JAKARTA - Semangat kesetaraan dan inklusi dalam dunia olahraga kembali digaungkan di Kota Tangerang. Melalui pelaksanaan Pekan Paralympic Kota (Peparkot) 2025, pemerintah setempat bersama National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Tangerang membuka ruang yang lebih luas bagi para atlet disabilitas untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Bukan hanya sekadar ajang pertandingan, Peparkot 2025 menjadi momentum strategis dalam pembangunan pembinaan atlet disabilitas secara jangka panjang. Kejuaraan ini diharapkan menjadi fondasi awal bagi pembibitan atlet berprestasi yang dapat mengharumkan nama Kota Tangerang di tingkat provinsi, nasional, bahkan hingga kancah internasional.
Sebanyak 80 atlet disabilitas telah terdaftar sebagai peserta dalam Peparkot 2025. Mereka berasal dari berbagai kalangan usia, mulai dari remaja hingga dewasa, yang akan berkompetisi di tiga cabang olahraga yaitu bulu tangkis, renang, dan catur. Ketiga cabang ini dipilih karena memiliki peminat cukup besar dan dinilai mampu menjadi indikator awal pengembangan potensi para atlet disabilitas.
Ketua NPCI Kota Tangerang, Muhammad Subur, menegaskan pentingnya Peparkot sebagai ajang untuk menjaring bibit-bibit unggul dari kalangan disabilitas. Dalam keterangannya, ia menyatakan bahwa penyelenggaraan kejuaraan ini bukan hanya menjadi kegiatan seremonial tahunan, tetapi juga bagian integral dari proses panjang pembinaan atlet.
“Peparkot Tangerang 2025 merupakan ajang penting untuk menjaring para atlet disabilitas berbakat. Ada puluhan atlet disabilitas mulai dari kalangan remaja sampai dewasa yang akan bertanding menunjukkan aksi terbaiknya. Jadi ajang ini sangat penting sebagai persiapan untuk melahirkan atlet disabilitas berprestasi yang siap mengharumkan nama Kota Tangerang,” ujar Subur.
Lebih jauh lagi, ajang ini diproyeksikan sebagai bagian dari persiapan Kota Tangerang dalam menghadapi Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) V Banten yang dijadwalkan berlangsung tahun 2026 di Kota Tangerang Selatan. Dengan pembinaan yang dimulai lebih awal, diharapkan Kota Tangerang dapat mengirimkan atlet-atlet terbaik yang siap bersaing dan menorehkan prestasi di tingkat provinsi.
Antusiasme serupa juga disampaikan oleh Pemerintah Kota Tangerang melalui Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Kaonang. Menurutnya, Peparkot 2025 bukan semata ajang adu ketangkasan dalam olahraga, melainkan juga simbol dari komitmen pemerintah daerah dalam menjunjung tinggi nilai-nilai inklusivitas dan kesetaraan.
“Ajang ini bukan sekadar kompetisi olahraga melainkan wadah penting untuk menjunjung kesetaraan bagi para atlet disabilitas di Kota Tangerang,” kata Kaonang.
Selain menjadi sarana kompetisi, Peparkot juga menjadi bagian dari upaya memetakan dan mengembangkan potensi para atlet sejak dini. Kota Tangerang melihat bahwa banyak atlet disabilitas memiliki semangat tinggi untuk terus berkembang. Dengan dukungan fasilitas dan pembinaan yang tepat, mereka diyakini bisa bersinar tidak hanya di tingkat kota, tetapi juga membawa nama Indonesia di ajang internasional.
“Banyak potensi yang bisa dikembangkan ke depannya karena semangat dan keinginan para atlet untuk terus berprestasi,” tambah Kaonang.
Kegiatan ini turut mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk para pelatih, penggiat olahraga disabilitas, hingga masyarakat luas yang mulai menunjukkan kesadaran terhadap pentingnya pemberdayaan kelompok disabilitas dalam bidang olahraga. Seluruh peserta Peparkot juga telah melalui proses seleksi yang melibatkan penjaringan sebelumnya di tingkat sekolah dan komunitas.
Bahkan sebelumnya, telah ada kegiatan penjaringan khusus yang melibatkan 147 pelajar di Kota Tangerang. Upaya ini merupakan bagian dari strategi NPCI dan Dispora Kota Tangerang dalam membentuk ekosistem pembinaan atlet disabilitas yang berkelanjutan.
Keberhasilan Peparkot dalam menjaring dan membina atlet disabilitas akan menjadi tolok ukur sejauh mana kesiapan Kota Tangerang dalam menghadirkan atlet kompetitif di ajang Peparprov Banten 2026. Tak hanya itu, pembinaan berkelanjutan juga diharapkan dapat membuka jalan bagi atlet-atlet disabilitas lokal untuk tampil di event nasional seperti Peparnas dan ASEAN Para Games.
Dalam konteks pembangunan daerah, keberadaan ajang seperti Peparkot juga menjadi simbol bahwa pembangunan manusia tak mengenal batas fisik. Pemerataan kesempatan dalam bidang olahraga menjadi bagian dari cita-cita besar Indonesia menuju masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.
Kota Tangerang pun berharap bahwa semangat ini dapat menular ke daerah-daerah lain di Banten dan Indonesia secara umum. Melalui kejuaraan ini, para atlet disabilitas diberi ruang untuk berkembang, meraih prestasi, dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkompetisi dan berkontribusi bagi bangsa.
Dengan demikian, Peparkot 2025 tak hanya menjadi ajang olahraga tahunan semata, tetapi juga tonggak penting dalam sejarah pembinaan atlet disabilitas di Kota Tangerang. Ke depan, ajang ini akan menjadi cermin keseriusan daerah dalam membina sumber daya manusia secara inklusif—bahwa setiap warga, tanpa terkecuali, memiliki hak yang sama untuk tumbuh, berkembang, dan berprestasi.