JAKARTA - Untuk mengatasi kemacetan panjang dan kelancaran arus kendaraan di jalur penyeberangan Jawa-Bali, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengambil langkah strategis dengan kembali mengoperasikan kapal jumbo, KMP Gading Nusantara. Kapal yang mampu mengangkut hingga 40 unit kendaraan, termasuk truk tronton, ini mulai berlayar di rute Ketapang-Gilimanuk setelah sebelumnya melayani lintasan Padang Bai-Lembar.
KMP Gading Nusantara diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Sabtu, 26 Juli 2025, setelah mendapatkan izin resmi dari Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD). Langkah ini menjadi salah satu upaya nyata ASDP dalam mengurai antrean kendaraan yang sempat mencapai hingga 30 kilometer pada puncak akhir pekan sebelumnya.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menyampaikan bahwa situasi antrean kendaraan khususnya untuk angkutan logistik kini jauh lebih terkendali. “Antrean menuju Pelabuhan Ketapang tercatat hanya sekitar 1,3 hingga 2 kilometer, turun signifikan dari kondisi puncak sebelumnya,” ujarnya. Penurunan panjang antrean ini menggambarkan efektivitas langkah-langkah yang telah diterapkan dalam mengatasi permasalahan yang selama ini kerap muncul.
Selain pengoperasian kapal jumbo, ASDP juga menambah kapasitas armadanya dengan mengoperasikan KMP Portlink VII sebagai kapal perbantuan tambahan di Dermaga Bulusan. Untuk kapal-kapal jenis ex-LCT, pengaturan ketat diberlakukan berdasarkan aturan keselamatan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Kapal-kapal tersebut hanya boleh mengangkut maksimal enam unit truk tronton tanpa penumpang umum dan harus dioperasikan dengan dua awak kendaraan yang dilengkapi life jacket selama pelayaran.
Koordinasi intensif dengan berbagai instansi terkait terus dilakukan untuk mempercepat proses bongkar muat serta pengaturan kapal berdasarkan jenis kendaraan. Sampai Minggu, 27 Juli 2205 pagi, tercatat sebanyak 26 kapal aktif melayani rute Ketapang-Gilimanuk dengan pola 8 trip per hari. Dari jumlah tersebut, 19 kapal beroperasi di Dermaga MB (Moveable Bridge) dan 7 kapal di Dermaga LCM.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan penyeberangan antara Jawa dan Bali dapat berjalan lebih lancar, aman, dan terkendali. Tidak hanya itu, peningkatan kapasitas dan pengaturan armada yang tepat juga akan menunjang kebutuhan logistik serta mobilitas masyarakat yang semakin meningkat, sehingga pelayanan di jalur penyeberangan ini semakin optimal dan memberikan dampak positif bagi berbagai pihak.