JAKARTA - Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan sinyal penguatan di tengah dinamika global dan regional. BNI Sekuritas menegaskan kembali keyakinannya terhadap potensi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan menaikkan proyeksi batas atas IHSG hingga mencapai level 7.600.
Menurut Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, pergerakan IHSG saat ini diperkirakan akan berfluktuasi pada kisaran 7.470–7.500 sebagai batas bawah dan 7.550–7.600 sebagai batas atas. Proyeksi ini mencerminkan peningkatan dari estimasi sebelumnya, yang memperkirakan pergerakan indeks berada di rentang 7.400–7.440 hingga 7.500–7.520.
Optimisme tersebut muncul seiring dengan hasil penutupan IHSG yang menguat ke level 7.530. Walaupun Fanny tetap mengingatkan bahwa IHSG masih memiliki potensi koreksi dalam jangka pendek, khususnya akibat tekanan eksternal dan respons pasar terhadap data ekonomi terkini.
Wall Street dan Bursa Asia Beri Sentimen Positif
Penguatan IHSG turut ditopang oleh perkembangan positif dari bursa global, khususnya di Amerika Serikat dan Asia. Wall Street mencetak rekor baru meskipun terjadi variasi dalam pergerakan indeks utamanya. Indeks S&P 500 menguat tipis sebesar 0,07 persen, sedangkan Nasdaq mengalami kenaikan 0,18 persen. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average justru terkoreksi turun sebesar 0,7 persen.
Sementara itu, bursa-bursa utama Asia juga mengalami penguatan yang didorong oleh sentimen positif dari perkembangan kesepakatan dagang. Indeks Nikkei 225 di Jepang tercatat naik 1,59 persen, sementara indeks Topix menguat 1,75 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi juga naik sebesar 0,21 persen. Hang Seng di Hong Kong mengalami peningkatan 0,51 persen. Meski demikian, ada catatan bahwa beberapa bursa mengalami penurunan tipis sebagai bagian dari fluktuasi wajar di tengah volatilitas regional.
Strategi Investasi: Saham-Saham Layak Pantau
Melihat kondisi pasar yang cenderung stabil dengan potensi kenaikan moderat, Fanny Suherman memberikan rekomendasi saham-saham yang dianggap menarik dan patut dipertimbangkan oleh investor.
Berikut adalah beberapa saham pilihan BNI Sekuritas:
MINA: Direkomendasikan untuk Spec Buy dengan area beli pada 113–120. Disarankan cut loss jika harga turun di bawah 110, sementara target jangka pendek berada pada level 125–130.
INET: Juga direkomendasikan sebagai Spec Buy, dengan kisaran beli di 296–300. Target jangka pendek 310–324, dan cut loss disarankan jika turun di bawah 292.
TAPG: Disarankan masuk pada kisaran 1.345–1.370 dengan cut loss di bawah 1.320. Target jangka pendek berada pada kisaran 1.400–1.430.
ENRG: Diberikan sinyal beli pada area 464–474. Cut loss jika harga melemah di bawah 456, dengan potensi penguatan hingga 486–494.
PANI: Saham ini disarankan dibeli di kisaran 16.200, dengan cut loss di bawah 15.950. Target harga jangka pendek berada pada kisaran 16.450–16.700.
PGEO: Rekomendasi beli berada pada kisaran 1.580–1.600. Jika harga turun di bawah 1.550, disarankan untuk cut loss. Target harga jangka pendeknya adalah 1.620–1.650.
Menurut Fanny, saham-saham tersebut dipilih berdasarkan analisis teknikal dan tren harga yang menunjukkan potensi penguatan, meskipun tetap memperhitungkan kemungkinan koreksi jangka pendek.
Prospek Jangka Menengah Masih Positif
Kenaikan batas atas IHSG yang diperkirakan BNI Sekuritas tidak hanya menjadi refleksi dari kinerja pasar dalam waktu dekat, tetapi juga mencerminkan sentimen jangka menengah yang relatif positif. Faktor-faktor seperti stabilitas makroekonomi dalam negeri, arah kebijakan suku bunga global, serta perkembangan data inflasi akan menjadi katalis penting bagi kelanjutan tren bullish di pasar modal Indonesia.
Meski begitu, investor tetap diimbau untuk cermat membaca arah pasar. Fanny menegaskan pentingnya strategi perdagangan yang disiplin, termasuk penggunaan stop loss dan target harga yang realistis agar risiko bisa diminimalisir.
Kondisi pasar saat ini memberikan ruang bagi optimisme yang hati-hati. BNI Sekuritas menilai bahwa IHSG memiliki peluang untuk menguat lebih lanjut hingga menyentuh level 7.600, asalkan ditopang oleh sentimen global dan pergerakan teknikal yang mendukung. Di tengah tren ini, investor disarankan tetap selektif dalam memilih saham, memanfaatkan momentum yang ada, namun tetap memperhatikan manajemen risiko secara ketat.
Kombinasi antara panduan analis, data global, dan kondisi makro domestik menjadi faktor penting dalam menjaga kepercayaan investor di pasar saham. Dengan mengamati dinamika yang ada dan mengambil keputusan berdasarkan analisis mendalam, peluang cuan di pasar modal tetap terbuka lebar.