JAKARTA - Upaya memperkuat fondasi ekonomi Indonesia memerlukan instrumen yang mampu mengelola kekayaan negara secara produktif. Kehadiran BPI Danantara Indonesia dinilai menjadi salah satu jawaban untuk mencapai tujuan tersebut. Lembaga ini diharapkan memainkan peran besar dalam transformasi ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing, sekaligus menjadi motor kemandirian bangsa di tengah tantangan global.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Tubagus Ace Hasan Syadzily menegaskan, berdirinya Danantara adalah langkah tepat untuk mendukung perekonomian nasional. Ia menyebut lembaga ini memiliki potensi besar karena mendapat mandat mengelola aset-aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan total nilai mencapai Rp 14 ribu triliun.
"Danantara diberikan mandat yang sangat besar karena akan mengelola aset-aset BUMN yang mencapai total nilai sebesar Rp 14 ribu triliun," ujar Ace saat membuka Seminar Nasional Program Pendidikan Pimpinan Nasional (P3N) bertema Arah Danantara ke Depan untuk Kemandirian Ekonomi: Sovereign Wealth Fund atau Agent of Development di Gedung Dwiwarna Lemhannas, Jakarta Pusat.
Peran sebagai Sovereign Wealth Fund
Ace memaparkan, Danantara diposisikan sebagai Indonesia sovereign fund, yakni dana kekayaan negara yang menjadi instrumen pembiayaan utama untuk mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN). Visi utama lembaga ini sebagaimana disampaikan Presiden Prabowo Subianto adalah menciptakan kesejahteraan rakyat, mengurangi ketergantungan pada sumber pendanaan eksternal, serta mempercepat pembangunan domestik yang berkelanjutan.
Ia menilai, keberadaan Danantara akan memberikan dampak luas bagi masyarakat, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga penguatan ketahanan ekonomi.
"Dengan demikian maka akan tercipta lapangan kerja yang dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Sehingga secara fundamental berkontribusi bagi penguatan ketahanan ekonomi nasional apalagi saat ini kita berada pada situasi ketidakpastian global. Hanya dengan kekuatan yang kita miliki, kita bisa mampu menjadi bangsa yang mandiri," kata Ace.
Target Pertumbuhan Ambisius
Salah satu sasaran besar yang dibidik Danantara adalah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen dalam jangka menengah dan panjang. Menurut Ace, target ini dapat dicapai bila seluruh aset BUMN yang selama ini tersebar dapat terkonsolidasi secara optimal.
"Ini bukan sesuatu yang mudah, tapi target yang disampaikan oleh Bapak Presiden salah satu instrumen utamanya adalah melalui investasi yang dilakukan oleh Danantara agar investasi tersebut bisa produktif dan dapat memanfaatkan secara efisien aset-aset negara dan perbaikan kualitas kelembagaan ekonomi," jelasnya.
Capaian Pertumbuhan Ekonomi 2025
Chief Economic Danantara, Reza Yamora Siregar, menambahkan perspektif dari sisi kinerja ekonomi nasional. Ia menyoroti pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang mencapai 5,12 persen, melampaui prediksi berbagai lembaga ekonomi internasional dan domestik yang sebelumnya memperkirakan hanya berada di kisaran 4,8 persen.
Menurut Reza, capaian tersebut merupakan kemajuan signifikan. Salah satu faktor pendorongnya adalah lonjakan investasi, khususnya dari luar negeri.
"Ini tidak pernah terjadi dalam tiga sampai empat tahun terakhir. Ini karena kenaikan investasi (asing) mencapai tujuh persen, kenaikan investasi ini angka yang surprise," jelas Reza.
Ia menambahkan, kenaikan ini tergolong tinggi dibandingkan dengan tren pertumbuhan beberapa tahun terakhir. Namun, bukan hanya investasi asing yang berkontribusi, investasi domestik juga memberikan andil besar dalam capaian tersebut.
Pentingnya Investasi Domestik
Reza mengingatkan bahwa meski investasi asing penting, ketergantungan yang terlalu tinggi terhadap modal luar negeri dapat menimbulkan risiko, terutama pada potensi peningkatan utang luar negeri. Oleh karena itu, keseimbangan antara investasi asing dan domestik harus dijaga.
"Meski begitu, ketergantungan kita terhadap investasi luar negeri berdampak kalau kita tidak hati-hati, kita bisa hadapi utang luar negeri yang tinggi. Dibutuhkan pula investasi dari dalam negeri," ujar Reza.
Danantara sebagai Motor Penggerak
Dalam konteks ini, Danantara diharapkan menjadi katalis yang mampu mengoptimalkan aset-aset negara untuk menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Sebagai pengelola dana kekayaan negara, Danantara memiliki peluang untuk menjadi sumber pembiayaan alternatif yang mengurangi beban ketergantungan pada pinjaman luar negeri.
Dengan mandat besar yang dimiliki, Danantara berpotensi mengubah wajah pembangunan nasional, tidak hanya dengan mempercepat pelaksanaan proyek-proyek strategis, tetapi juga meningkatkan nilai tambah dari aset negara yang selama ini kurang termanfaatkan secara maksimal.
Tantangan dan Harapan
Meskipun peluangnya besar, tantangan yang dihadapi Danantara juga tidak kecil. Mengonsolidasikan aset BUMN yang tersebar luas, meningkatkan produktivitas investasi, serta memastikan tata kelola yang transparan adalah pekerjaan besar yang harus ditangani dengan serius.
Keberhasilan lembaga ini akan sangat ditentukan oleh kualitas manajemen, kemampuan membangun kepercayaan publik, serta keselarasan strategi dengan visi pembangunan nasional.
Menuju Kemandirian Ekonomi
Baik Ace maupun Reza sepakat bahwa kemandirian ekonomi hanya bisa dicapai jika Indonesia mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Danantara, dalam kapasitasnya sebagai sovereign wealth fund, diharapkan menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan hal tersebut.
Ke depan, keberhasilan Danantara akan menjadi tolok ukur efektivitas strategi pengelolaan kekayaan negara. Apabila mampu berjalan sesuai rencana, lembaga ini bukan hanya akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di tengah peta ekonomi global.