JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menargetkan Bali untuk menjadi pulau digital yang tidak hanya dikenal sebagai destinasi pariwisata dunia, tetapi juga sebagai pusat ekonomi digital yang berkembang pesat. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, BI ingin mendorong Bali menjadi sumber pertumbuhan baru melalui sektor digital, khususnya di bidang ekonomi kreatif.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, mengungkapkan bahwa Bali memiliki potensi besar untuk menjadi tuan rumah dalam sektor kreatif dan ekonomi digital. “Bali sudah dikenal luas sebagai tujuan wisata dunia. Kini, daya tarik pulau ini juga menarik perhatian kalangan digital nomad, komunitas kripto, dan banyak pelaku ekonomi digital lainnya yang memilih Bali sebagai pusat kegiatan mereka,” ujar Erwin kepada media saat acara Kickoff Baligivation 2025 pada Rabu.
Peningkatan Elektronifikasi Pembayaran di Bali
Erwin menambahkan bahwa Bali juga telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal elektronifikasi sistem pembayaran. Salah satu contohnya adalah penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang tumbuh pesat di Bali. Menurut data Bank Indonesia, hingga Maret 2025, nilai transaksi QRIS di Bali telah mencapai Rp1,54 triliun, dengan lebih dari 959.000 merchant yang terdaftar dan 1,09 juta pengguna aktif. “Volume transaksi menggunakan QRIS di Bali tercatat mencapai 10,7 juta kali. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Bali sudah semakin akrab dengan transaksi digital,” jelas Erwin.
Selain itu, Bali juga telah berhasil melakukan elektronifikasi dalam pembayaran pajak dan retribusi daerah. Semua pemerintah daerah di Bali, mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, telah menerapkan pembayaran secara non-tunai. Hal ini terbukti memberikan dampak positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali yang mencapai Rp4,17 triliun, mengalami kenaikan sebesar 22,17% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY).
Bali sebagai Pulau Digital: Kolaborasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia
Erwin menambahkan bahwa transformasi digital di Bali juga didorong oleh kolaborasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi Bali, dan berbagai asosiasi yang terlibat. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan digelarnya acara tahunan Baligivation, sebuah event yang bertujuan untuk mendorong inovasi di bidang digital. “Melalui Baligivation, kami berkolaborasi dengan Pemprov Bali, Pemda/Pemkot se-Bali, serta asosiasi, untuk mewujudkan Bali sebagai Pulau Digital,” kata Erwin.
Event Baligivation 2025 yang diadakan pada akhir April 2025 menjadi momentum penting dalam mendorong Bali untuk lebih mengintegrasikan ekonomi digital. Kolaborasi ini mencakup berbagai program edukasi untuk masyarakat agar mereka dapat memanfaatkan teknologi digital dalam berbisnis dan berkarya.
Digitalisasi Sebagai Program Prioritas Pemprov Bali
Program digitalisasi ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali yang menjadikan Bali Pulau Digital sebagai salah satu program prioritas mereka. Pemprov Bali juga telah menyiapkan regulasi berupa Peraturan Daerah (Perda) tentang ekonomi kreatif dan digital, serta membangun infrastruktur digital hingga ke tingkat banjar/dusun. Salah satu contoh konkret dari infrastruktur tersebut adalah pembangunan tower Turyapada di Bali Utara, yang diharapkan dapat memperkuat jaringan internet di daerah tersebut.
“Pemprov Bali sangat mendukung upaya menjadikan Bali sebagai pusat ekonomi digital. Salah satunya dengan membangun infrastruktur digital yang lebih baik, seperti jaringan internet yang lebih stabil di Bali Utara. Hal ini juga akan mendukung proses digitalisasi yang sedang berlangsung di seluruh Bali,” tambah Erwin.
Pendidikan dan Edukasi untuk Generasi Muda
Sebagai bagian dari upaya mempercepat perkembangan ekonomi digital di Bali, Bank Indonesia juga bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif untuk memberikan edukasi kepada generasi muda. “Kami ingin melibatkan generasi muda dalam dunia digital, terutama dalam hal inovasi dan kreasi. Melalui Baligivation, kami akan bekerja sama dengan penyedia layanan digital untuk memberikan edukasi tentang cara berjualan secara digital. Kami juga berencana untuk melibatkan konten kreator atau mahasiswa yang berminat untuk mengembangkan keterampilan mereka di bidang pembuatan konten digital,” jelas Erwin.
Melalui program edukasi ini, diharapkan semakin banyak pelaku usaha lokal dan individu yang mampu beradaptasi dengan perkembangan digital, sehingga mereka bisa memanfaatkan platform digital untuk mengembangkan usaha mereka dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Menyongsong Masa Depan Bali sebagai Pulau Digital
Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali terus bekerja sama untuk mendorong ekonomi digital Bali ke level yang lebih tinggi. Bali, yang telah dikenal sebagai destinasi wisata unggulan, kini berpotensi untuk menjadi pusat ekonomi digital yang tidak hanya memberikan dampak bagi sektor pariwisata tetapi juga sektor kreatif, perdagangan, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Erwin Soeriadimadja mengakhiri dengan optimisme, “Kami yakin bahwa Bali dapat menjadi model bagi daerah lain dalam hal pengembangan ekonomi digital. Dengan dukungan dari seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, Bali bisa menjadi contoh nyata bahwa ekonomi digital dapat menjadi sumber pertumbuhan baru yang berkelanjutan.”
Transformasi Bali menjadi Pulau Digital ini menunjukkan bagaimana sebuah wilayah dapat memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan ekonomi lokal, meningkatkan PAD, dan menciptakan peluang baru di sektor digital. Dengan berbagai langkah yang telah diambil, Bali kini siap untuk menjadi pusat ekonomi digital yang mampu bersaing dengan kota-kota besar lainnya di dunia.