JAKARTA - Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor riil terus digencarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Lembaga perbankan milik negara ini memperlihatkan komitmennya dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara masif dan terarah, terutama pada sektor-sektor produktif seperti pertanian dan industri pengolahan.
BRI mencatat penyaluran KUR telah mencapai angka Rp83,88 triliun hingga akhir kuartal II 2025. Jumlah ini merepresentasikan sekitar 47,93 persen dari total target alokasi KUR nasional tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp175 triliun. Pencapaian ini mencerminkan strategi penyaluran yang tidak hanya massif, namun juga tepat sasaran.
“Kami percaya bahwa pembiayaan yang tepat sasaran akan memperkuat kontribusi sektor riil terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Direktur Utama BRI Hery Gunardi dalam keterangannya di Jakarta.
Salah satu aspek penting dari penyaluran KUR oleh BRI adalah fokus pada sektor produksi. Dari total KUR yang telah disalurkan hingga pertengahan tahun ini, sekitar 63,63 persen mengalir ke bidang seperti pertanian, perikanan, industri pengolahan, serta kegiatan ekonomi produktif lainnya. Di antara sektor-sektor tersebut, pertanian tercatat sebagai penerima manfaat terbesar.
BRI melaporkan bahwa nilai pembiayaan untuk sektor pertanian mencapai Rp37,11 triliun, atau sekitar 44,25 persen dari total realisasi KUR hingga akhir Juni. Besarnya alokasi pembiayaan untuk sektor ini menunjukkan perhatian BRI terhadap kebutuhan dasar masyarakat, termasuk ketahanan pangan nasional yang menjadi salah satu prioritas strategis pemerintah.
“Capaian ini mencerminkan komitmen BRI dalam menyentuh sektor-sektor esensial yang memiliki dampak luas terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam menjaga ketahanan pangan dan memperkuat ekonomi kerakyatan,” tegas Hery.
Selain pertanian, sektor perikanan dan industri pengolahan juga mendapat alokasi pembiayaan cukup signifikan. Sektor-sektor ini dinilai sebagai motor penggerak ekonomi lokal yang mampu menyerap tenaga kerja serta meningkatkan produktivitas wilayah.
Hery menambahkan bahwa program KUR tidak hanya sekadar fasilitas pembiayaan, tetapi juga merupakan pendorong utama dalam memperluas inklusi keuangan di Tanah Air. KUR menjadi jembatan penting bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan akses modal yang terjangkau dan berkelanjutan.
“KUR menjadi instrumen penting dalam memperluas inklusi keuangan, khususnya bagi pengusaha UMKM yang selama ini terkendala akses permodalan,” katanya.
Menurut Hery, akses terhadap pembiayaan yang mudah dan tepat guna sangat penting bagi UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Dengan tambahan modal, para pelaku usaha kecil memiliki peluang lebih besar untuk memperluas skala usahanya, meningkatkan kapasitas produksi, dan membuka lapangan kerja baru di tingkat lokal.
Lebih jauh, Hery menilai bahwa dukungan pembiayaan ini akan memperkuat kemandirian pelaku UMKM agar mampu menghadapi tantangan pasar dan menjadi lebih kompetitif. Hal ini menjadi relevan di tengah perubahan lanskap ekonomi yang semakin dinamis dan menuntut adaptasi dari pelaku usaha di semua sektor.
“Program ini mampu mendorong peningkatan produktivitas sekaligus menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor strategis,” jelasnya.
Tak hanya menyalurkan kredit, BRI juga berkomitmen memberdayakan para penerima KUR melalui berbagai program pendampingan dan pengembangan kapasitas. Hal ini dilakukan agar para pelaku UMKM tidak hanya mengandalkan pembiayaan, tetapi juga memiliki keterampilan dan akses pasar yang memadai untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
“Dalam menjalankan peran sebagai penggerak ekonomi di akar rumput, BRI terus memperkuat kapasitas pelaku UMKM melalui pemberdayaan hingga perluasan akses pasar agar pembiayaan semakin berdampak nyata terhadap pertumbuhan dan keberlanjutan usaha,” tutup Hery.
Capaian BRI dalam menyalurkan KUR juga mendapat perhatian dari kementerian terkait. Dalam beberapa kesempatan, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mendorong agar KUR juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung sektor perumahan rakyat, khususnya rumah subsidi. Hal ini sejalan dengan upaya memperkuat perekonomian masyarakat berpenghasilan rendah melalui peningkatan kualitas hidup.
Di sisi lain, data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa secara nasional, realisasi KUR Telah mencapai Rp133 triliun. Angka ini memperlihatkan tingginya permintaan terhadap pembiayaan usaha kecil dan menengah, sekaligus menunjukkan bahwa perbankan memiliki peran sentral dalam mendukung produktivitas UMKM.
Dengan realisasi hampir 50 persen dari total target tahunan, BRI menunjukkan kemampuannya dalam menjangkau pelaku usaha di berbagai penjuru negeri. Performa ini tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap amanat pemerintah, tetapi juga memperkuat posisi BRI sebagai mitra utama dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Melalui program seperti KUR, BRI terus menegaskan identitasnya sebagai institusi keuangan yang berpihak kepada rakyat. Ke depan, dengan terus mengoptimalkan penyaluran ke sektor-sektor produktif dan berdaya saing, BRI diharapkan dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan di Indonesia.