Peran Strategis Bank Indonesia dalam Ekonomi Nasional

Senin, 07 Juli 2025 | 09:15:30 WIB
Peran Strategis Bank Indonesia dalam Ekonomi Nasional

JAKARTA - Di balik stabilitas moneter dan kelancaran sistem keuangan nasional, berdiri satu institusi penting yang bekerja tanpa henti menjaga keseimbangan ekonomi Indonesia—Bank Indonesia (BI). Sebagai bank sentral, peran BI kerap dianggap sebatas pengendali inflasi atau penerbit uang. Padahal, kiprah dan kontribusinya jauh lebih luas, mulai dari penguatan sektor UMKM hingga diplomasi ekonomi internasional.

Momentum peringatan Hari Bank Indonesia menjadi momen reflektif untuk melihat lebih dalam bagaimana bank sentral ini tak hanya menjaga denyut ekonomi dalam negeri, tapi juga mendorong kolaborasi dan transformasi sistem keuangan secara global.

Dari Sejarah Menuju Masa Depan Perbankan Indonesia

Peringatan Hari Bank Indonesia bukan sekadar seremoni, melainkan pengingat akan tonggak penting dalam sejarah keuangan bangsa. Pada 5 Juli 1946, berdiri Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank milik negara pertama pasca kemerdekaan. Saat itu, BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral sebelum akhirnya peran tersebut diambil alih oleh De Javasche Bank yang kemudian dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia.

Lahirnya Bank Indonesia sebagai bank sentral resmi Republik Indonesia ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1953. Sejak saat itu, BI memegang kendali atas kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas keuangan nasional.

Transformasi Sistem Pembayaran: Inovasi di Era Digital

Dalam lima tahun terakhir, Bank Indonesia telah mengambil langkah besar dalam mengadopsi dan mengakselerasi digitalisasi sistem keuangan nasional. Salah satu inovasi andalannya adalah BI-FAST, sistem pembayaran real-time yang beroperasi 24 jam setiap hari.

Hanya dalam kurun waktu tiga tahun, BI-FAST mencatatkan 785,95 juta transaksi dengan pertumbuhan tahunan mencapai 67,79%. Sistem ini kini menjangkau lebih dari 87% pangsa pasar sistem pembayaran nasional, terhubung dengan lebih dari 100 bank serta mendukung berbagai layanan digital seperti mobile banking dan dompet elektronik.

Target ambisius telah ditetapkan: pada tahun 2026, BI menargetkan 1,6 miliar transaksi dan 95% penetrasi inklusi keuangan digital di seluruh Indonesia. Inilah bentuk nyata peran bank sentral dalam memperluas akses masyarakat terhadap sistem keuangan formal yang aman dan efisien.

QRIS: Sistem Pembayaran Lintas Negara yang Mendunia

Tak hanya fokus pada domestik, BI juga memainkan peran strategis dalam diplomasi ekonomi dan sistem pembayaran lintas negara. Melalui implementasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), Bank Indonesia mempelopori integrasi pembayaran digital antarnegara ASEAN dan sekitarnya.

Langkah pertama dimulai dengan uji coba integrasi QRIS dengan sistem PromptPay Thailand pada 17 Agustus 2021. Ini kemudian disusul oleh kolaborasi dengan DuitNow Malaysia pada 2023. Kini, BI tengah memperluas kerja sama ke negara-negara besar seperti China, Korea Selatan, dan India.

QRIS tak sekadar mempermudah turis dan pelaku usaha lintas negara dalam bertransaksi. Ia juga mencerminkan strategi Indonesia dalam menjadikan sistem keuangan nasional lebih kompetitif dan terhubung dalam ekosistem global.

Penguatan UMKM sebagai Pilar Ekonomi

Di tingkat nasional, Bank Indonesia juga fokus memperkuat ekonomi kerakyatan melalui pengembangan UMKM. Bersinergi dengan program-program pemerintah seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), BI mendorong digitalisasi UMKM dan mengintegrasikan sektor ini ke dalam sistem keuangan formal.

Kebijakan ini bukan hanya berdampak pada peningkatan efisiensi bisnis UMKM, tetapi juga menjadi strategi jangka panjang dalam menciptakan ketahanan ekonomi nasional. Digitalisasi, literasi keuangan, dan perlindungan konsumen menjadi tiga pilar utama yang terus dikuatkan BI untuk menciptakan inklusi keuangan yang berkeadilan.

Bank Sentral dalam Diplomasi Global: Kiprah Indonesia di IsDB

Bank Indonesia juga aktif dalam memperjuangkan kepentingan ekonomi Indonesia di panggung internasional. Dalam forum tahunan Islamic Development Bank (IsDB) yang terbaru, BI hadir sebagai delegasi resmi Indonesia sekaligus anggota penting Board of Governors (BoG).

Sebagai pemegang saham ketiga terbesar di IsDB, Indonesia melalui BI mendorong transformasi sistem keuangan global yang lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan. Dalam forum tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan lima strategi utama yang diajukan Indonesia:

Percepatan digitalisasi sistem pembayaran nasional.

Penguatan holding BUMN dalam wadah Danantara.

Peningkatan program sosial, termasuk pendidikan gratis dan pemberdayaan koperasi desa.

Hilirisasi sumber daya untuk mendorong nilai tambah industri nasional.

Penguatan kerja sama dan rantai pasok regional serta global.

Kelima poin ini mencerminkan peran strategis BI tidak hanya sebagai bank sentral dalam negeri, tetapi juga sebagai aktor penting dalam mewujudkan arsitektur keuangan global yang lebih inklusif dan visioner.

Apresiasi terhadap Peran Bank Indonesia

Hari Bank Indonesia hadir bukan hanya untuk mengenang sejarah, tetapi juga untuk memberikan penghargaan terhadap kerja senyap namun vital yang dilakukan institusi ini setiap hari. Dari menjaga inflasi, memastikan nilai tukar stabil, mengawasi likuiditas perbankan, hingga membangun kolaborasi global—semua dilakukan demi mewujudkan ekonomi Indonesia yang tangguh dan seimbang.

Melalui transformasi digital, kolaborasi lintas sektor, serta peran aktif dalam forum internasional, Bank Indonesia kini telah menjelma menjadi bank sentral yang adaptif terhadap perubahan zaman.

Tanpa kehadiran bank sentral yang kuat dan berintegritas, ekonomi Indonesia mungkin tidak akan sekuat hari ini. Maka, Hari Bank Indonesia bukan hanya milik institusinya, tapi milik seluruh rakyat Indonesia yang menikmati stabilitas ekonomi dan kemajuan keuangan berkat kerja keras di balik layar lembaga ini.

Terkini