Lebih dari Sekadar Permainan: Olahraga Otak untuk Pikiran yang Tajam

Sabtu, 12 Juli 2025 | 09:44:35 WIB
Lebih dari Sekadar Permainan: Olahraga Otak untuk Pikiran yang Tajam

JAKARTA - Banyak permainan tradisional Indonesia yang kini mulai dilupakan, padahal menyimpan manfaat tersembunyi di balik kesederhanaannya. Salah satu contohnya adalah domino, permainan kartu berangka yang selama ini lebih sering diasosiasikan dengan hiburan di pos ronda atau warung kopi. Tapi siapa sangka, di balik kesan santainya, domino memiliki potensi besar sebagai alat latihan otak dan peningkat kesehatan mental.

Dalam era modern seperti sekarang, saat banyak orang lebih familiar dengan game digital di ponsel pintar atau konsol canggih, permainan seperti domino justru bisa menjadi alternatif yang efektif dan menyenangkan untuk menjaga kebugaran mental. Permainan ini bukan hanya soal keberuntungan, tetapi juga keterampilan berpikir, mengatur strategi, serta kepekaan dalam membaca situasi.

Permainan Strategi yang Merangsang Otak

Secara teknis, domino merupakan permainan strategi. Setiap pemain harus memahami susunan kartu yang dimiliki, memperkirakan langkah lawan, serta membuat keputusan secara cepat namun akurat. Inilah mengapa domino disebut-sebut dapat merangsang fungsi kognitif otak, terutama dalam hal memori kerja (working memory), pengambilan keputusan, dan pemrosesan logika.

Permainan ini membutuhkan konsentrasi tinggi. Pemain harus mengingat angka-angka yang sudah keluar, memperkirakan apa yang mungkin dipegang lawan, dan mengatur langkahnya agar bisa memblokir jalur lawan sambil menguntungkan dirinya sendiri. Kemampuan ini sangat mirip dengan teknik latihan otak yang ditemukan dalam aplikasi pelatihan kognitif modern.

Beberapa penelitian psikologi bahkan menyebut permainan seperti domino, catur, atau sudoku sebagai bentuk latihan mental alami yang dapat membantu menghambat penurunan fungsi otak akibat penuaan, serta memperlambat gejala penyakit seperti demensia dan Alzheimer.

Menyehatkan Mental di Tengah Gempuran Stres

Di tengah padatnya aktivitas sehari-hari dan tekanan hidup yang semakin kompleks, menjaga kesehatan mental menjadi sebuah kebutuhan. Menariknya, aktivitas bermain seperti domino justru dapat memberikan efek relaksasi bagi pikiran. Saat seseorang fokus bermain, otaknya cenderung meninggalkan tekanan luar dan hanya berkonsentrasi pada permainan itu sendiri. Inilah yang dikenal dengan istilah mindful engagement.

Meski terlihat sepele, suasana kompetitif ringan saat bermain domino dapat menciptakan stimulasi sosial yang positif. Obrolan ringan antar pemain, tawa, hingga diskusi taktik, menjadi semacam terapi sosial yang membantu mengurangi rasa kesepian atau tekanan psikologis, khususnya bagi kalangan lansia atau pekerja yang merasa jenuh.

Psikolog klinis banyak merekomendasikan permainan-permainan santai seperti ini sebagai bentuk hiburan terapeutik, terutama untuk pasien yang membutuhkan stimulasi kognitif dan peningkatan interaksi sosial.

Dari Warung Kopi Menuju Ruang Terapi

Di berbagai negara maju, permainan strategi sederhana mulai banyak digunakan di pusat rehabilitasi atau terapi psikologis, terutama untuk pasien dengan gangguan memori ringan atau penderita depresi ringan. Di Indonesia sendiri, domino masih terbatas digunakan dalam konteks rekreatif, terutama di komunitas-komunitas masyarakat atau lingkungan nonformal seperti warung, gardu ronda, atau taman-taman warga.

Namun kini, sejumlah komunitas lansia atau penggiat kesehatan mental mulai melirik domino sebagai media terapi. Dengan pendekatan yang tepat, domino bisa menjadi alat intervensi sosial dan edukatif, sekaligus menjadi medium untuk menghidupkan kembali permainan tradisional yang nyaris terpinggirkan.

Latihan Kognitif yang Ramah Semua Usia

Salah satu kelebihan domino dibanding permainan strategi lainnya adalah kemudahannya untuk diakses oleh segala usia. Aturan permainan yang sederhana memungkinkan anak-anak, dewasa, hingga orang tua memainkannya dengan cepat. Walaupun demikian, tingkat kesulitan tetap bisa disesuaikan melalui variasi permainan, jumlah pemain, dan strategi yang digunakan.

Tak heran jika domino sering dimainkan lintas generasi: kakek-nenek dengan cucu, bapak-bapak dengan tetangga, bahkan antar remaja dalam komunitas kampung. Hubungan antar generasi yang terbangun secara alami lewat permainan ini bisa menjadi media penguat ikatan sosial yang semakin dibutuhkan di tengah masyarakat urban yang individualistis.

Domino di Era Digital: Bersaing atau Berkolaborasi?

Meski permainan digital makin mendominasi, domino ternyata tetap eksis. Bahkan, kini telah banyak versi digitalnya yang bisa dimainkan lewat smartphone. Beberapa aplikasi domino online memungkinkan pemain dari berbagai penjuru dunia untuk bertanding, menunjukkan bahwa permainan ini tetap relevan, bahkan berkembang dalam versi global.

Namun, domino versi fisik tetap menyimpan keunikan yang tak tergantikan: interaksi langsung antar pemain, kehangatan suasana permainan, dan nilai kebersamaan yang dibangun secara alami. Dalam konteks ini, domino bukan sekadar permainan, melainkan juga simbol budaya kolektif yang kaya makna.

Melestarikan Permainan, Menjaga Pikiran

Domino bukan hanya sekadar permainan warung kopi atau pengisi waktu luang. Di balik kesederhanaannya, tersimpan potensi besar sebagai alat bantu pelatihan otak, penyeimbang mental, serta penguat interaksi sosial yang hangat. Permainan ini membuktikan bahwa untuk menjaga kesehatan mental, tidak harus selalu melalui cara yang rumit atau mahal.

Menghidupkan kembali permainan seperti domino di tengah masyarakat modern bukan hanya bentuk pelestarian budaya lokal, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesehatan kognitif dan emosional masyarakat.

Kini saatnya mengubah cara pandang kita: dari menganggap domino sekadar permainan pinggiran menjadi melihatnya sebagai olahraga otak yang layak diapresiasi—dan dimainkan bersama, lintas usia, lintas generasi.

Terkini

Transformasi Ganda Bulu Tangkis Jepang

Minggu, 13 Juli 2025 | 08:32:57 WIB

Diskon Tol: Ringankan Perjalanan

Minggu, 13 Juli 2025 | 08:41:52 WIB

Shio Hari Ini: Pesan untuk Jiwa dan Pikiran

Minggu, 13 Juli 2025 | 08:48:55 WIB

Dari Kartun ke Dunia Hiburan

Minggu, 13 Juli 2025 | 08:52:32 WIB