JAKARTA - Mengatur pola makan sehat tak cukup hanya dengan memperhatikan jumlah kalori harian. Salah satu hal yang kerap luput dari perhatian adalah proporsi asupan karbohidrat. Padahal, karbohidrat yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menimbulkan beragam risiko kesehatan yang tidak boleh disepelekan.
Karbohidrat memang nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi. Makanan pokok seperti nasi, roti, kentang, dan produk olahan lainnya merupakan sumber karbohidrat utama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dapat memicu sederet gangguan kesehatan, mulai dari kenaikan kolesterol hingga risiko diabetes.
Tubuh idealnya mengonsumsi antara 900 dan 1.300 kalori dari total 2.000 kalori harian dalam bentuk karbohidrat. Secara hitungan gram, jumlah ini berkisar antara 225 hingga 325 gram karbohidrat per hari. Melebihi angka tersebut dalam jangka panjang bisa berdampak negatif bagi tubuh.
Tak hanya sumber energi, karbohidrat sering dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan. Apalagi, makanan kaya karbohidrat seperti nasi putih, roti putih, keripik kentang, serta makanan manis termasuk dalam kategori karbohidrat olahan yang cepat meningkatkan kadar gula darah.
Dikutip dari Only My Health, konsumsi makanan jenis ini secara tidak terkendali akan memperbesar risiko berbagai penyakit kronis. Berikut lima bahaya kesehatan yang bisa terjadi akibat konsumsi karbohidrat berlebihan:
1. Kadar Kolesterol Naik
Mengonsumsi karbohidrat melebihi kebutuhan tubuh bisa menyebabkan lonjakan kadar kolesterol jahat, terutama trigliserida, dalam darah. Kelebihan asupan karbohidrat yang tidak digunakan untuk energi oleh tubuh akan disimpan sebagai lemak, termasuk trigliserida. Kadar trigliserida yang tinggi dikenal sebagai salah satu faktor utama risiko penyakit jantung. Inilah mengapa menjaga proporsi asupan karbohidrat menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung.
2. Metabolisme Tubuh Melambat
Kelebihan konsumsi karbohidrat juga dapat memperlambat metabolisme tubuh. Saat metabolisme melambat, kemampuan tubuh untuk membakar kalori ikut menurun, sehingga risiko penambahan berat badan menjadi lebih besar. Metabolisme yang rendah bukan hanya berdampak pada berat badan tetapi juga menurunkan energi dan produktivitas. Oleh sebab itu, penting untuk mengatur porsi karbohidrat agar metabolisme tubuh tetap optimal.
3. Lonjakan Kadar Gula Darah
Dampak lain yang kerap terjadi akibat konsumsi karbohidrat berlebihan adalah naiknya kadar gula darah. Tubuh merespons kadar gula darah tinggi dengan meningkatkan produksi insulin oleh pankreas. Peningkatan insulin ini, atau hiperinsulinemia, tak hanya meningkatkan berat badan tetapi juga menimbulkan rasa ketergantungan terhadap gula. Ketika kadar gula darah sering naik turun tajam, seseorang juga akan lebih mudah merasa lapar dan keinginan makan makanan manis semakin besar.
4. Risiko Diabetes Akibat Penurunan Produksi Insulin
Dalam jangka panjang, kebiasaan mengonsumsi karbohidrat tinggi bisa membuat pankreas kelelahan. Hal ini berdampak pada penurunan kemampuan pankreas dalam menghasilkan insulin. Akibatnya, tubuh menjadi lebih rentan terhadap diabetes, terutama diabetes tipe 2. Ketidakseimbangan kadar gula darah yang berlangsung terus-menerus juga dapat menyebabkan resistensi insulin, kondisi ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik sehingga kadar gula darah tetap tinggi.
5. Komplikasi pada Masa Kehamilan
Bagi ibu hamil, konsumsi karbohidrat dalam jumlah tinggi bisa menimbulkan komplikasi. Kelebihan kadar gula dalam tubuh ibu dapat melewati plasenta dan berpengaruh pada bayi. Kondisi ini bisa menyebabkan makrosomia janin, yaitu bayi lahir dengan berat badan berlebih. Bahkan, risiko diabetes tipe 1 pada bayi baru lahir juga meningkat. Tak hanya itu, ibu hamil yang mengonsumsi banyak karbohidrat juga berisiko mengalami kelelahan ekstrem, kenaikan berat badan berlebih, hingga diabetes gestasional (diabetes selama masa kehamilan).