JAKARTA - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati kini resmi menjadi pintu gerbang utama internasional di provinsi ini. Terletak di Kabupaten Majalengka, bandara ini bukan sekadar fasilitas transportasi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah untuk meningkatkan kapasitas dan keamanan penerbangan di Jawa Barat.
Meski sebelumnya penerbangan domestik sempat dihentikan sementara pada Juni 2025 karena okupansi rendah, status internasional Kertajati kini diaktifkan kembali. Hal ini menegaskan bahwa BIJB kini siap melayani penerbangan internasional secara optimal, sekaligus menjadi alternatif bagi Bandara Husein Sastranegara di Bandung.
Eks Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan bahwa pengalihan sebagian penerbangan ke Kertajati dilakukan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang. Menurutnya, bandara ini mampu menampung pesawat berukuran besar seperti Boeing 77, yang menjadi salah satu persyaratan untuk rute internasional langsung. “Penerbangan kita pindah ke Bandara Kertajati agar bisa melayani pesawat besar seperti Boeing 77 untuk rute internasional secara langsung,” jelasnya.
Rute Internasional dan Domestik
Saat ini, BIJB Kertajati melayani beberapa rute internasional yang aktif, antara lain:
Singapura, dengan penerbangan oleh Scoot setiap Selasa dan Sabtu.
Kuala Lumpur, dilayani oleh AirAsia dan Malaysia Airlines.
Arab Saudi, khusus untuk penerbangan charter haji dan umrah.
Sebelumnya, Kertajati juga melayani sejumlah rute domestik, seperti Medan, Denpasar, Balikpapan, Batam, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin. Namun, layanan domestik ini sempat dihentikan karena rendahnya okupansi penumpang.
Ke depan, pemerintah berencana membuka lima rute domestik baru untuk lebih mengoptimalkan fungsi Kertajati, yaitu:
Cilacap
Purbalingga
Yogyakarta
Semarang
Tasikmalaya
Maskapai Susi Air akan menjadi salah satu operator untuk melayani rute-rute domestik baru ini, sehingga konektivitas antara kota-kota di Jawa dan bandara internasional semakin terintegrasi.
Peran Strategis Kertajati
Bandara Kertajati kini tidak hanya berfungsi sebagai pusat transportasi udara, tetapi juga sebagai pengungkit ekonomi regional. Dengan kapasitas yang lebih besar dan fasilitas internasional, bandara ini diharapkan dapat menarik wisatawan, investor, dan meningkatkan mobilitas penduduk Jawa Barat.
Selain itu, BIJB juga menjadi titik strategis untuk penerbangan ibadah haji dan umrah, mengingat akses langsung ke Arab Saudi. Ini membantu meringankan tekanan terhadap Bandara Soekarno-Hatta dan menambah efisiensi perjalanan bagi jemaah dari wilayah Jawa Barat.
Fasilitas di Kertajati dirancang agar penumpang mendapatkan pengalaman perjalanan yang nyaman, termasuk ruang tunggu internasional, area check-in yang luas, hingga fasilitas pendukung lainnya yang mematuhi standar keselamatan dan pelayanan internasional.
Dukungan Pemerintah dan Maskapai
Pemerintah provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Perhubungan terus mendukung pengembangan BIJB Kertajati agar dapat beroperasi maksimal. Kerjasama dengan maskapai nasional maupun internasional menjadi kunci agar bandara ini bisa menjadi hub penerbangan yang strategis.
Selain itu, pengembangan rute domestik baru tidak hanya meningkatkan mobilitas warga, tetapi juga membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi di kota-kota kecil yang akan terhubung langsung dengan bandara internasional.
Optimisme Masa Depan
Dengan status resmi sebagai bandara internasional, Kertajati diharapkan menjadi tolok ukur baru dalam pengembangan transportasi udara Jawa Barat. Rute internasional ke Singapura, Kuala Lumpur, serta penerbangan haji/umrah ke Arab Saudi menjadi prioritas utama, sementara pembukaan rute domestik baru akan memperluas jaringan dan menambah fleksibilitas bagi masyarakat.
Secara keseluruhan, BIJB Kertajati bukan hanya sekadar infrastruktur, tetapi juga simbol kemajuan Jawa Barat dalam membuka koneksi global, meningkatkan keselamatan penerbangan, dan memperkuat perekonomian regional. Dengan langkah-langkah strategis yang diterapkan, bandara ini siap menjadi gerbang baru Indonesia di dunia internasional, sekaligus meningkatkan kualitas layanan transportasi udara bagi masyarakat.
