Pemulihan Pelabuhan Pulau Baai Prioritaskan Logistik Enggano

Selasa, 15 Juli 2025 | 13:08:02 WIB
Pemulihan Pelabuhan Pulau Baai Prioritaskan Logistik Enggano

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat konektivitas nasional, terutama di kawasan terluar dan terpencil, pemerintah menegaskan kembali pentingnya mempercepat pemulihan operasional di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Menteri Perhubungan Dudy Sumadi menyatakan bahwa upaya normalisasi ini tidak hanya untuk kepentingan arus pelayaran umum, tetapi juga diarahkan secara khusus untuk menjamin pasokan logistik menuju Pulau Enggano.

Pemulihan secara bertahap telah dilakukan setelah aktivitas pelayaran di pelabuhan sempat terganggu akibat pendangkalan alur. Hal ini menyebabkan sejumlah kapal tertahan, termasuk kapal-kapal yang membawa logistik penting ke kawasan 3T seperti Pulau Enggano.

“Kami berkomitmen mempercepat normalisasi pelayaran di kawasan Pelabuhan Baai demi kepentingan masyarakat dan dunia usaha di Bengkulu. Ini juga penting untuk menjaga konektivitas logistik ke Pulau Enggano,” ujar Menhub Dudy dalam pernyataan resminya.

Sejak dibukanya kembali alur pelayaran secara terbatas, aktivitas kapal mulai menggeliat. Tercatat 39 kapal telah melakukan aktivitas keluar-masuk pelabuhan, termasuk 12 kapal yang sebelumnya sempat tertahan. Situasi ini menunjukkan bahwa proses pemulihan berjalan sesuai harapan.

Agar pelayaran kembali optimal dan aman, Kementerian Perhubungan melalui KSOP Kelas III Pulau Baai bersama sejumlah pihak, seperti Distrik Navigasi Teluk Bayur, PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, serta PT Rukindo, melakukan survei hidrografi. Survei ini bertujuan memetakan kondisi kedalaman alur pelayaran secara akurat sebelum pengerukan laut dilanjutkan secara menyeluruh.

Penggunaan kapal pemandu atau pilot boat juga diterapkan secara konsisten untuk memastikan setiap kapal yang beraktivitas di wilayah pelabuhan mendapatkan pendampingan navigasi yang ketat.

“Pemanduan kapal tetap berjalan dengan pengawasan ketat. Semua pihak harus patuh terhadap panduan dari petugas pemanduan,” tegas Dudy.

Pendangkalan alur pelayaran akibat sedimentasi menjadi faktor utama terganggunya kegiatan pelabuhan. Hal ini menghambat kapal berukuran besar untuk bersandar secara optimal, sehingga pengerukan menjadi langkah krusial agar fungsi pelabuhan dapat kembali berjalan penuh. Pemerintah saat ini sedang mempercepat proses pengerukan guna memperdalam jalur tersebut.

Namun di tengah upaya pemulihan ini, perhatian utama pemerintah tertuju pada kebutuhan masyarakat Enggano. Pulau yang terletak di barat daya Bengkulu tersebut masuk dalam kategori kawasan 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal), sehingga sangat bergantung pada kelancaran suplai logistik dari daratan utama.

Menhub Dudy menyatakan bahwa kapal-kapal logistik yang membawa kebutuhan pokok seperti sembako, hasil perikanan, dan BBM didahulukan dalam antrean pelayaran. Hal ini untuk memastikan tidak terjadi kekosongan barang di Enggano, yang bisa memengaruhi ketahanan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat setempat.

“Kami dahulukan kapal logistik untuk Enggano. Ini bagian dari tugas negara untuk memastikan suplai kebutuhan pokok di pulau terluar tetap aman,” ujar Menhub.

Tidak hanya itu, Menhub juga mengingatkan seluruh pelaku industri pelayaran baik operator logistik, nakhoda, hingga perusahaan pelayaran untuk mematuhi protokol keselamatan selama masa normalisasi. Kedisiplinan dinilai sebagai kunci keberhasilan pemulihan operasional pelabuhan dalam waktu yang relatif singkat.

“Keselamatan tetap yang utama. Normalisasi bisa cepat selesai bila semua tertib dan mengikuti arahan,” pungkasnya.

Langkah-langkah ini sejalan dengan semangat pembangunan yang inklusif, yang tidak hanya berfokus pada pusat-pusat ekonomi besar, tetapi juga menjangkau daerah terluar yang selama ini mengalami kesenjangan akses logistik. Dengan normalisasi pelabuhan, pemerintah berharap keterhubungan antara pusat dan daerah, termasuk pulau-pulau kecil seperti Enggano, bisa semakin kuat dan berkelanjutan.

Secara lebih luas, keberhasilan pemulihan Pelabuhan Pulau Baai juga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal di Provinsi Bengkulu. Kegiatan ekspor-impor, distribusi barang, serta pergerakan komoditas antarpulau yang sempat terganggu dapat kembali berjalan, membawa efek domino bagi perekonomian masyarakat sekitar.

Ke depan, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan terus melakukan evaluasi berkala terhadap kondisi pelabuhan-pelabuhan strategis di seluruh Indonesia. Fokusnya tidak hanya pada aspek infrastruktur fisik, tetapi juga pada tata kelola logistik, integrasi sistem transportasi, serta keberpihakan terhadap kebutuhan masyarakat di wilayah-wilayah dengan akses terbatas.

Pemulihan Pelabuhan Pulau Baai adalah gambaran nyata bahwa konektivitas bukan sekadar proyek pembangunan, melainkan upaya menjaga keberlangsungan hidup masyarakat, terlebih di wilayah 3T. Dukungan penuh terhadap pemulihan ini mencerminkan tanggung jawab negara dalam menghadirkan keadilan logistik dan pembangunan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Terkini