JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada semester pertama 2025 memperlihatkan geliat yang kuat. Di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, provinsi ini tidak hanya berhasil mencatat realisasi investasi yang tinggi, tetapi juga memperlihatkan kemampuan dalam menyerap tenaga kerja dan menekan angka kemiskinan. Kombinasi antara arus modal masuk, pembangunan infrastruktur, serta penguatan pelayanan publik menjadikan Jawa Tengah salah satu pusat pertumbuhan ekonomi paling menonjol di Pulau Jawa.
Capaian terbesar terlihat dari investasi yang menembus Rp 45,58 triliun, angka tertinggi di Jawa, sekaligus menyerap lebih dari 222.000 tenaga kerja. Keberhasilan ini menandakan adanya pergeseran positif dalam strategi pembangunan, di mana investasi tidak hanya menjadi indikator makro, tetapi juga memberi dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi yang Konsisten
Berdasarkan catatan resmi, laju pertumbuhan ekonomi Jateng meningkat dari 4,96 persen pada triwulan pertama menjadi 5,28 persen pada triwulan kedua tahun 2025. Angka ini menunjukkan tren positif di tengah dinamika global dan nasional. Tidak hanya pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan juga turun dari 9,58 persen pada semester II 2024 menjadi 9,48 persen di semester I 2025.
Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa penurunan angka kemiskinan menjadi tolok ukur utama dari keberhasilan pembangunan. “Keberhasilan pembangunan apapun, parameternya adalah kesejahteraan masyarakat, dengan kemiskinan menurun,” ujarnya dalam kesempatan resmi.
Inflasi pun relatif terkendali, dari 0,75 persen pada triwulan I menjadi 2,20 persen di triwulan II. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen menjaga stabilitas harga, terutama pangan, melalui operasi pasar, posko inflasi, serta koordinasi lintas sektor bersama pemerintah kabupaten/kota.
Investasi Tertinggi di Pulau Jawa
Keberhasilan paling mencolok adalah capaian investasi Rp 45,58 triliun sepanjang semester pertama. Jumlah ini tercatat sebagai pertumbuhan investasi tertinggi di Pulau Jawa. Kontribusi terbesar datang dari Singapura, RRT, Hongkong, Korea Selatan, dan Samoa Barat. Adapun sektor yang menjadi primadona meliputi industri alas kaki, tekstil, karet-plastik, elektronik, serta pengembangan kawasan industri.
Kabupaten Demak muncul sebagai lokasi investasi terbesar dengan nilai Rp 6,24 triliun, diikuti oleh Kendal, Batang, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang. Dengan derasnya arus investasi, Jawa Tengah juga berhasil meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Pada semester I-2025, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 222.000 orang, angka tertinggi di Jawa.
Luthfi menekankan bahwa investasi padat modal tidak hanya menumbuhkan industri, tetapi juga membuka peluang kerja luas bagi masyarakat. “Ini penting di Jateng, investasi padat modal juga menyerap tenaga kerja lebih banyak,” tegasnya.
Pembangunan Lintas Sektor
Selain mencetak capaian besar di sektor investasi, Pemerintah Provinsi Jateng juga menyoroti pembangunan lintas sektor sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM).
Untuk pendidikan, Pemprov mengalokasikan Rp 9,355 triliun pada 2025. Dana tersebut digunakan untuk renovasi 322 sekolah, pembangunan 10 unit sekolah baru, pemberian beasiswa bagi 15.000 siswa miskin dan 1.100 anak putus sekolah, pengembangan sekolah kemitraan, serta modernisasi alat praktik di 63 SMK.
Di bidang kesehatan, berbagai inisiatif dilakukan mulai dari pembangunan Rumah Sakit Mata Daerah Soepardjo Roestam, perluasan jaminan asuransi kesehatan, hingga pelaksanaan program Speling. Layanan kesehatan masyarakat juga diperluas agar lebih mudah diakses oleh kelompok rentan.
Pada sektor perumahan dan permukiman, pemerintah menangani 26.356 unit rumah sepanjang tahun berjalan. Sementara itu, sektor pekerjaan umum mencatat peningkatan jalan sepanjang 64,13 km, rehabilitasi 68,73 km, dan pemeliharaan rutin sepanjang 2.307,26 km. Infrastruktur penunjang lain seperti jembatan dan jaringan irigasi juga mendapat perhatian khusus.
Di bidang sosial, Pemprov Jateng mengalokasikan bantuan bagi 1.030 kelompok usaha bersama (Kube), menyediakan sambungan listrik bagi rumah tangga miskin, serta memperkuat layanan panti sosial untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok rentan.
Visi Jateng Maju dan Berkelanjutan
Semua pencapaian tersebut dipandang sebagai modal berharga untuk mewujudkan visi besar Jawa Tengah: Maju dan Berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045. Gubernur Ahmad Luthfi mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga semangat kebersamaan.
“Jadi membangun Jawa Tengah itu harus super team dan bersama-sama. Tidak boleh punya ego sektoral atau superman, tidak boleh menang-menangan, tetapi bersama-sama, karena nyawanya Jawa Tengah adalah kebersamaan, gotong royong, yang itu sudah ditularkan oleh para pendahulu kita,” pungkasnya.
Penopang Pertumbuhan Nasional
Dengan kombinasi investasi yang terus mengalir, pertumbuhan ekonomi stabil, serta pembangunan lintas sektor, Jawa Tengah semakin menegaskan posisinya sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Angka Rp 45,58 triliun bukan sekadar catatan statistik, melainkan bukti nyata bahwa kebijakan yang tepat dapat memberikan dampak luas bagi masyarakat.
Ke depan, tantangan tentu akan semakin besar, namun pondasi yang sudah diletakkan di era kepemimpinan Ahmad Luthfi membuka optimisme baru. Jawa Tengah tidak hanya menjadi lokasi strategis investasi, tetapi juga rumah bagi pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.