan digunakan publik. Di antaranya:
Seksi 1: Tebing Tinggi – Indrapura (22,85 km) dan junction Tebing Tinggi (7 km)
Seksi 2: Indrapura – Kuala Tanjung (15,6 km)
Seksi 3: Tebing Tinggi – Serbelawan (30 km)
Sebagian dari Seksi 4: Serbelawan – Pematang Siantar (28 km)
Dengan kemajuan tersebut, hanya tersisa dua seksi lagi yang masih berada pada tahap penetapan trase, yakni:
Seksi 5: Pematang Siantar – Seribudolok
Seksi 6: Seribudolok –Parapat
Jika seluruh bagian tol rampung dan berfungsi penuh, waktu tempuh dari Medan ke kawasan Danau Toba akan terpangkas secara signifikan. Saat ini, perjalanan bisa memakan waktu hingga 5–6 jam, terutama pada musim liburan. Namun ke depan, waktu tersebut diprediksi bisa ditekan hingga hanya 2–3 jam, memberikan efisiensi luar biasa bagi masyarakat maupun pelaku usaha.
Dampak Langsung terhadap Pariwisata dan UMKM
Tak hanya persoalan jarak tempuh, pembangunan tol ini juga membuka peluang baru bagi daerah-daerah yang selama ini sulit diakses. Dengan tersambungnya jalur tol hingga ke Parapat, kawasan wisata Danau Toba akan mengalami peningkatan kunjungan wisatawan yang signifikan. Sebagai salah satu destinasi super prioritas nasional, aksesibilitas menuju Danau Toba memang menjadi perhatian utama pemerintah pusat.
“Kalau sudah jadi, Medan ke Danau Toba bakal jauh lebih cepat! Siap-siap sektor wisata dan UMKM ikut melejit!” tambah Menteri Dody.
Pernyataan ini menegaskan bahwa keberadaan tol bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga menjadi bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan untuk mendukung ekonomi kerakyatan, terutama di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, kebutuhan akan penginapan, kuliner lokal, kerajinan tangan, dan jasa transportasi akan ikut terdongkrak. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM di sepanjang koridor tol, dari Tebing Tinggi hingga Parapat.
Progres Cepat, Pemerintah Siapkan Tahap Akhir
Salah satu indikator positif dari proyek ini adalah kecepatan konstruksi dan konsistensi pelaksanaannya. Dengan capaian progres di atas 99 persen untuk Seksi 4, diyakini bahwa dalam waktu dekat ruas ini akan segera dibuka untuk umum. Audit Keselamatan Jalan (AKJ) yang saat ini tengah berjalan merupakan proses wajib sebelum suatu ruas jalan tol dioperasikan guna memastikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Selain AKJ, pemerintah juga tengah merampungkan proses administratif dan koordinasi teknis dengan berbagai instansi seperti Ditjen Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN), serta pemerintah daerah untuk menyelaraskan konektivitas antardaerah.
Sementara itu, proses penetapan trase untuk dua seksi terakhir (Seksi 5 dan 6) menjadi fokus selanjutnya. Tahap ini melibatkan banyak aspek seperti pembebasan lahan, studi lingkungan, dan penyesuaian desain teknis agar pembangunan berjalan sesuai standar keselamatan dan keberlanjutan lingkungan.
Menatap Sumut yang Lebih Terhubung
Kehadiran Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat membawa harapan besar untuk mengubah wajah Sumatera Utara. Tak hanya mempercepat akses antarwilayah, tetapi juga menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru di sepanjang koridornya. Keberadaan infrastruktur modern seperti ini juga akan menambah daya saing daerah dalam menarik investasi, baik di sektor logistik maupun pariwisata.
Bagi masyarakat lokal, tol ini akan menjadi simbol percepatan pembangunan yang nyata. Bagi wisatawan, ini menjadi pintu masuk baru ke keindahan Danau Toba. Dan bagi pelaku UMKM, ini menjadi ladang peluang untuk memperluas pasar dan meningkatkan kesejahteraan.
Dengan semangat percepatan dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, tol ini tidak sekadar menjadi jalur lalu lintas, tetapi juga jalur transformasi ekonomi dan sosial Sumatera Utara menuju masa depan yang lebih maju dan terhubung.